Kode Site
id22508
Kode Pernyataan Privasi
42227
Tema
گناه و رذائل اخلاقی
Ringkasan Pertanyaan
Apakah boleh merendahkan manusia, yang tidak beriman, yang sering melanggar perintah Allah Swt dan berbuat zina?
Pertanyaan
Apakah boleh merendahkan manusia, yang tidak beriman, yang sering melanggar perintah Allah Swt dan berbuat zina?
Jawaban Global
Merendahkan orang-orang yang tidak beriman dan ahli maksiat bergantung pada kondisi yang ada; sebagai contoh, apabila mereka disebabkan oleh ketidaktahuan dan keawaman, imannya lemah dan melakukan perbuatan dosa maka tidak boleh menghina dan merendahkannya.
Yang harus dilakukan adalah berusaha supaya mereka memperoleh hidayah dan riwayat-riwayat yang disebutkan mencela dan merendahkan orang-orang tengah menyoroti orang-orang seperti ini yang akan kita sebutkan beberapa riwayat tersebut sebagai contohnya:
Yang harus dilakukan adalah berusaha supaya mereka memperoleh hidayah dan riwayat-riwayat yang disebutkan mencela dan merendahkan orang-orang tengah menyoroti orang-orang seperti ini yang akan kita sebutkan beberapa riwayat tersebut sebagai contohnya:
- Imam Sajjad As bersabda, “Nasihat terakhir Nabi Khidiri kepada Nabi Musa As adalah, ‘Janganlah engkau mencela siapa pun yang melakukan dosa.’”[1]
- Imam Shadiq As bersabda, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Barang siapa yang menyebarkan perbuatan tercela maka ia adalah seperti orang yang melakukannya dan barang siapa yang merendahkan seorang beriman terhadap sesuatu maka ia tidak akan mati kecuali akan ia pasti melakuan perbuatan itu.’”[2]
- Demikian juga Imam Shadiq berdasarkan riwayat dari Rasulullah Saw yang bersabda, “Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya tidak dengan hatinya! Janganlah kalian mencari rahasia-rahasia dan aib-aib orang-orang beriman, demikian juga janganlah kalian mencari kesalahan-kesalahan mereka. Mereka yang mencari-cari aib dan kesalahan sahabat dan saudaranya, Allah Swt juga akan mencari-cari kesalahannya dan pada akhirnya akan malu meski di tengah keluarganya masing-masing.”[3]
Namun apabila pendosa melakukan dosa karena keras kepala dan mengolok-olok orang-orang beriman serta menghinanya maka segala tindakan harus dikerahkan melawannya karena ganjaran bagi orang jahat adalah batu dan dalam al-Quran serta riwayat banyak hal yang telah dijelaskan sehubungan dengan hal ini; sebagamana dalam al-Quran kita membaca:
«...فَمَنِ اعْتَدى عَلَیْکُمْ فَاعْتَدُوا عَلَیْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدى عَلَیْکُمْ...»
“Oleh sebab itu, barang siapa menyerangmu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (Qs. al-Baqarah [2]:194)
Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang melihat orang-orang ragu dan pembuat bid’ah selepasku maka berlepas dirilah dari mereka dan sepanjang kalian mampu kalian harus berkata yang tidak senonoh tentang mereka, berkata buruk dan mencelanya sehingga orang lain tidak lagi berani untuk menggerusi Islam dan ingatkan masyarakat untuk waspada dan tidak belajar dari bid’ah-bid’ah yang mereka buat. Dengan demikian, Allah Swt, sebagai gantinya akan menuliskan ganjaran untukmu dan dengan perantara itu akan meninggikan derajat-derajatmu di akhirat.”[4] [iQuest]
«...فَمَنِ اعْتَدى عَلَیْکُمْ فَاعْتَدُوا عَلَیْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدى عَلَیْکُمْ...»
“Oleh sebab itu, barang siapa menyerangmu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (Qs. al-Baqarah [2]:194)
Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang melihat orang-orang ragu dan pembuat bid’ah selepasku maka berlepas dirilah dari mereka dan sepanjang kalian mampu kalian harus berkata yang tidak senonoh tentang mereka, berkata buruk dan mencelanya sehingga orang lain tidak lagi berani untuk menggerusi Islam dan ingatkan masyarakat untuk waspada dan tidak belajar dari bid’ah-bid’ah yang mereka buat. Dengan demikian, Allah Swt, sebagai gantinya akan menuliskan ganjaran untukmu dan dengan perantara itu akan meninggikan derajat-derajatmu di akhirat.”[4] [iQuest]
[1]. Syaikh Shaduq, al-Khishâl, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari, jil. 1, hal. 111, Qum, Daftar Intisyarat Islami Qum, Cetakan Pertama, 1362 S
[2]. Muhammad Yakub Kulaini, al-Kâfi, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 4, hal. 59, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Keempat, 1407 H.
[3]. Husain Muhaddits Nuri, Mustadrak al-Wasâil wa Mustanbith al-Masâil, jil. 9, hal. 109, Qum, Muassasah Alu al-Bait As, Cetakan Pertama, 1408 H.
[4]. Al-Kâfi, jil. 2, hal. 375.