Advanced Search
Hits
27866
Tanggal Dimuat: 2012/02/16
Ringkasan Pertanyaan
Saya telah membunuh seekor merpati tanpa sengaja karena marah. Pertanyaan saya apa hukumnya membunuh merpati tanpa sengaja?
Pertanyaan
Saya telah membunuh seekor merpati tanpa sengaja karena marah, sekarang saya sangat menyesal dan merasa sangat bersalah. Pertanyaan saya apa hukumnya membunuh merpati tanpa sengaja? Apa yang harus saya lakukan untuk keluar dari rasa bersalah ini?
Jawaban Global

Islam telah melarang menyiksa, menganiaya dan membunuh binatang tanpa alasan (terutama binatang-binatang yang tidak menimbulkan gangguan), dan perbuatan ini termasuk di antara dosa-dosa yang sangat buruk.

Oleh karena itu disarankan untuk bertobat di haribaan Ilahi dan memohon ampunan-Nya. Akan tetapi mengenai apakah Anda mempunyai kewajiban kaffarah untuk perbuatan ini ataukah tidak, harus dikatakan bahwa, kendati dalam masalah ini tidak ada kewajiban kafarah bagi Anda, akan tetapi sebaiknya Anda bersedekah sebagai penebus tindakan Anda membunuh merpati ini.

Jawaban Detil

Dalam Islam telah terdapat larangan menyiksa, menganiaya dan membunuh binatang tanpa alasan (terutama terhadap binatang-bintang yang tidak mengganggu). Bahkan dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq As dikatakan bahwa perbuatan ini termasuk dari dosa-dosa yang terburuk.[1]

Ayatullah Mahdi Hadawi Tehrani (Semoga Allah Swt Melanggengkan Keberkahannya) dalam menjawab pertanyaan yang serupa berkata:

“Tidak dibolehkan menyiksa binatang-binatang yang tidak berbahaya bagi manusia, bahkan sekalipun pada binatang-binatang yang mengganggu dan membahayakan. Meski dibolehkan membunuh (binatang-binatang yang menggangu dan membahayakan), namun menyiksa binatang-binatang ini tetap mengandung unsur keharaman.”[2]

Bagaimanapun, penyesalan atas perbuatan ini merupakan indikasi dari kebersihan hati Anda. Tentunya Anda harus bertobat dan memohon ampunan-Nya. Akan tetapi mengenai apakah terdapat kafarah untuk perbuatan seperti ini ataukah tidak? Kami akan mengajak Anda untuk memperhatikan hadis yang berkaitan dengan masalah ini:

Seorang lelaki bernama Aba Hamzah telah menyembelih merpati-merpati milik cucunya karena kemarahan, namun tampaknya setelah itu ia menyesali tindakan yang telah dilakukannya, saat melakukan perjalanan ke Mekah ia menceritakan detil dari kejadian ini kepada Imam Baqir As. Imam Baqir As bersabda, “Wahai Aba Hamzah, engkau telah melakukan sebuah perbuatan yang buruk, engkau tidak mengetahui bahwa saat penghuni bumi mempermainkan anak-anak kita, kepakan sayap merpati akan menghilangkan bahaya dari mereka, dan (demikian juga) pada akhir malam, merpati-merpati akan menyadarkan (kita) dari salat malam. Bersedekahlah untuk masing-masing mereka dengan satu Dinar emas, karena engkau telah membunuhnya atas dasar kemarahan.”[3]

Tentunya, para ulama, termasuk mendiang Allamah Majlisi dan Syaikh Hurr ‘Amili, memaknakan perintah untuk membayar sedekah yang terdapat dalam hadis ini sebagai sebuah anjuran (mustahab).[4] Oleh karena itu, kendati dalam masalah ini tidak terdapat kewajiban membayar kafarah, akan tetapi sebaiknya Anda memberikan sejumlah sedekah sebagai penebus perbuatan Anda membunuh merpati.

Terakhir, kami akan mengarahkan perhatian Anda pada dua pertanyaan lain yang berkaitan dengan tema ini:

Pertanyaan:

Apakah membunuh binatang peliharaan seperti kucing, yang dilakukan dengan sangat kejam dengan memenjarakannya di dalam ruangan dan membuatnya terbunuh karena pukulan-pukulan yang keras, atau memisahkan kepala burung seperti merpati dan ayam hutan rumahan dikarenakan kemarahan, dapat menyebabkan sedekah atau seperti diyat misalnya, ataukah tidak?

Jawab:

Tidak ada diyat (dalam hal ini), namun menyiksa binatang seperti ini adalah merupakan tindakan zalim dan balasannya adalah azab ukhrawi.[5]

Pertanyaan:

Bagaimana dosa-dosa, termasuk di antaranya menyiksa dan atau membunuh binatang-binatang dapat ditebus? Apakah hal tersebut bisa dimaafkan dengan bertobat ataukah tidak?

Jawab:

Jika seseorang bertobat atas dosa-dosa yang dilakukannya, maka ia pasti akan dimaafkan, akan tetapi jika ia menghilangkan atau memanfaatkan kekayaan selain miliknya (misalnya membunuh binatang piaraan orang lain), maka ia harus meminta keridhaan dari pemilik kekayaan dan memperhatikan hak-haknya atau meminta kehalalan darinya. Allâhu ‘Alim.[6] [iQuest]



[1]. Syaikh Hurr ‘Amili, Wasâil al-Syiah, jil. 2, hal. 5, Hadis 15494, Muasasah Ali al-Bait, Qom, 1409 H.

[2]. Diadaptasi dari jawaban 6826 (Site 7146).

[3]. Syaikh Hurr ‘Amili, Wasâil al-Syiah, jil. 11, hal. 521, Hadis 15431, Muasasah Âli al-Bait, Qom, 1409 H.

[4]. Ibid. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 62, hal. 15. Muasasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.

[5]., Sayyid Muhammad Ridha Musawi Gulpaigani, Majma’ al-Masâil,  jil. 3, hal. 278, Darul Quran al-Karim, Qom, Iran, Cetakan Kedua, 1409 H.

[6]. Jawad Tabrizi, Istiftâ-at-e Jadîd, jil. 2, hal. 227, Qom, Iran, Cetakan Pertama, H.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259828 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245597 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229502 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175597 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170978 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167396 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133538 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...