Advanced Search
Hits
37906
Tanggal Dimuat: 2009/12/20
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana kita dapat menetapkan bahwa al-Qur'an itu adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Swt?
Pertanyaan
Bagaimana kita dapat menetapkan bahwa al-Qur'an itu adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Swt?
Jawaban Global
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil
Jawaban Detil

Dalam menetapkan pewahyuan al-Qur'an dari sisi Allah Swt dapat digambarkan dengan beberapa metode dan pola yang akan dijelaskan secara global sebagai berikut:

Metode Pertama: Dalam metode ini, sabda-sabda para Maksum dapat digunakan; artinya kita menukil riwayat-riwayat definitif dari Rasulullah Saw sendiri. Atau riwayat salah seorang Maksum As yang bersabda: Al-Qur'an adalah wahyu yang berasal dari sisi Allah Swt. Dengan memperhatikan mukjizat yang dimiliki para Imam Maksum dan mukjizat lain Rasulullah Saw yang menetapkan derajat Ilahianya al-Qur'an serta dengan memperhatikan kemaksumannya dari segala kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja (baik dalam perbuatan dan ucapan) – yang  merupakan dalil-dalil kuat dan pada kesempatan lain akan dibahas – maka sabda mereka terkait dengan al-Qur'an adalah sabda yang dapat diterima dan dapat dibuktikan. Akan tetapi metode ini adalah metode asasi dan dasar yang tidak dapat kita pahami dengan mudah. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan karena pertama Nabi Saw memperkenalkan al-Qur'an sebagai mukjizatnya untuk menetapkan kenabiannya. Kedua, tidak satu pun dari mukjizat lain Nabi Saw atau para Maksum As yang tertinggal dewasa kecuali al-Qur'an, meski telah ditetapkan melalui dalil-dalil kuat dan tawatur qath'i dan tidak dapat diragukan. Di samping itu, penalaran referensial semacam ini tidak sejalan dengan apa yang menjadi obyek pembahasan di sini dan kriteria utama teologisnya pembahasan. Lantaran kriteria masalah teologis adalah rasionalitasnya. Karena itu, untuk menggunakan metode ini dalam menetapkan bahwa al-Qur'an itu adalah wahyu maka hal itu harus dilakukan dengan teliti dan semaksimal mungkin sehingga persoalan dalam metode ini dapat dipecahkan.

Metode Kedua: Metode yang digunakan pada metode ini dalam membuktikan bahwa al-Qur'an itu adalah wahyu dapat ditetapkan melalui al-Qur'an sendiri. Allah Swt berulang kali memperkenalkan dan berfirman dalam al-Qur'an: "Inna Nahnu nazzalnâ al-dzikra wa inna lahu lahafizhun,"[1] dan "Anzala al-Furqan"[2] dan "Nazzala al-Kitab"[3] dan "Walau anzalna hadza al-Qur'an".[4] Kalau kita menyimak ayat-ayat ini maka kita jumpai penegasan bahwa al-Qur'an itu adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Swt. Nampak jelas bahwa dalil dan penalaran yang digunakan pada metode ini merupakan satu dalil dan penalaran daur (circular reasoning). Karena revelasionalnya al-Qur'an dan hujjiyahnya belum lagi ditetapkan, sehingga kita dapat bersandar padanya dan menjadikannya sebagai premis dalam proposisi kita.

Namun dengan meninjau secara akurat dan teliti kita dapat menetapkan keberwahyuan al-Qur'an dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an itu sendiri. Harus diperhatikan bahwa ayat-ayat tahaddi (tantangan)[5] seperti, "Dan jika kamu (tetap) meragukan Al-Qur'an yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah (paling tidak) satu surah saja yang semisal dengan Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah (untuk melakukan hal itu), jika kamu orang-orang yang benar." (Qs. Al-Baqarah [2]:23) atau pada ayat lainnya: "Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Qs. Al-Nisa [4]:82) menandaskan bahwa al-Qur'an itu diwahyukan dan diturunkan dari sisi Allah Swt dan menjadi sandaran pasti perkara ini. Akan tetapi karena ayat-ayat semacam ini sejatinya berkenaan dengan kemukjizatan al-Qur'an maka ia tidak dapat dipandang sebagai dalil referensial (naqli) dan Qur'ani, melainkan sebuah dalil rasional dan eksternal yang digunakan juga oleh al-Qur'an. Sejatinya metode ketiga yang bertahan di hadapan para cendekiawan dan pemikir dan merupakan sebuah bentuk penalaran sempurna akal untuk memandu para pencari kebenaran.

Metode ketiga: Metode ini menetapkan perkara ini melalui penetapan kemukjizatan al-Qur'an. Dalam metode ini metode-metode yang paling sedernana dikaji pelbagai tipologi yang terdapat pada al-Qur'an sendiri dan menyingkap tentang corak Ilahianya al-Qur'an.[6]

 

Referensi untuk telaah lebih jauh:

Mahdi Hadawi Tehrani, Mabani Kalami Ijtihad, Muassasah Farhangg-e Khane Kherad, Qum, cetakan pertama, 1377 S.



[1]. "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Dzikra, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Qs. Al-Hijr [15]:9)  Para mufassir menafsirkan al-Dzikra di sini sebagai "al-Qur'an."

[2]. "Dia menurunkan al-Furqan." (Qs. Ali Imran [3]:4) 

[3]. "Allah telah menurunkan al-Kitab." (Qs. Al-Baqarah [2]:176) Yang dimaksud dengan kitab di sini adalah kitab suci samawi Islam, yaitu al-Qur'an karena sebelumnya Taurat dan Injil telah diturunkan.  

[4]. "Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an." (Qs. Al-Hasyr [59]:21) 

[5]. Ayat-ayat tahaddi (tantangan) adalah ayat-ayat yang berisikan tantangan Tuhan kepada orang-orang yang mangkir.  

[6].Mahdi Hadawi Tehrani, Mabani Kalami Ijtihad, hal. 46-47. Silahkan lihat Indeks: Kemukjizatan al-Qur'an, pertanyaan 70 (Site:311)

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259840 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245606 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167406 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140317 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...