Advanced Search
Hits
47531
Tanggal Dimuat: 2012/05/15
Ringkasan Pertanyaan
Apa tafsir redaksi ayat, “Iyyaka Na’budu wa Iyyakan Nasta’in?”
Pertanyaan
Tolong Anda jelaskan tafsiran global redaksi ayat, “Iyyaka Na’budu wa Iyyakan Nasta’in?” Terima kasih.
Jawaban Global

Terjemahan ayat “Iyyaka Na’budu wa Iyyakan Nasta’in” adalah “(Tuhan kami) Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”[1]

Ibadah kepada Allah Swt adalah menunjukkan bahwa Anda dimiliki oleh Allah Swt.[2] Isti’ânah (memohon pertolongan), meminta hal-hal yang bersifat spiritual dan maknawiyat dan ‘aun.[3] Sementara ‘aun bermakna mutlak pertolongan dan bantuan.[4]

Ayat-ayat yang disebutkan pada permulaan surah al-Fatiha berbicara tentang tauhid zat dan sifat. Adapun pada ayat, “Iyyaka Na’budu wa Iyyakan Nasta’in” berkata-kata tentang tauhid ibadah (ibadi) dan tauhid perbuatan (af’ali). Tauhid ibadah bermakna kita meyakini bahwa tiada satu pun yang layak disembah kecuali zat Allah dan berserah diri hanya pada-Nya serta menjauh dari penyembahan dan penyerahan diri kepada selain zat-Nya. Tauhid perbuatan (af’âli) adalah kita memandang bahwa satu-satunya yang memberikan pengaruh secara hakiki di alam ini adalah Allah Swt. Hal ini tidak bermakna bahwa kita tidak mencari media-media sebab, melainkan meyakini bahwa segala sesuatu dapat berlaku dan berpengaruh sesuai dengan titah Allah Swt.[5] Pemikiran dan keyakinan ini akan memutuskan diri dari segala sesuatu dan merapatkan dirinya hanya kepada Allah Swt.[6]

Imam Ridha As bersabda, “Iyyaka na’budu” adalah ekspresi keinginan kuat dan pencarian kedekatan seorang hamba kepada Allah Swt dan mengungkapkan ketulusan dalam perbuatan untuknya  dan bukan selain-Nya. Sementara iyyaka nasta’in adalah memohon taufik dan ibadah yang banyak dari Allah Swt dan memohon keberlangsungan segala karunia serta memohon pertolongan kepada Allah Swt.[7]

Berikut ini adalah beberapa poin tafsiran atas redaksi ayat di atas:[8]

  1. Hanya Allah Swt yang layak dan harus disembah dan satu-satunya realitas yang dapat dimintai pertolongan hanyalah Allah Swt.[9]
  2. Dengan memperhatikan ayat-ayat sebelumnya yang mencakup keyakinan-keyakinan manusia dan pada ayat ini menjelaskan amalan manusia yaitu ibadah kita dapat mengambil dua kesimpulan. Pertama, bahwa pikiran-pikiran manusia adalah dasar dan asas perbuatan-perbuatannya. Kedua, rububiyah Allah Swt atas seluruh makhluk, sifat Maharahman dan Maharahim serta kekuasan atas hari Kiamat adalah sebaik-baik dalil bahwa Dialah yang patut disembah.[10]
  3. Mengabaikan dirinya di hadapan Allah Swt merupakan salah satu adab penyembahan kepada-Nya. Penggunaan redaksi kata “kami” sebagai ganti “aku” terkadang dimaksudkan untuk pengagungan dan terkadang untuk menghindari ananiyah dan egoisme. Pelbagai indikasi adalah penentu maksud dan di sini selaras dengan penyembahan, menghindari ananiyah dan egosime. Karena itu, kami menyembah (na’budu) menggunakan bentuk kalimat mutakallim ma’a al-ghair (kami).
  4. Manusia dalam beribadah kepada Tuhan dan ketulusan dalam ibadah memerlukan pertolongan Ilahi. Nasta’in mengacu pada seluruh tugas yang dapat disimpulkan dari surah al-Fatiha dan keharusan tauhid yang dapat disimpulkan dari iyyaka na’budu.
  5. Manusia selagi memiliki ikhtiar dalam ibadah kepada Allah Swt, tanpa pertolongan-Nya manusia tidak akan mampu melakukannya.[11] Manusia senantiasa memerlukan pertolongan Allah Swt sepanjang hidupnya. [iQuest]

 

Pertanyaan ini Tidak Memiliki Jawaban Detil

 


[1]. (Qs. Al-Fatiha [1]:5)

[2]. Silahkan lihat beberapa indeks terkait, Model-model Ibadah, Pertanyaan 8931 (Site: 9418); Ibadah untuk Manusia atau untuk Tuhan?” Pertanyaan 7118 (Site: id7212); “Derajat-derajat Ibadah dan Kehadiran Hati,” Pertanyaan 14743 (Site: 14486).

[3]. Bastani, Fuad Afram, Mihyar, Ridha, Farhang Abjadi, hal. 60, klausul is-ti-‘â-nah, Intisyarat-e Islami,  Teheran, Cetakan Kedua, 1375 S.

[4]. Khalil bin Ahmad Farahidi, Kitâb al-‘Ain, jil. 2, hal. 253, Intisyarat-e Hijrat, Qum, Cetakan Kedua, 1410 H; Abdullah Jawadi Amuli, Tasnim, jil. 1, hal. 425, Nasyr Isra, Qum.

[5]. Silahkah lihat, “Tingkatan-tingkatan Tauhid, Pertanyaan 6949 (Site: id7050); “Tuhan dan Sifat-sifat Tsubuti dan Salbi,” Pertanyaan 2330 (Site: 2859).

[6]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 42 dan 43, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Pertama, 1374 S.

[7]. Muhammad bin Ali Syaikh Shaduq, Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, Riset dan Koreksi oleh Ali Akbar Ghaffari, jil. 1, hal. 310, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kedua, 1413 H.

[8]. Ali Akbar Hasyimi, Tafsir Rahnema, jil. 1, sehubungan dengan ayat 5, Surah al-Fatiha, Markaz Farhanggi wa Maarif Qur’an, Qum, Dengan sedikit perubahan.

[9]. Didahulukannya kata obyek “iyyaka” atas kata kerja “na’budu” dan “nasta’in” menunjukkan adanya pembatasan.

[10]. Dengan memperhatikan ayat-ayat pendahuluan surah al-Fatiha hingga ayat yang menjadi obyek bahasan, “Rabb al-‘Alamin, al-Rahman al-Rahim. Malik Yaum al-Din. Iyyaka na’budu.”

[11]. Dengan memperhatikan makna ayat iyyaka na’budu wa iyyakan nasta’in.

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259837 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214294 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157467 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...