Advanced Search
Hits
16826
Tanggal Dimuat: 2010/12/19
Ringkasan Pertanyaan
Apakah kalimat “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” itu adalah sebuah riwayat dan hadis? Sanad dan standar hadisnya bagaimana?
Pertanyaan
Saya mendengar dari banyak orang bahwa hadis berikut ini adalah hadis sangat lemah (dhaif) atau bahkan tidak termasuk sebagai hadis: “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” Demikian juga pada site internet saya melakukan penelitian dan melihat bahwa hadis ini disandarkan kepada Imam Shadiq As. Saya meminta kepada Anda untuk menyebutkan informasi lebih jauh terkait dengan masalah ini. Apabila kalimat ini merupakan hadis, tolong Anda sebutkan tingkatan standar dan validitas hadis ini?
Jawaban Global

Dalam teks-teks riwayat kami tidak menjumpai bukti yang menetapkan bahwa kalimat “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” (Kullu Yaumin Asyura wa Kullu Ardhin Karbala) ini merupakan sebuah hadis dari para Imam Maksum As.

Namun redaksi kalimat ini merupakan sebuah kesimpulan yang benar dari sekumpulan peristiwa Karbala dan khitah perjuangan imamah dan menyangkut beberapa pesan yang edukatif dan indah. Karena meski tiada hari seperti peristiwa Asyura dan tidak akan pernah terjadi hari seperti itu namun tirani para tiran dan kejahatan kepada orang-orang tertindas akan senantiasa ada hingga Qaim Ali Muhammad (Imam Mahdi Ajf) muncul dan mencerabut seluruh akar kezaliman di dunia. Namun budaya Asyura senantiasa mengalir di setiap masa dan Karbala merupakan simbol resistensi dalam mencapai tujuan dan perjuangan melawan kezaliman dan ketidakadilan.

Para Imam kita mengajarkan bahwa kita harus berjuang melawan tirani para tiran dan kezaliman kaum penindas. Mereka juga telah melakukan hal ini dan Asyura bukanlah sebuah peristiwa yang terbatas dalam lingkup ruang dan waktu tertentu.

Jawaban Detil

Dalam teks-teks riwayat kami tidak menjumpai[1] bukti yang menetapkan bahwa kalimat “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” (Kullu Yaumin 'Asyura wa Kullu Ardhin Karbala) ini merupakan sebuah hadis dari para Imam Maksum As.[2]

Namun redaksi kalimat ini merupakan sebuah kesimpulan benar dari sekumpulan peristiwa Karbala dan khitah perjuangan imamah serta menyangkut beberapa pesan edukatif dan indah. Karena meski tiada hari seperti peristiwa Asyura dan tidak akan pernah terjadi hari seperti itu tetapi tirani para tiran dan kejahatan kepada orang-orang tertindas akan senantiasa ada hingga Qaim Ali Muhammad (Imam Mahdi Ajf) muncul dan mencerabut seluruh akar kezaliman di dunia. Namun budaya Asyura senantiasa mengalir di setiap masa dan Karbala merupakan simbol resistensi dalam mencapai tujuan dan perjuangan melawan kezaliman dan ketidakadilan.

Para Imam kita mengajarkan bahwa kita harus berjuang melawan tirani para tiran dan kezaliman kaum penindas. Mereka juga telah melakukan hal ini dan Asyura bukanlah sebuah peristiwa yang terbatas dalam lingkup ruang dan waktu tertentu.

Redaksi kalimat “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” (Kullu Yaumin 'Asyura wa Kullu Ardhin Karbala)” menunjukkan bahwa konfrontasi dan pertarungan antara hak dan batil akan senantiasa ada di setiap tempat dan setiap masa. Asyura dan Karbala merupakan salah satu lingkaran yang paling nyata dari mata rantai yang panjang ini. Hak dan batil senantiasa saling berhadap-hadapan dan berkonfrontasi. Manusia merdeka memiliki tugas untuk mengawal kebenaran dan memberantas kebatilan. Mereka yang acuh dan mengabaikan adegan pertarungan hak dan batil ini adalah orang-orang tidak beragama.

Imam Khomeini Ra yang merupakan pengikut sejati Imam Husain As dan bapak pendiri (founding father) Republik Islam Iran serta pengusung perlawanan besar melawan para tiran zamannya, menyebut redaksi “Kullu Yaumin 'Asyura wa Kullu Ardhin Karbala” ini sebagai “kalimat agung” dan menegaskan pembumian pesan Karbala. Tuturnya, “Kalimat “Kullu Yaumin 'Asyura wa Kullu Ardhin Karbalaadalah sebuah kalimat agung… Setiap hari adalah hari Asyura. Bangsa kita harus tahu bahwa hari ini adalah hari Asyura. Dan kita setiap hari harus berdiri berhadapan dengan kezaliman. Di sini juga adalah Karbala dan kita harus membumikan pesan dan memainkan peran Karbala. Hal itu tidak terbatas pada satu tempat. Juga tidak terbatas pada satu orang. Kisah tragis Karbala tidak terbatas pada sekelompok tujuh puluhan orang. Kisah Karbala tidak terbatas pada satu padang bernama Karbala. Setiap tempat dan setiap bumi harus memainkan peran ini.”[3]

Sejatinya Imam Khomeini Ra dengan keyakinan bahwa persoalan kebangkitan dan kesyahidan Imam Husain (Sayyid al-Syuhada) harus menjadi mizan amal sosial kaum Muslimin. Sejalan dengan itu, beliau menjadikan gerakan Imam Husain sebagai pijakan dan fondasi gerakannya dalam mengusung Revolusi Islam. “Apa yang dijalankan oleh Sayid al-Syuhada (Penghulu Para Syahid), ide yang dimilikinya, jalan yang ditempuhnya, kemenangan yang diraih untuk dirinya dan untuk Islam setelah kesyahidan. Redaksi kalimat edukatif ini (Setiap hari adalah Asyura dan Setiap bumi adalah Karbala) di samping merupakan taklif juga merupakan berita gembira. Disebut taklif karena orang-orang tertindas, kaum mustadhafin dengan jumlah yang minim, memiliki tugas untuk bangkit melawan para tiran dengan segala peralatan canggihnya dan kekuataan besarnya laksana Imam Husain As. Disebut berita gembira lantaran para syahid menempatkan kita dalam barisan para syahid Karbala.”

Pemimpin Besar Revolusi ini pada hari-hari peperangan Irak-Iran (imposed war) berkata, “Perang Asyura, meski dari sudut pandang waktu merupakan peperangan yang paling singkat (setengah hari) namun dari sisi tensi dan ulurannya merupakan peperangan yang paling panjang melawan angkara murka dan kebatilan. Sedemikian sehingga setiap waktu setiap pengharap berharap bahwa sekiranya mereka berada di Karbala dan berjuang di samping Imam Para Syahid, sehingga mereka meraih kemenangan besar (fauz ‘azhim) kesyahidan (syahadah) (Ya Laitana Kunna Ma’akum fanafuzu fauzan ‘azhima).[4] Medan Karbala dan peperangan Asyura senantiasa ada di setiap zaman.[5]

Dengan ungkapan lain, sebagaimana Imam Husain As adalah pewaris Adam, Ibrahim, Nuh, Musa, Isa (salam Allah Swt semoga tercurah kepada mereka) dan Muhammad Saw, maka setiap orang yang bermental Asyura juga merupakan pewaris garis merah jihad dan kesyahidan. Mereka tidak akan membuat panji Asyura jatuh ke bumi dan demikianlah substansi seorang Syiah dalam dimensi politik sebagaimana Imam Husain As sendiri bersabda, “Falakum fiya Ushwatun” (Padaku terdapat teladan bagi kalian).[6]

Pandangan ini adalah pandangan yang menolak konsep bahwa Karbala dan kebangkitan Imam Husain adalah taklif khusus Imam yang tidak dapat kita ikuti.

Syiah adalah orang yang berjalan mengikuti langkah

Kemanapun mentari bersinar cerah

Syiah adalah orang yang dahaga piala Bala

(Menjadi) Syiah adalah kebangkitan Karbala

Syiah adalah refleksi langit

Manifestasi warna-warni pelangi

Dari bibir seruling aku mendengar nadamu

Nada “Inni laa ara al-Maut[7] mengalun merdu darimu

Syiah adalah kebangkitan dari niyâm[8]

Aku pendekkan ucapan ini Wassalam”[9]

Salah seorang penulis menulis, “Kami yakin bahwa apabila Imam Husain As hidup pada masa kita, maka ia akan menjadikan Quds, Libanon Selatan, dan kebanyakan negeri Islam sebagai Karbala Kedua. Ia akan bersikap sebagaimana sikapnya di hadapan Muawiyah dan Yazid.”[10] [IQuest]



[1]. Namun sebagian dari ucapan di atas diriwayatkan tanpa referensi dari lisan Imam Shadiq As. Silahkan lihat, Payâm-e Âsyurâ, Abbas Azizi, hal. 28. Farhangg-e Asyura, Jawad Muhadditsi, hal. 371.  

[2]. Sebagian orang menyebutkan beberapa indikasi yang menjelaskan bahwa kalimat ini bukan merupakan hadis para maksum. Silahkan lihat, Majalle-ye ‘Ulum Hadits, No. 26.  

[3]. Shahife-ye Nur, jil 9, hal. 202.  

[4]. Ziarah Asyura 

[5]. Shahife-ye Nur, jil 20, hal. 195.

[6]. Târikh Thabari, jil. 4, hal. 304.  

[7]. Aku tidak melihat kematian.  

[8]. Tidur.  

[9]. Bait-bait Matsnawi (berbaris dua), “Syiah Nâme”, Muhammad Ridha Aqasi, Keyhan, 12-6-71 S.  

[10]. Al-Intifâdhât al-Syi’iyyah, Hasyim Ma’ruf al-Hasani, hal. 387.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259839 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245605 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167403 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140315 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...