Advanced Search
Hits
8336
Tanggal Dimuat: 2010/08/22
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana pandangan Ahlusunnah ihwal Bilal Habsyi?
Pertanyaan
Bagaimana pandangan Ahlusunnah ihwal Bilal Habsyi?
Jawaban Global

Apa yang dijelaskan dalam literatur-literatur Ahlusunnah ihwal sahabat besar Bilal Habasyi adalah bahwa ia adalah orang yang dibebaskan oleh Abu Bakar. Ia adalah seorang mukmin yang kukuh mempertahankan imannya (resistant) di hadapan pelbagai siksaan kaum kafir. Di samping itu, ia adalah muazzin (orang yang mengumandangkan azan) Rasululllah Saw dan tergolong sebagai veteran perang Islam dalam pelbagai pertempuran beserta Rasulullah Saw. Akan tetapi pasca wafatnya Rasulullah Saw ia meninggalkan kota Madinah dan pergi ke Syam dan di tempat itu ia wafat.

Jawaban Detil

Bilal putra Ribah dan Hamamah[1] berasal dari Habasyah dibawa ke semenanjung Arab sebagai tawanan. Ia adalah budak seorang pria bernama Umayyah bin Khalaf yang merupakan salah seorang pembesar Quraish.

Dengan kemunculan Islam, ia temasuk orang pertama yang menerima Islam dengan semangat dan kecendrungan tinggi.[2] Kendati juragannya Umayyah berupaya keras dengan pelbagai cara untuk memberangus Islam dan pengaruh tauhid pada dirinya. Bilal adalah tergolong sebagai muslim mustadh’afin[3] sehingga tatkala ia memeluk Islam, mereka menggunakan segala cara seperti menyiksa dengan maksud supaya ia meninggalkan Islam.     

Disebutkan bahwa orang-orang pertama yang menampakkan keislamananya adalah tujuh orang dan salah satu dari ketujuh orang tersebut adalah Bilal. Masing-masing dari ketujuh orang ini mendapatkan perlindungan dari seseorang berpengaruh atau suatu kaum sehingga terselamatkan dari penyiksaan atau setelah penyiksaan mendapatkan evaluasi dari orang-orang yang melindunginya, selain Bilal yang tidak memiliki siapa pun untuk melindunginya.[4] Umayyah dengan segala model penyiksaan berupaya agar Bilal meninggalkan Islam namun Bilal dengan berkukuh dengan imannya. Dikatakan bahwa Bilal dibeli oleh Abu Bakar dari tuannya dan mendapatkan kemerdekaan dimana nukilan ini juga disepakati oleh Syiah. Meski penulis Qâmus al-Rijâl meragukan hal ini. Ia mengutip dari kitab Naqdh ‘Utsmâsniyah karya Iskafi bahwa Bilal adalah budak yang dimerdekakan oleh Rasulullah Saw namun boleh jadi penyandaran ini dikarenakan Rasulullah Saw yang memberikan perintah supaya ia dibebaskan.[5]

Tatkala Madinah menjadi pusat penyebaran Islam, Bilal menjadi muazzin khusus Rasulullah Saw dan turut serta bersama Rasulullah Saw dalam pelbagai peperangan.[6]

Nukilan-nukilan sejarah menyebutkan resistensi dan iman yang kuat Bilal pada masa Rasulullah Saw. Pasca wafatnya Rasulullah Saw, Bilal meninggalkan Madinah dan hijrah ke Syam (Suriah). Sisi kehidupan Bilal yang menjadi pembahasan Sunni dan Syiah terkait dengan alasan mengapa ia meninggalkan Madinah?

Ulama Syiah memandang bahwa alasannya adalah lantaran Bilal tidak ingin mengumandangkan azan selain untuk Rasulullah Saw.[7] Hal itu disebabkan oleh:

1.     Beberapa riwayat dari para Imam Maksum As yang bersabda, “Bilal adalah seorang hamba shaleh. Ia berkata bahwa setelah Rasulullah kami tidak akan mengumandangkan azan dan pada saat inilah kalimat “Hayya ‘ala khair al-‘amal” ditinggalkan dari azan.”[8]

2.     Nukilan-nukilan sejarah Ahlsunnah juga dengan lugas menyatakan bahwa Bilal tidak mengumandangkan azan untuk para khalifah pasca Rasulullah Saw. Waqidi menukil: “Pasca wafatnya Rasulullah Saw hingga pada masa jenazah suci Rasulullah Saw belum lagi dikebumikan Bilal mengumandangkan azan. Tatkala ia berkata “Asyahadu anna Muhammadan Rasulullah” orang-orang di masjid menangis dengan suara keras; tatkala jenazah suci Rasulullah Saw dikebumikan, Abu Bakar berkata kepada Bilal: Kumandangkan azan. Bilal berkata, “Apabila engkau memerdekakanku supaya aku bersamamu maka engkau tahu sendiri (bagaimana sikapku). Dan apabila engkau memerdekakanku di jalan Allah maka biarkanlah aku tetap di jalan Allah.” Abu Bakar berkata, “Aku memerdekakanmu karena Allah.” Bilal berkata, “Aku tidak akan mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Saw.” Abu Bakar berkata, “Engkau bebas.” Bilal menetap beberapa lama di Madinah dan tatkala pasukan berangkat ke Syam (Suriah) ia pergi bersama mereka dan menetap di Syam (Suriah).[9] Askalani dalam al-Ishâbah menukil, Bilal pasca (wafatnya) Rasulullah Saw pergi ke Syam untuk berjihad.[10]

3.     Sebagai tandingan pandangan ini, dalam sebagian kitab Ahlusunnah dinukil sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa tatkala Rasulullah Saw wafat, Bilal datang ke Abu Bakar dan berkata, “Wahai Khalifa Rasulullah! Aku mendengar dari Rasulullah Saw bahwa sebaik-baik amalan seorang mukmin adalah berijihad di jalan Allah.” Abu Bakar bertanya, “Apa yang ingin engkau lakukan?” Bilal menjawab, “Aku ingin pergi jihad di jalan Allah dan mereguk cawan syahadah.” Abu Bakar berkata, “Demi Allah jangan pergi. Aku adalah seorang renta dan tidak berdaya. Kematian telah dekat padaku. Bilal menetap bersama Abu Bakar dan tatkala Abu Bakar wafat Bilal datang kepada Umar dan menyampaikan seperti apa yang disampaikannya kepada Abu Bakar.   Umar juga menjawab seperti jawaban yang disampaikan Abu Bakar kepada Bilal namun Bilal tidak menerima permintaannya.[11] Dalam sebuah riwayat lemah (dhaif) lainya juga disebutkan: Ketika Umar pergi Syam, Bilal yang berada di Syam mengumandangkan azan untuknya.[12] 

Namun riwayat pertama tidak berseberangan dengan riwayat yang dijadikan sebagai sandaran oleh Syiah dan tidak menegaskan bahwa Bilal mengumandangkan azan. Riwayat kedua di samping sanadnya lemah juga tidak menetapkan bahwa Bilal secara resmi adalah muazzin para khalifah (khalifah pertama dan kedua) paling tidak tatkala khalifah hadir di suatu tempat maka Bilal mengumandangkan azan.

Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa dari literatur-literatur sejarah Ahlusunnah dan Syiah menegaskan bahwa Bilal tidak menerima jabatan sebagai muazzin para khalifah. Para sejarawan memandang bahwa Bilal wafat pada masa khalifah kedua Umar dan itu terjadi kira-kira tahun 17 sampai 20 Hijriah.[13] [IQuest]



[1]. Al-Isti’âb, jil. 1, hal. 179.  

[2]. Dalam nukilan-nukilan sejarah Bilal adalah orang keempat yang diperkenalkan memeluk Islam pertama kalinya. Bihâr al-Anwâr, jil. 18, hal. 229.  

[3]. Bihâr al-Anwâr, jil. 17, hal. 41. Al-Thabâqât al-Kubrâ, jil. 3, hal. 175. Ansâb al-Asyrâf, jil. 1, hal. 156.  

[4]. Silahkan lihat, Al-Thabâqât al-Kubrâ, jil. 3, hal. 175. Ansâb al-Asyrâf, jil. 1, hal. 156.

[5]. Syahkshiyat-hâye Islâmi Syiah, jil. 1 & 2, Ayatullah Ja’far Subhani. Al-Isti’âb, jil. 1, hal. 182. Usdul Ghâbah, jil. 1, hal. 243.  

[6]. Al-I’lâm, jil. 2, hal. 73.  

[7]. Al-Ikhtisâsh, hal. 71.  

[8]. Man Lâ Yahdhur al-Faqih, jil. 1, hal. 283.  

[9]. Terjemahan Al-Thabâqât al-Kubrâ, jil. 3, hal. 202. Al-Thabâqât al-Kubrâ, jil. 2, hal. 178. Usdul Ghâbah, jil. 1, hal. 243. Al-Isti’ab, jil. 1, hal. 82.  

[10]. Ansâb al-Asyrâf, jil. 1, hal. 526.   Al-Ishabah, jil. 1, hal. 456.

[11]. Terjemahan Al-Thabâqât al-Kubrâ, jil. 3, hal. 202. Al-Thabâqât al-Kubrâ, jil. 2, hal. 178. Usdul Ghâbah, jil. 1, hal. 244.  

[12]. Usdul Ghâbah, jil. 1, hal. 244.   

[13]. Usdul Ghâbah, jil. 1, hal. 244. Ansâb al-Asyrâf, jil. 1, hal. 526. Dalâil al-Nubuwwah, jil. 1, hal. 348. Imtâ’ al-Ismâ’, jil. 6, hal. 350.   

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259741 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245550 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229460 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214227 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175554 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170935 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167330 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157403 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140254 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133494 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...