Advanced Search
Hits
8921
Tanggal Dimuat: 2014/05/08
Ringkasan Pertanyaan
Apakah yang disebutkan dalam buku Haqqul Yaqin yang menyebutkan bahwa Imam Mahdi Ajf akan keluar dalam keadaan telanjang itu ada benarnya?
Pertanyaan
Apakah hadis ini dari sisi sanad dan matannya benar bahwa Imam Mahdi akan keluar dalam keadaan telanjang dimana Imam Ridha As bersabda, “Di antara tanda-tanda keluarnya Imam Mahdi adalah ia tampak telanjang di poros matahari.” (Haquul Yaqin hal 347).
Jawaban Global
Berdasarkan sejumlah riwayat, salah satu tanda kemunculan Imam Zaman Ajf adalah munculnya seruan-seruan dari langit. Salah satu seruan ini adalah seruan yang disertai dengan tampaknya sebuah gambar di poros matahari. Riwayat yang menyebutkan hal ini adalah riwayat yang terkadang salah diterjemahkan.
Terjemahan yang tepat adalah “Dan pada seruan ketiga orang-orang melihat sosok dengan jasmani yang kuat dan perkasa dimana keperkasaannya nampak dan terlihat di poros matahari yang berseru, “Inilah Amirul Mukminin yang kembali supaya melenyapkan orang-orang zalim.”
 
Jawaban Detil
Banyak tanda yang disebutkan dalam hadis-hadis para maksum As terkait dengan kemunculan Imam Mahdi Ajf. Tanda-tanda ini bermunculan dalam masa yang cukup lama secara perlahan satu-demi satu. [1]  
Sepanjang ini sebagian dari tanda akan semakin dekatnya kemunculan Imam Zaman Ajf telah terlihat dan sebagian lainnya boleh jadi setelah masa-masa kemunculannya.
Sesuai dengan beberapa riwayat, salah satu tanda yang terjadi mendekati dan terus berlanjut pada masa kemunculan Imam Mahdi Ajf adalah seruan langit[2] dimana pada pelbagai peristiwa kemunculan Imam Mahdi Ajf akan terdengar seruan-seruan beragam.
Salah satu seruan ini disertai dengan munculnya sebuah gambar di poros matahari. Riwayat yang menyebutkan masalah ini adalah sebuah riwayat yang terjemahannya tidak tepat dan harus dikaji serta dikoreksi.
Riwayat itu menyebutkan bahwa Imam Ridha As bersabda, “Dan pada seruan ketiga orang-orang melihat sosok dengan jasmani yang kuat dan perkasa dimana keperkasaannya nampak dan terlihat di poros matahari yang berseru, “Inilah Amirul Mukminin yang kembali supaya melenyapkan orang-orang zalim.”[3]
Apabila kita mengamati teks Arab hadis ini maka apa yang harus dicermati adalah terjemahannya. Redaksi “badanan bârizan” yang diterjemahkan “badan telanjang.” Supaya maknanya ini dapat dipahami secara tepat dan akurat, kita harus menjelaskan terlebih dahulu makna leksikal “badan” dan “bâriz.”
Badan bermakna tubuh dan jasmani. Disebutnya jasmani sebagai badan karena besarnya bodinya. Namun disebut sebagai jasad karena faktor warna badan seperti ketika disebutkan, “Tsaubun mujassadun wa imraatun badinun wa badin” artinya pakaian yang telah diwarnai dan wanita kuat  lagi perkasa. Unta yang dipotong sebagai hewan kurban dikarenakan fisiknya kuat dan perkasa juga disebut badanah.[4] Demikian juga badan bermakna kuat dan perkasa.”[5]
Bâriz akar katanya dari ba-ra-za yang bermakna yang ditampakkan, yang diperlihatkan dan dipertontonkan.[6] Namun dengan memperhatikan nampak dan terlihat bukanlah sebagai lawan kata (antonim) secara mutlak kata butun dan segala yang tersembunyi di batin. Bâraza juga bermakna nampak dan terlihatnnya segala sesuatu dari seluruh dimensi, melainkan nampak dan terlihatnya sesuatu dengan sifat menonjol dan jarang ada samanya.[7] Apabila kita memperhatikan al-Quran dan ucapan para ahli tafsir kita akan memahami persoalan ini dengan baik. Misalnya ayat berikut ini:
«یَوْمَ هُمْ بارِزُونَ لا یَخْفى‏ عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَیْ‏ءٌ»
“(yaitu) hari (ketika) mereka nampak dan keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lantas datang seruan), “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” (Qs. Al-Mukmin [40]:16)[8]
Di dunia ini manusia berupaya untuk menutupi sisi-sisi negatif dan tindakan pelanggarannya atas hak-hak orang lain bahkan berusaha untuk menipu dirinya sendiri serta memberikan pembenaran dan justifikasi pada nuraninya sehingga dapat kabur dari cengkeraman keadilan. Namun seluruh keyakinan, ucapan dan perbuatan manusia pada hari itu akan tampak dan terlihat sedemikian sehingga tiada satu pun yang dapat menyembunyikannya.[9]
«وَ تَرَى الْأَرْضَ بارِزَةً وَ حَشَرْناهُمْ»
“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami menjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar, serta Kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (Qs. al-Kahf [18]:47)
Hari yang memiliki ciri khas tersendiri dimana ketika itu gunung-gunung bergerak dari tempatnya sendiri, bumi rata, tidak ada lagi tempat tinggi dan rendah. Pada hari itu tiada seorang pun memiliki kemampuan untuk mengelolah dan turut campur dalam urusan bumi.[10]
Karena itu, dengan memperhatikan makna leksikal dua kata “badan” dan “bâriz” yang telah disebutkan di atas; terjemahan yang tepat untuk frase “badanan barizan” adalah orang-orang melihat sosok dengan jasmani yang kuat dan perkasa dimana keperkasaannya nampak dan terlihat di poros matahari yang berseru, “Inilah Amirul Mukminin yang kembali untuk melenyapkan orang-orang zalim.”
Untuk diketahui bahwa pada riwayat lainnya, kata “bariz” tidak disebutkan. Misalnnya pada riwayat ini, “Seruan (seseorang) kuat yang terlihat pada pancaran pertama sinar matahari berkata, “Sesungguhnya Allah Swt mengutus fulan maka dengarkanlah (perintahnya) dan patuhilah titahnya. Kemudian datanglah masa kelapangan bagi masyarakat dan orang-orang berharap duhai sekiranya mereka hidup dan Allah Swt menyembuhkan dada-dada orang-orang beriman.”[11]
Berdasarkan hal yang disebutkan di atas, terjemahan riwayat yang diajukan pada pertanyaan sebagai “badan telanjang” bukanlah terjemahan tepat dan akurat. [iQuest
 

[1]. Silahkan lihat, Tanda-tanda Kemunculan Imam Madhi Ajf, Pertanyaan 49; Peristiwa Suara dari Langit bagi Kemunculan Imam Mahdi Ajf, Pertanyaan 28681.
[2]. Silahkan lihat, Kemunculan Imam Mahdi Ajf dan Seruan dari Langit, Pertanyaan 29331.  
[3]. Syaikh Thusi, Kitâb al-Ghaibah, Riset dan edit oleh Ibadullah Tehrani dan Ali Ahmad Nasih, hal. 440, Dar al-Ma’arif al-Islamiyah, Qum, Cetakan Pertama, 1411 H; Sa’id ibnu Abdillah Quthb al-Din Rawandi, al-Kharâij wa al-Jarâih, jil. 3, hal. 1169, Muassasah Imam Mahdi Ajf, Qum, Cetakan Pertama, 1409 H; Syaikh Hurr al-Amili, Itsbât al-Hudâ bi al-Nushush wa al-Mu’jizat, jil. 5, hal. 355, A’lami, Beirut, Cetakan Pertama, 1425 H.
«... وَ الصَّوْتُ الثَّالِثُ یَرَوْنَ بَدَناً بَارِزاً نَحْوَ عَیْنِ الشَّمْسِ هَذَا أَمِیرُ الْمُؤْمِنِینَ قَدْ کَرَّ فِی هَلَاکِ الظَّالِمِین»
 
[4]. Husain bin Muhammad Raghib Isfahani, Mufradat Alfâz al-Qur’ân, hal. 112, Dar al-Qalam, Beirut, Cetakan Pertama.
[5]. Muhammad bin Mukarram Ibnu Manzhur, Lisân al-‘Arab, jil. 13, hal. 48, Dar Shadir, Beirut, Cetakan Ketiga; Fuad Afram Bastani dan Mahyar Ridha, Farhanggi Abjadi Arabi-Fârsi, hal. 179, Intisyarat Islami, Tehran, Cetakan Kedua, 1375 S.  
[6]. Ahmad Ibnu Faris, Mu’jam Maqâyis al-Lugha, Riset dan edit oleh Abdusalam Harun, jil. 1, hal. 218, Maktabah al-A’lam al-Islami, Qum, Cetakan Pertama, 1404 H; Fakhruddin Thuraihi, Majma’ al-Bahrain, Riset oleh Ahmad Husaini Isykawari, jil. 4, hal. 7-8, Kitabpurusyi Murtadhawi,  Tehran, Cetakan Ketiga, 1375 S; Lughat Name Dekhada, klausul ba-ra-za.
[7]. Husain Mustafawi, al-Tahqiq fi Kalimât al-Qur’ân al-Karim, jil. 1, hal. 251, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Markaz Nasyr Atsar Alllamah Mustafawi, Beirut, Kairo, London, Cetakan Ketiga.  
[8]. al-Tahqiq fi Kalimât al-Qur’ân al-Karim, jil. 1, hal. 251; Hasan Mustafawi, Tafsir Rausyan, jil. 12, hal. 244, Markaz Nasyr Kitab,  Tehran, Cetakan Pertama, 1380 S.
[9]. Sayid Muhammad Taqi Mudarrisi, Min Hudâ al-Qur’ân, jil. 12, hal. 39-40, Dar Muhibb al-Husain, Tehran, Cetakan Pertama, 1419 H.  
[10]. Al-Tahqiq fi Kalimât al-Qur’ân al-Karim, jil. 1, hal. 251-252; Tafsir Rausyan, jil. 13, hal. 269.  
[11]. Kitâb al-Ghaibah, hal. 440; Al-Kharâij wa al-Jarâih, jil. 3, hal. 1169; Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 52, hal. 289-290, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1403 H.
«وَ الصَّوْتُ بَدَنٌ یُرَى فِی قَرْنِ الشَّمْسِ یَقُولُ إِنَّ اللَّهَ بَعَثَ فُلَاناً فَاسْمَعُوا لَهُ وَ أَطِیعُوا وَ قَالا جَمِیعاً فَعِنْدَ ذَلِکَ یَأْتِی‏ النَّاسَ الْفَرَجُ وَ تَوَدُّ النَّاسُ لَوْ کَانُوا أَحْیَاءً وَ یَشْفِی اللَّهُ‏ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِینَ»
 
 
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214295 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157467 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...