Advanced Search
Hits
19073
Tanggal Dimuat: 2012/05/20
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana cara mendidik orang yang tak beradab?
Pertanyaan
Apakah ada cara untuk mendidik orang yang kurang beradab dan banyak bicara? Tolong sebutkan beberapa buku yang dapat kumanfaatkan dalam hal ini.
Jawaban Global

Keberadaban adalah suatu sikap tertentu; sikap yang baik terhadap orang-orang yang berada di sekitar (baik besar, kecil, orang yang dikenal ataupun orang asing), yang tumbuh dari pendidikan yang benar. Tanda-tanda orang yang beradab di antaranya seperti: hidup secara rasional, berbicara santun, bersikap tenang, dan lain sebagainya. Sedangkan tanda-tanda orang tak beradab seperti: berkata buruk, suka mencela, sikap kasar, suka menuduh, keras kepala, dan lain sebagainya.

Adab merupakan suatu hal yang dapat dipelajari dan diajarkan. Sebaik-baik cara untuk mempelajari adab yang benar adalah belajar dari sirah manusia-manusia suci dan menjadikan mereka sebagai suri teladan.

Demikian pula perilaku baik dan buruk dapat berpengaruh kepada adab orang yang kita ajak berinteraksi. Karena perilaku siapapun, baik benar atau salah, dapat ditiru oleh orang lain.

Untuk menciptakan motivasi mempelajari adab yang baik adalah memahami betapa orang tak beradab itu tak berguna sedangkan orang beradab sangat dijunjung di tengah-tengah masyarakat.

Banyak sekali buku-buku yang dapat dikaji untuk mempelajari adab-adab mulia sebagaimana yang bakal kami sebutkan nanti.

Jawaban Detil

Adab adalah suatu nilai moral dalam kehidupan sosial. Keberadaban dapat menumbuhkan cinta siapapun kepada pemiliknya di manapun ia berada dan siapapun ia. Kemuliaan hakiki seorang manusia terletak pada adab dan etika. Imam Ali As berkata: "Dengan ketidak beradaban pasti tak ada kemuliaan."[1] Ia juga berkata: "Orang yang tidak memiliki keutamaan dari segi nasab dan keturunan, jika ia orang yang beradab, pasti ia bakal mendapatkan kemuliaan dan penghormatan."[2]

Ketika kita berbicara tentang adab, kita dapat pahami bahwa adab adalah suatu sikap yang baik dan benar dalam berinteraksi dengan orang lain, baik orang yang lebih kecil atau lebih tua, baik yang dikenal maupun tidak. Keberadaban muncul dari pendidikan yang benar, yang mempengaruhi cara seseorang dalam berbicara, berjalan, bergaul, memandang, meminta, bertanya, menjawab, dan seterusnya. Orang yang beradab adalah orang yang mengerti batasan-batasan dan tak melangkahinya.

Ketidakberadaban ibaratnya adalah memasuki kawasan terlarang dan melangkahi batasan-batasan yang ada. Imam Ali As berkata: "Sebaik-baiknya adab adalah seseorang berhenti pada batas-batas dirinya dan tak melangkahinya."[3]

Adab adalah hal yang dapat dipelajari dan diajarkan. Dapat dikatakan bahwa adab merupakan pendidikan baik dan benar yang diberikan oleh guru, orang tua, diri sendiri, atau siapa saja. Faktor terpenting dalam mempelajari adab adalah, seseorang memahami poin-poin penting dan mengambil pelajaran terbaik serta mengamalkannya. Orang-orang yang berada di puncak kemuliaan adab dan etika mulia pasti telah melewati jalan-jalan itu.

Imam Ja'far Shadiq As berkata: "Ayahku telah mengajariku adab pada tiga poin: Orang yang bersahabat dengan orang yang buruk perilakunya, tidak akan menjadi orang baik. Orang yang tidak berhati-hati dalam berbicara pasti akan menyesal. Orang yang suka berlalu lalang di tempat yang buruk pasti bakal terkena tuduhan."[4]

Dalam sebagian riwayat kita diajak untuk mengajarkan adab kepada diri sendiri. Orang yang bisa mendidik diri sendiri adalah orang yang luar biasa. Imam Ali As berkata: "Sebaik-baik cara mengajarkan adab kepada diri sendiri adalah memahami bahwa segala yang tak kau sukai untuk dirimu juga tak disukai oleh orang lain."[5]

Apa yang disebutkan dalam riwayat di atas adalah sebuah prinsip global dalam adab berinteraksi dengan orang lain. Maksud Imam dalam hadits di atas adalah, kita harus bersikap sebagaimana kita ingin orang lain bersikap demikian terhadap diri kita sendiri.

Salah satu jalan untuk mencapai adab mulia adalah mengenal seperti apa orang-orang yang beradab dan tak beradab. Tanda-tanda keberadaban dan ketidakberadaban dapat dilihat dari cara berbicara dan bersikap. Orang yang berbicara buruk, menurut Imam Ali As, adalah orang yang tak beradab.[6] Begitu pula cara hidup dengan masuk akal, bersikap tenang, adalah tanda orang yang beradab.

Sebaliknya, ketololan, bicara jelek, suka mencela, bersikap kasar, suka menuduh, menghina, keras kepala, dan lain sebagainya, adalah tanda-tanda orang tak beradab. Orang yang tak beradab adalah orang yang tak menghormati sesamanya, mentertawakan saudaranya, menggunjing orang lain, tak memperhatikan hak-hak sesama, dan lain sebagainya, semua itu adalah tanda ketidakberadaban.

Cara makan dan minum yang tak benar, cara berpakaian yang buruk, batuk dan bersin sembarangan, masuk ke dalam rumah orang lain tanpa meminta izin, menginjak-injak kehormatan dan hak-hak sesama, ribut di saat harus tenang, juga merupakan tanda-tanda orang tak beradab dalam kehidupan sosial.

Islam mengajarkan kita adab yang mulia. Orang yang tak beradab pasti tidak pernah mengindahkan aturan-aturan luhur Islami.

Cara lain untuk mempelajari adab adalah belajar dari sirah manusia-manusia suci.

Rasulullah Saw adalah teladan terbaik untuk seluruh umat manusia. Beliau sendiri bersabda: "Tuhan telah mengajariku adab yang baik dan Dia mengajarkannya dengan sebaik-baiknya."[7]

Sirah Nabi Muhammad Saw adalah pusaka yang mengandung sejuta pelajaran adab. Mari kita perhatikan beberapa contoh dari adab beliau:

Rasulullah Saw selalu mengucapkan salam kepada siapa saja, baik yang lebih tua maupun lebih muda.[8]

Rasulullah Saw tak pernah menjulurkan kakinya di hadapan orang lain. Saat memandang seseorang, pandangannya tak terpaku pada wajahnya. Ia tak pernah mengisyarahkan ke orang lain dengan mata dan alisnya. Saat duduk, ia tak pernah menyandar.[9]

Ia tak pernah menarik tangannya lebih dahulu saat berjabat tangan dengan orang lain. Beliau juga tak pernah mengatakan tidak enak pada makanan apapun.[10]

Rasulullah Saw tak pernah mencela orang lain, atau berkata kasar yang menyakitkan. Ia tak pernah menjawab keburukan dengan keburukan.[11] Ia tak pernah makan dengan duduk bersandar.[12] Beliau selalu menerima hadiah dari siapapun meskipun tak seberapa berharga. Ia selalu berusaha duduk menghadap kiblat.[13] Beliau selalu bersabar saat bertanya dan meminta. Ia tak pernah mencela dan mencari-cari aib orang lain.[14]

Tertawa Rasulullah Saw adalah senyuman. Ia tak pernah tertawa terbahak-bahak.[15] Beliau sering malu. Tak pernah memotong pembicaraan orang lain. Menjalankan pekerjaan yang diminta orang lain dengan sebaik-baiknya, dan masih banyak lagi adab-adab yang beliau miliki yang dapat kita pelajari.[16]

Selain adab dan perilaku para maksum yang merupakan teladan bagi kita semua, perbuatan baik orang biasa pun juga dapat kita jadikan pelajaran adab. Karena perbuatan seseorang kepada orang lain dapat memberikan pelajaran dan dampak positif. Begitu juga sebaliknya, perbuatan seseorang dapat mengajarkan keburukan kepada orang lain pula.

Menariknya, orang yang cerdas adalah orang yang belajar dari keburukan orang lain agar ia tidak seperti itu. Lukman al-Hakim saat ditanya tentang dari mana ia mempelajari adab mulia, ia menjawab: "Dari orang-orang yang tak beradab. Saat aku melihat perilaku mereka yang kubenci, aku berusaha untuk tidak melakukannya."[17]

Nabi Isa As pun juga demikian. Saat ia ditanya: "Siapakah yang mengajari adab kepada Anda?" Beliau menjawab: "Tak seorangpun mengajariku adab. Aku hanya memahami betapa buruknya kebodohan lalu aku menghindarinya."[18]

Imam Ali As berkata: "Saat engkau melihat perilaku buruk orang lain, maka usahakanlah engkau tidak berprilaku seperti itu."[19] [iQuest]

 

Terdapat banyak buku-buku yang telah ditulis dalam dunia etika dan adab, misalnya:

1. Mi'râj al-Sa'âdah, karya Mulla Ahmad Naraqi.

2. Qalbun Salim, karya Syahid Sayid Abdul Husain Dastegheib.

3. Gunahân-e Buzurgh (Dosa-Dosa Besar), karya Syahid Sayid Abdul Husain Dastegheib.

4. Akhlak-e Ilahi, karya Mujtaba Tehrani.

5. Marâhil Akhlâq dar Qur’ân (Tingkatan Akhlak dalam Al-Qur'an), karya Abdullah Jawadi Amuli.

6. Titik-titik Mula dalam Akhlak Praktis, karya Muhammad Redha Mahdawi Kuni.

7. Memulai Membangun Diri, Muhammad Taqi Misbah Yazdi.

8. Akhlak dan Jalan Kebahagiaan, karya Banu Mujtahidah Amin.

9. Mengenal Dosa-Dosa, karya Muhsin Qira'ati.

10. Akhlâq Syubbâr, karya Abdullah Syubbar.

11. Mahajjat al-Baidhâ', karya Mulla Muhsin Faidh Kasyani.

 

Anda juga bisa membaca artikel-artikel terkait masalah adab di website Hauzah.net

 


[1]. Amadi, Abdul Wahid, Ghurar al-Hikam.

[2]. Ibid.

[3]. Ibid.

[4]. Allamah Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 75, hal. 261.

[5]. Muhammadi Reyshahri, Muhammad, Mizân al-Hikmah, jil. 1, hal. 72.

[6]. Ghurar al-Hikam. Imam Ali As berkata: "Tak beradab orang yang berbicara buruk."

[7]. Mizân al-Hikmah, jil. 1, hal. 78.

[8]. Allamah Thabathabai, Sunanun Nabi, hal. 41, 43, 75.

[9]. Ibid, hal. 45, 46, 47, 61, dan 73.

[10]. Ibid, hal. 41, dan 47.

[11]. Ibid, hal. 75 dan 76.

[12]. Bihâr al-Anwâr, jil. 16, hal. 237.

[13]. Ibid, jil. 16, hal. 227, dan 240.

[14]. Makârim al-Akhlâk, hal. 17, 15, dan 13.

[15]. Sunan al-Nabi, hal. 75.

[16]. Dikutip dari website hauzah.net

[17]. Gulistân Sa'di, bab 2, Hikayat 20.

[18]. Bihar al-Anwâr, jil. 14, hal. 326.

[19]. Mizan al-Hikmah, jil. 1, hal. 70, Hadis 374.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259836 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245602 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214294 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157467 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140314 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...