Advanced Search
Hits
15720
Tanggal Dimuat: 2011/09/11
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan khatam shalawat? Dan bagaimanakah inti pelaksanaanya?
Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan khatam shalawat? Dan bagaimanakah inti pelaksanaanya?
Jawaban Global

Khatam bermakna mengakhiri segala pekerjaan yang memiliki awal dan akhir. Khatam shalawat juga bermakna sedemikian yaitu membaca semenjak awal dan akhir sebuah amalan shalawat. Apabila seseorang membaca al-Qur’an semenjak awal hingga akhir maka perbuatannya itu disebut sebagai menamatkan al-Qur’an atau dengan ungkapan lain mengkhatamkan al-Qur’an.

Jawaban Detil

Salah satu masalah yang mengemuka dalam Islam adalah masalah doa yang terkadang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Namun harus diketahui bahwa terdapat beberapa syarat untuk sampai pada tujuan dengan cara berdoa. Terkadang salah satu syaratnya adalah bahwa dzikir atau doa khusus harus dilakukan dengan bilangan angka tertentu sehingga memperoleh hasil yang diidamkan. Bilangan angka ini umumnya disebut sebagai instruksi nominal (dastur ‘adadi).

Harap diperhatikan bahwa kendati amalan-amalan ini hukumnya mustahab (dianjurkan) namun untuk sampai pada apa yang diidamkan maka dilarang untuk menyepelekan angka-angka yang telah ditentukan. Mengignat bahwa Imam Shadiq As dalam sebuah riwayat bersabda, “Ketauhilah! Nama-nama Allah adalah laksana khazanah dan angka-angka adalah laksana bilangannya. Apabila sedikit lebih atau kurang Anda menjejakkan kaki (di atasnya) maka Anda tidak akan menemukan harta pusaka tersebut.[1]

Shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad Saw memiliki banyak keutamaan. Dan keutamaannya yang tertinggi cukuplah Allah Swt menilainya sebagai perbuatan-perbuatannya yang senantiasa dilakukan demikian juga para malaikat, Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. (Qs. Al-Azhab [33]:56) Dan juga Allah Swt menginstruksikan kepada orang-orang beriman untuk menjadikannya sebagai agenda hidupnya, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Qs. Al-Azhab [33]:56)

Di antara peran penting shalawat adalah sangat berpengaruh dalam terkabulkannya doa seseorang sedemikian sehingga disebutkan bahwa menyampaikan shalawat ke atas Muhammad dan keluarganya pada awal dan akhir doa akan menjadikan doa diijabah dan terkabulkan.[2] Disebutkan dari para Imam Maksum As bahwa tiada yang lebih berat dari shalawat ke atas Muhammad Saw dan keluarganya pada timbangan amal.[3]

Terkadang pengaruh shalawat dalam memuluskan sampainya hajat manusia sebagaimana beberapa poin berikut ini:

1.     Shalawat dengan format dan bentuk khusus: Misalnya apabila seseorang memutuskan bahwa sebelum ia meninggal dunia ia mendapatkan taufik untuk bersua dengan Imam Mahdi As maka ia dianjurkan membaca shalawat sedemikian, “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad wa Ajjil Farajahum.”[4]

2.     Terkadang disampaikan dengan bilangan-bilangan tertentu: Misalnya apabila seseorang ingin untuk sampai pada enam puluh hajat, tiga puluhnya adalah hajat duniawi dan tiga puluh lainnya adalah hajat ukhrawi maka ia harus menyampaikan seratus kali shalawat yang disebutkan di atas. Artinya shalawat yang disampaikan tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih.[5]

Di sinilah makna kalimat “khatam shalawat” memiliki arti; yaitu mengirimkan shalawat dan mengerjakan khatam shalawat ketika ia menyampaikan satu putaran seratus kali shalawat.

 

Bagaimanapun berdasarkan beberapa riwayat bershalawat memiliki banyak hasil dan pengaruh yang pada sebagian riwayat disebutkan angka khusus namun pada tidak disebutkan angkat khusus tersebut pada kebanyakan riwayat dan menentukan bilangannya diserahkan kepada setiap orang yang boleh jadi dalam bentuk nadzar atau qasam (sumpah) yaitu mewajibkan dirinya untuk menyampaikan shalawat hingga sekian kali atau tanpa nadzar atau qasam, yaitu dalam bentuk istihbab (anjuran) untuk memudahkan sampai pada apa yang diinginkan maka ia memilih bilangan tertentu atau untuk menyebarkan budaya shalawat di tengah masyarakat maka ia mengusulkan dalam bentuk sebuah majelis atau semisalnya kepada orang lain.

Namun poin penting yang harus diperhatikan adalah bahwa usulan seperti ini tidak boleh menyebabkan jatuh atan turunnya nilai shalawat atau menyebabkan munculnya bid’ah di tengah masyarakat.  Artinya kita tidak boleh berlaku sedemikian sehingga masalah-masalah yang lebih penting (aham) dan wajib diabaikan dan menghabiskan banyak biaya-biaya sosial yang tidak perlu. [IQuest]



[1]. Hasan Zadeh, Nur ‘ala Nur dar Dzikr wa Dzakir wa Madzkur, hal. 52, Dar Tasyayyu’, Cetakan Keenam, 1376 S.  

 

[2]. Mirza Jawad Agha Tabrizi, terjemahan Persia al-Murâqabât, hal. 243, penerjemah, Ibrahim Muhaddits Bandar Riki, Dar al-Akhlaq, Tahun 1376.  

 

[3]. Ibid.  

 

[4]. Abbas Qummi, Mafâtih al-Jinân, hal. 53, Dar Uswah, Tanpa Tahun, Tanpa Penerbit.  

 

[5]. Ibid.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259833 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245601 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214293 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157463 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140313 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133541 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...