Kode Site
id22488
Kode Pernyataan Privasi
41151
Tema
عفو و بخشش,فضایل اخلاقی
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Islam adalah agama maaf dan memaafkan, ataukah agama bagi orang yang suka membalas dendam?
Pertanyaan
Apakah tindakan membalas dendam dibenarkan dalam Islam? Bukankah Islam adalah rahmat untuk alam semesta dan menyebarkan perdamaian ke seluruh dunia serta bertentangan dengan pembalasan dendam?
Jawaban Global
Sebagaimana yang Anda ketahui, Islam adalah agama maaf dan memaafkan. Dalam berbagai sumber hadis dan riwayat hal itu sangat amat ditekankan.
Dalam al-Quran, Allah Swt menyebut diri-Nya sebagai Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, yang selalu memaafkan. Ia berfirman: “...sesungguhnya Allah Maha Memaafkan dan Maha Mengampuni.” (Qs. Al-Nisaa’ [4] : 43)
Ia juga memerintahkan Nabi-Nya untuk selalu memaafkan dan mengampuni. Ia berfirman: “Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (Qs. Al-A’raf [7]: 199)
Allah Swt juga berfirman: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran [3]: 159)
Karena itu maaf dan memaafkan adalah kriteria baik yang sangat ditekankan dalam akhlak Islami. Hanya saja, lain lagi jika memaafkan adalah hal percuma, mislanya jika orang yang dimaafkan adalah orang yang sama sekali tidak mempedulikan ajaran-ajaran kita sedikitpun atau bahkan sikap kita disebut sebagai kelemahan dan ketidakmampuan kita. Jika orang tersebut seenaknya saja melanggar aturan-aturan agama dan maaf kita bisa disalahgunakan olehnya, maaf malah membawa kerugian bagi masyarakat Islam. Dengan demikian ada hal-hal tertentu yang tidak ada kata maaf di dalamnya, dan pelaku suatu kesalahan harus dihukum karenanya. Allah Swt berfirman: “Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 194)
Allah Swt juga berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Taubah [9]: 123)
Namun di sisi lain Islam mengajarkan kita untuk bersikap baik dengan orang-orang yang hidup berdampingan dengan damai dengan kita. Ia berfirman: “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak [pula] mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Qs. Al-Mumtahanah [60]: 8)
Dalam ayat yang lain Ia juga berfirman: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Anfal [8]: 61)
Jadi, Islam sama sekali tidak pernah tanpa sebab memerintahkan umatnya untuk berlaku kasar terhadap orang lain. Kekerasan memang ada tempatnya, yaitu saat musuh sudah tidak lagi bersedia diajak berkompromi dan menginjak hak serta martabat umat Islam secara jelas, apa lagi jika musuh sudah mulai berusaha untuk memerangi Islam dan menghancurkannya. [iQuest]
Dalam al-Quran, Allah Swt menyebut diri-Nya sebagai Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, yang selalu memaafkan. Ia berfirman: “...sesungguhnya Allah Maha Memaafkan dan Maha Mengampuni.” (Qs. Al-Nisaa’ [4] : 43)
Ia juga memerintahkan Nabi-Nya untuk selalu memaafkan dan mengampuni. Ia berfirman: “Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (Qs. Al-A’raf [7]: 199)
Allah Swt juga berfirman: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran [3]: 159)
Karena itu maaf dan memaafkan adalah kriteria baik yang sangat ditekankan dalam akhlak Islami. Hanya saja, lain lagi jika memaafkan adalah hal percuma, mislanya jika orang yang dimaafkan adalah orang yang sama sekali tidak mempedulikan ajaran-ajaran kita sedikitpun atau bahkan sikap kita disebut sebagai kelemahan dan ketidakmampuan kita. Jika orang tersebut seenaknya saja melanggar aturan-aturan agama dan maaf kita bisa disalahgunakan olehnya, maaf malah membawa kerugian bagi masyarakat Islam. Dengan demikian ada hal-hal tertentu yang tidak ada kata maaf di dalamnya, dan pelaku suatu kesalahan harus dihukum karenanya. Allah Swt berfirman: “Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 194)
Allah Swt juga berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Taubah [9]: 123)
Namun di sisi lain Islam mengajarkan kita untuk bersikap baik dengan orang-orang yang hidup berdampingan dengan damai dengan kita. Ia berfirman: “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak [pula] mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Qs. Al-Mumtahanah [60]: 8)
Dalam ayat yang lain Ia juga berfirman: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Anfal [8]: 61)
Jadi, Islam sama sekali tidak pernah tanpa sebab memerintahkan umatnya untuk berlaku kasar terhadap orang lain. Kekerasan memang ada tempatnya, yaitu saat musuh sudah tidak lagi bersedia diajak berkompromi dan menginjak hak serta martabat umat Islam secara jelas, apa lagi jika musuh sudah mulai berusaha untuk memerangi Islam dan menghancurkannya. [iQuest]