Advanced Search
Hits
8887
Tanggal Dimuat: 2011/09/15
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa kita harus mengerjakan salat?
Pertanyaan
Apabila Tuhan itu tidak membutuhkan lantas mengapa kita harus mengerjakan salat? Mengapa kita harus diazab lantaran kita tidak mengerjakan salat sementara kita tahu Tuhan tidak membutuhkan salat kita?
Jawaban Global

Allah Swt adalah Zat yang tidak membutuhkan secara absolut dan sama sekali tidak memiliki kekurangan, kelemahan dan kebutuhan pada entitas-Nya. Sebaliknya seluruh ciptaan dan makhluk membutuhkan Allah Swt. Dari sisi lain, Allah Swt adalah Mahapengasih dan Mahapemurah kepada seluruh hamba-Nya. Dia mencintai seluruh hamba-Nya. Dia menciptakan semesta dan segala karunia berikut pelbagai keindahannya bagi para hamba-Nya. Berdasarkan hal ini, seluruh perbuatan-Nya berpijak di atas hikmah. Di antara perbuatan-Nya adalah titah pengerjaan salat atau perbuatan-perbuatan lainnya yang berasaskan ada hikmah, kemaslahatan dan keuntungan bagi para hamba yang mengerjakan amalan-amalan dan perbuatan-perbuatan ini. Hikmah-hikmah seperti sampainya manusia kepada kesempurnaan, terjauhkannya manusia dari segala jenis keburukan dan kenistaan, mendekatnya manusia kepada Allah Swt dan lain sebagainya. [1]

Demikian juga, Allah Swt melarang manusia mengerjakan sebuah perbuatan dan mengingatkan para hamba-Nya supaya menjauhi perbuatan yang dilarang-Nya. Hal itu semata-mata karena kerugian dan keburukan yang terkandung di dalam perbuatan tersebut bagi para hamba. Dan boleh jadi tiada seorang pun yang mengetahui pelbagai kerugian dan keburukan dari sebuah perbuatan selain Allah Swt.

Di samping itu, seluruh azab dan hukuman yang dijanjikan pada hakikatnya merupakan konsekuensi dan hasil dari perbuatan haram itu sendiri atau karena meninggalkan perbuatan wajib yang dengan mengerjakan perbuatan haram atau meninggalkan perbuatan wajib akan dialami oleh manusia; sebagaimana seorang dokter yang melarang kita memakan makanan beracun dan berbahaya; karena memakan makanan seperti ini akan mengakibatkan pengaruh buruk pada badan manusia.

Alangkah indahnya al-Qur’an menarasikan hukuman-hukuman akhirat dan sebab-sebab universal pelbagai azab dengan satu pesan singkat dan padat, (Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. [2]

Karena itu, hakikat dan fakta azab Ilahi adalah buah dari perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia sendiri. Dan supaya manusia mengetahui konsekuensi-konsekuensi segala perbuatannya dan supaya terdapat penekanan lebih terhadap tujuan-tujuan ini, maka Allah Swt mengungkapkan masalah-masalah seperti ini dalam untaian firman-Nya dalam al-Qur’an; karena boleh jadi orang-orang yang tidak terlalu menaruh harapan terhadap ganjaran (tsawâb) Ilahi setidaknya akan merasa takut dari azab kemudian memilih jalan yang mengandung kemaslahatan atau tidak mengerjakan perbuatan buruk.

Anggaplah hal ini laksana obat mujarab dan menyembuhkan bagi seorang pasien namun pasien tersebut menolak meminum obat tersebut. Meski pasien ini meminum obat tersebut atas permohonan ayahnya dan demi menghormati ayahnya kemudian merasakan pengaruh positif obat tersebut. Demikian juga apabila ia terpaksa meminum obat itu dengan harapan memperoleh hadiah dari ayahnya atau tidak mendapatkan hukuman darinya.

Karena itu, tujuan Allah Swt dari amalan-amalan ritual yang dikerjakan atau ditinggalkan manusia adalah demi kebaikan terhadap para hamba-Nya, bukan supaya Tuhan memperoleh keuntungan dari perbuatan-perbuatan para hamba-Nya. Karena secara umum kita ketahui bahwa Dia adalah Zat yang Mahakaya dan tidak membutuhkan kepada siapa dan apa pun.

Dari sisi lain, Allah Swt menganugerahkan segala karunia yang tak terhitung kepada manusia sehingga akal sehat menghukumi supaya kita berterima kasih dan menyampaikan ucapan puji syukur kepada yang memberikan segala karunia tersebut. Kalau kita ingin mencari obyek apresiasi dan kesyukuran itu maka salatlah merupakan salah satu bentuk manifestasi kesyukuran dan apresiasi kita kepada Allah Swt. Sedemikian sehingga orang yang meninggalkan salat maka sejatinya ia tengah membangkang satu tugas besar nuraninya dan dari sudut pandang akal ia adalah orang yang bersalah dan termasuk seorang pendosa sehingga layak untuk mendapatkan hukuman.

Apakah apabila seseorang yang mengajak Anda kepada sebuah perjamuan dan menjamu Anda, apakah ia memerlukan ucapan terima kasih dari Anda? Atau ucapan terima kasih merupakan tugas moral dan nurani Anda yang harus disampaikan kepadanya? Dan apabila orang lain mengetahui bahwa Anda tidak tahu berterima kasih atas perjamuan pemilik rumah apakah Anda akan tetap memiliki nilai dan martabat di hadapannya? Apakah kehinaan dan kerendahan di hadapan orang lain bukan merupakan azab yang terbesar bagi Anda? [IQuest]



[1] . Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat, Pertanyaan 7118 (Site: 7212), Indeks: Ibadah untuk Manusia atau Tuhan?  

[2] .  (Qs. Ali Imran [3]:182)

ذلِکَ بِما قَدَّمَتْ أَیْدیکُمْ وَ أَنَّ اللَّهَ لَیْسَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبیدِ.

 

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259827 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245597 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229502 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175597 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170978 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167395 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133537 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...