Advanced Search
Hits
18484
Tanggal Dimuat: 2012/01/16
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Jibril hanya turun tatkala menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Saw atau ia senantiasa bersama Rasulullah Saw?
Pertanyaan
Apakah Jibril hanya turun tatkala menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Saw atau ia senantiasa bersama Rasulullah Saw? Apabila ia senantiasa bersama Rasulullah Saw maka Rasulullah Saw adalah seorang malaikat yang berbentuk manusia dan hal ini berseberangan dengan al-Qur’an yang menyatakan, “Ana basyarun mitslukum?” Apabila Jibril hanya bersama Rasulullah tatkala turun menyampaikan wahyu, maka sunnah-sunnah Rasulullah Saw seperti memelihara janggut dan sunnah-sunnah lainnya kurang begitu kuat dalilnya dan harus direvisi.
Jawaban Global

Jibril hanya mendatangi dan mengunjungi Rasulullah tatkala ia turun menyampaikan wahyu; karena dalam banyak hal kita jumpai dalam riwayat misalnya Rasulullah Saw tengah sibuk melakukan sebuah pekerjaan kemudian Jibril turun mendatanginya. Hal ini dapat dijadikan sebagai dalil bahwa Jibril tidak senantiasa bersama Rasulullah Saw pada setiap keadaan, sekiranya Jibril senantiasa bersama Rasulullah Saw maka makna nuzûl (turun) tidak akan berguna; karena nuzûl (turun) bermakna turunnya seseorang dari tingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah dan apabila Jibril senantiasa bersama Rasulullah Saw maka tentu saja nuzûl ini tidak akan memiliki makna.

Jibril bersama atau tidak bersama Rasulullah Saw tidak berpengaruh pada unsur kemanusiaan Rasulullah Saw. Bukankah Jibril adalah pembawa wahyu bagi Rasulullah Saw? Lantas keniscayaan dan kemestian apa yang terdapat pada penyertaan Jibril dan (karena penyertaan Jibril maka) Rasulullah Saw dipandang sebagai malaikat?

Jawaban Detil

Pertanyaan Anda terdiri dari beberapa pembahasan yang akan kami jawab secara berurutan sebagaimana berikut ini:

1.    Jibril hanya mendatangi dan mengunjungi Rasulullah tatkala ia turun menyampaikan wahyu; karena dalam banyak hal kita jumpai dalam riwayat misalnya Rasulullah Saw tengah sibuk melakukan sebuah pekerjaan kemudian Jibril turun kepadanya.[1] Hal ini dapat dijadikan sebagai dalil bahwa Jibril tidak senantiasa bersama Rasulullah Saw pada setiap keadaan, sekiranya Jibril senantiasa bersama Rasulullah Saw maka makna nuzûl (turun) tidak akan berguna; karena nuzûl (turun) bermakna dari turun tingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah dan apabila Jibril senantiasa bersama Rasulullah Saw maka tentu saja nuzûl ini tidak akan memiliki makna. Sebaliknya harus dikatakan misalnya bahwa Jibril menyertai Rasulullah Saw tatkala ia menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Saw; misalnya pada ayat 19 surah Maryam (19), ayat-ayat pada surah al-Dhuha yang disebutkan pada kitab-kitab tafsir, dan kondisi pewahyuan (sya’n al-nuzul) ayat berkaitan dengan terlambatnya turun wahyu dan diriwayatkan bahwa wahyu tidak turun di antara dua puluh lima atau empat puluh lima hari.[2]

2.    Jawaban bagian kedua pertanyaan Anda: Tidak dapat diragukan bahwa sesuai dengan ajaran-ajaran agama, Allah Swt telah mengangkat seorang malaikat untuk mengajarkan akhlak-akhlak mulia kepada Rasulullah Saw.[3] Namun apakah ketika Rasulullah Saw disertai dan ditemani oleh seorang malaikat dapat dijadikan sebagai dalil bahwa Rasululah Saw itu adalah seorang malaikat? Anda katakan bahwa apabila Jibril senantiasa menyertai Rasulullah Saw karena itu Rasulullah Saw bukanlah seorang manusia. Bukankah Jibril itu adalah seorang pembawa wahyu dan perantara dalam menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Saw? Tidak jelas keniscayaan dan kemestian apa yang terdapat antara penyertaan Jibril dan kemalaikatan Rasulullah Saw (bahwa Rasulullah Saw itu adalah seorang malaikat)? Artinya tidak dapat dipahami bagaimana penyertaan Jibril pada setiap kondisi bersama Rasulullah Saw dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw itu adalah seorang malaikat. Memangnya penyertaan seseorang pada setiap kondisi meniscayakan kesatuan jenis dan status seseorang? Apabila sebuah cincin yang melekat senantiasa di jari dan senantiasa menemani kita maka hal itu meniscayakan bahwa kita ini adalah sebuah cincin? Allah Swt senantiasa bersama dan menyertai kita; apakah dapat disimpulkan bahwa kita ini adalah Tuhan atau Tuhan seperti kita? Atau para malaikat yang senantiasa bersama dan menyertai manusia, mencatat dan merekam seluruh perbuatan manusia, apakah hal itu meniscayakan bahwa manusia itu adalah malaikat? Model argumentasi seperti ini tidak memiliki landasan dan pijakan rasional. Dan bahkan sekiranya Rasulullah Saw senantiasa bersama dan disertai oleh Jibril maka hal itu tidak akan menciderai status kemanusiaan Rasulullah Saw dan tidak bertentangan dengan ayat al-Qur’an.[4]

3.    Masalah lainnya adalah bahwa sebab mengapa Jibril turun mendatangi Rasulullah Saw dan tidak mendatangi orang lain adalah karena kemaksuman yang dimiliki Rasulullah Saw. Artinya bukan karena turunnya Jibril yang menyebabkan kemaksuman nabi. Sepanjang seorang maksum dari dosa dan kesalahan, kemudian ia layak meraih makam kenabian dan wahyu diturunkan kepadanya. Ketika demikian adanya, kehadiran atau ketidakhadiran Jibril tidak ada sangkut pautnya dengan kemaksuman Nabi Saw; karena Jibril adalah malaikat kepercayaan Tuhan dan ia juga merupakan pembawa wahyu.

Jibril hanya memiliki peran pembawa wahyu. Peran pembawa wahyu ini  tidak berpengaruh pada kemaksuman nabi juga tidak menyebabkan munculnya kewajiban taat kepada Rasulullah Saw semata-mata karena turunnya Jibril kepadanya. Karena itu, sunnah-sunnah kenabian tidak dapat diutak-atik dan diganti. Karena bersumber dari perilaku Rasulullah Saw yang senantiasa terjaga dari segala jenis kesalahan dan menduduki puncak tertinggi kesempurnaan insaniah sedemikian sehingga Allah Swt menanugerahkan derajat qurb (kedekatan) kepadanya yang berjarak kurang dari dua busur anak panah. [iQuest]

 

 



[1]. Kulaini, al-Kâfi, jil. 6, hal. 52, Cetakan Keempat, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S; Ibid, jil. 5, hal. 304; Allamah Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 17, hal. 378, Bab 52, al-Yaqin wa al-Shabr ‘ala al-Syadâid, Muassasah al-Wafa, Beirut.

[2]. Sayidah Nusrat Amin Banu Isfahani, Makhzan al-‘Irfân dar Tafsir al-Qur’ân, jil. 15, hal. 169, Nehdhat Zanan Musalman, Teheran, 1361 S; Mulla Fathullah Kasyani, Tafsir Minhâj al-Shâdiqin fi Ilzâm al-Mukhâlifin, jil. 10, hal. 269, Kitab Furusy Muhammad Hasan ‘Ilmi, Teheran, 1366 S; Husain bin Ahmad, Husaini Syah Abdul ‘Azhimi, Tafsir Itsnâ ‘Asyar, jil. 14, hal. 249, Intisyarat Miqat, Teheran, Cetakan Pertama, 1363 S; Ahmad bin Abi Sa’d, Kasyf al-Asrâr wa Iddat al-Abrâr, jil. 6, hal. 140, Intisyarat-e Amir Kabir, Teheran, Cetakan Kelima, 1371 S.

[3]. Nahj al-Balâghah, Khutbah 192, Intisyarat Dar al-Hijrah, Qum: Imam Ali As bersabda: Semenjak waktu penyapihannya, Allah telah menempatkan seorang malaikat yang kuat bersama beliau untuk membawa beliau sepanjang jalan akhlak yang luhur dan perilaku yang baik, siang dan malam.”

[4]. Tentang Peran Malaikat dan Jibril dalam memberikan emanasi ilmu, silahkan lihat Jawaban No. 1853 (Site: 1922, Kedudukan Eksistensial Para Malaikat).

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259830 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245598 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229503 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214290 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175599 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170980 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167398 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157458 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140309 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133538 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...