Advanced Search
Hits
8784
Tanggal Dimuat: 2010/01/10
Ringkasan Pertanyaan
Apakah mekansime penentuan marja'iyah dalam Syi'ah sejak masa ghaib besar hingga sekarang itu satu dan tidak berubah?
Pertanyaan
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan kepada Anda tentang sejarah marja'iyah. Dan pertanyaan saya ini kembali kepada masa ghaib kubra Imam Zaman ajf. Pertanyaannya adalah: Apakah sistem penetapan marja'iyah pada masa ghaib kubra Imam Zaman Ajf berbeda dengan kondisi masa sekarang? Dengan ungkapan lain: Apakah penentuan seorang marja' taklid bagi seorang mukallid setelah masa ghaib besar Imam Zaman ajf berbeda dengan penentuan marja' pada masa sekarang ini?
Jawaban Global

Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil

Jawaban Detil

Taklif dan tugas setiap orang –terkait dengan masalah furu'uddin (masalah-masalah fiqih)- adalah ia wajib mengetahui dan mengamalkannya. Setidaknya terdapat tiga cara untuk mencapai hal ini:

Pertama : Dengan cara mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama (ijtihad) [1] .

Kedua : Dengan cara mengkaji berbagai pandangan marja' taklid, kemudian mengamalkan pendapat yang menurut seluruh pandangan marja' bahwa amalnya itu benar (berihtiyath).

Ketiga : Mengambil dan mengamalkan pandangan seseorang yang telah mempelajari ilmu-ilmu agama secara mendalam dan mengetahui hukum-hukum syar'i dengan baik (bertaklid kepada seorang marja' yang telah memenuhi syarat).

Tahap pertama dalam bertaklid harus mengenal seorang marja' dengan salah satu cara berikut ini:

1.    Dengan keyakinan hati yang berdasarkan ilmu pengetahuan, seperti seorang ulama yang telah mampu mengenal mujtahid dan a'lamiyah seseorang.

2.    Dengan melalui kesaksian dua orang alim yang adil yang telah mampu menentukan dan menetapkan kemujtahidan dan a'lamiyah seseorang. Dengan syarat kesaksian keduanya itu tidak dibantah oleh kesaksian dua orang alim dan adil yang lainnya.

3.    Dengan kesaksian dan penetapan sekelompok ahli khibrah (ulama) atas kemujtahidan dan a'lamiyah seseorang, dan atas dasar penetapan dan kesaksian mereka dapat diperoleh keyakinan (ithmi'nân, kemantapan hati) [2] .

Semenjak masa ghaib kubra hingga sekarang ini, kaum Syi'ah senantiasa memilih marja' taklid mereka dengan cara seperti ini. Demikian pula halnya pada masa-masa selanjutnya. Dan setiap orang yang telah menempuh salah satu dari cara-cara tersebut sehingga ia mengenal dan mengetahui marja' taklidnya dan juga merasa yakin bahwa marja'nya itu telah memenuhi syarat, maka -secara syar'i- ia dapat bertaklid kepadanya.

Atas dasar itu, setelah rihlat (wafat) Imam khomeini Ra, sekelompok ulama  yang tergabung dalam sebuah lembaga yang bernama Dewan Guru Hauzah (Jami'atul Mudarrisin) telah memperkenalkan kepada masyarakat Syi'ah beberapa orang mujtahid agung yang telah layak menduduki kursi marja'iyah, sehingga bagi sebagian orang yang tidak dapat mengenal marja' taklid yang a'lam [3] dengan jalan lainnya, maka dengan jalan ini mereka dapat mengenal dan memilih marja' taklidnya. Perlu diketahui bahwa upaya yang dilakukan oleh Jami'atul Mudarrisin tersebut bukan berarti mengharuskan kaum Syi'ah agar bertaklid kepada para mujtahid yang telah ditentukan tersebut, dan tidak juga membatasi marja'iyah hanya pada segelintir mujtahid tersebut. Dan sangat wajar bahwa orang-orang yang memperkenalkan para mujtahid tersebut memaparkan pandangannya dan memperkenalkan para mujtahid yang telah memenuhi syarat sesuai dengan pandangannya itu. Dan boleh jadi bahwa mujtahid yang diperkenalkannya tersebut, menurut pandangan dan penilaian ulama atau kelompok lainnya tidak layak menjabat sebagai marja', tetapi terdapat mujtahid lainnya yang layak dan memenuhi syarat.

Karena itulah, sekedar adanya upaya seseorang atau jama'ah dalam memperkenalkan mujtahid yang telah memenuhi syarat marja'iyah atau memperkenalkan mujtahid yang tidak memenuhi syarat, tidaklah menjadi keharusan bagi seseorang untuk bertaklid kepadanya atau keluar dan tidak lagi bertaklid kepadanya. Karena tolok ukur masyarakat dalam memilih marja' taklid adalah ilmu pengetahuan dan keyakinan mereka kepada para ahli khibrah. Apabila mereka merasa yakin dan menaruh kepercayaan kepada ketakwaan dan loyalitas ahli khibrah dan orang-orang yang memperkenalkan mereka yang telah menetapkan kelayakan marja'iyah pada mujtahid tertentu, maka mereka dapat dan boleh bertaklid kepada marja' tersebut.

Demikian pula halnya apabila seseorang atau sekelompok orang telah menetapkan penilaiannya atas ketidak layakan seseorang sebaghai marja' taklid, maka pandangannya itu dapat diambil oleh orang-orang yang merasa yakin akan ketakwaan dan loyalitasnya, sehingga mereka dapat mempercayai keputusannya tersebut. Karena upaya memperkenalkan marja'iyah seorang mujtahid itu bukan berarti mengangkatnya sebagai marja'. Sebagaimana pula bahwa memberikan penilaian atas ketidak layakan seseorang sebagai marja' itu bukan berarti memecatnya dari jabatan marja'iyahnya. Karena kedudukan dan kursi marja'iyah Syi'ah itu tidak dapat diangkat ataupun dipecat. Tetapi masyarakat Syi'ahlah yang berhak menetapkan dan memilih seorang mujtahid sebagai marja' taklidnya (dengan dasar-dasar yang telah ditetapkan oleh syari'at), atau berpindah taklid dari seorang marja' kepada marja' yang lainnya.

Perlu kami ingatkan -sebagaimana yang telah kami jelaskan- bahwa penetapan dan penilaian marja'iyah itu sejak masa ghaib kubra Imam Zaman Ajf hingga pada masa kita sekarang ini berjalan sesuai dengan cara-cara dan aturan yang telah disebutkan di atas dan sama sekali tidak dipengaruhi oleh kondisi politik.[IQuest]

Untuk memperluas wawasan Anda silakan rujuk indeks berikut ini:

1.     Memilih Marja' Taklid, Pertanyaan 2820 (situs: 3024)

2.     Memilih Marja' Taklid A'lam, Pertanyaan  4519 (sit : 4670)

3.     Mujtahid A'lam, Pertanyaan 5310 (situs: 5528)



[1] .Diadaptasi dari Pertanyaan 6100 (situs: 6297)

[2] .Diadaptasi dari Pertanyaan 4533 (situs 4871)

[3] .Diadaptasi dari Pertanyaan 620 (situs: 678).

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259866 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245628 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229530 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214324 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175624 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171008 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167430 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157492 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140340 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133557 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...