Kode Site
id23434
Kode Pernyataan Privasi
52921
Tema
Hadis
Ringkasan Pertanyaan
Berdasaran riwayat, apakah baik jika setelah mengkhatamkan al-Quran membaca doa-doa?
Pertanyaan
Apakah terdapat riwayat doa-doa tentang khatam Al-Quran? Apakah hukum membaca doa khatam al-Quran?
Jawaban Global
Dalam literatur-literatur hadis dinukilkan beragam doa dari Nabi Muhammad Saw dan para Imam As tentang doa khatam al-Quran atau indikasi-indikasi tentang hal ini akan kami sebutkan sebagai berikut::
- Nabi Muhammad Saw setelah mengkhatamkan al-Quran membaca doa:
«اللَّهُمَّ ارحَمنی بِالقُرآنِ وَ اجعَلهُ لی إماماً. و هُدىً و رَحمَةً، اللَّهُمَّ ذَکِّرنی مِنهُ ما نَسیتُ،
و عَلِّمنی مِنهُ ما جَهِلتُ، وَ ارزُقنی تِلاوَتَهُ آناءَ اللَّیلِ و أطرافَ النَّهارِ،
وَ اجعَلهُ حُجَّةً لی یا رَبَّ العالَمین»[1]
Ya Allah… Sayangilah aku dengan sebab membaca al-Quran, jadikanlah ia sebagai pembimbing, cahaya petunjuk dan rahmat bagiku. Ya Allah… ingatkanlah aku pada sesuatu yang kulupa dan ajaran kepadaku apa yang aku tidak tahu karena sebab membacanya dan jadikanlah ia sebagai benteng bagiku wahai Dzat yang menguasai alam semesta.
و عَلِّمنی مِنهُ ما جَهِلتُ، وَ ارزُقنی تِلاوَتَهُ آناءَ اللَّیلِ و أطرافَ النَّهارِ،
وَ اجعَلهُ حُجَّةً لی یا رَبَّ العالَمین»[1]
Ya Allah… Sayangilah aku dengan sebab membaca al-Quran, jadikanlah ia sebagai pembimbing, cahaya petunjuk dan rahmat bagiku. Ya Allah… ingatkanlah aku pada sesuatu yang kulupa dan ajaran kepadaku apa yang aku tidak tahu karena sebab membacanya dan jadikanlah ia sebagai benteng bagiku wahai Dzat yang menguasai alam semesta.
- Nabi Muhammad Saw bersabda: Setiap kali di antara kalian ada yang mengkhatamkan al-Quran, maka ucapkanlah:
«اللَّهُمَّ آنِس وَحشَتی فی قَبری»[2]
Jadikanlah ia sebagai penghibur di dalam kuburku.
Jadikanlah ia sebagai penghibur di dalam kuburku.
- Imam Ali As bersabda: Kekasihku, Nabi Muhammad Saw bersabda: Nabi Muhammad Saw memerintahkan aku supaya setelah mengkhatamkan al-Quran membaca doa sebagai berikut:
«اللَّهُمَّ إنّی أسأَلُکَ إخباتَ المُخبِتینَ، و إخلاصَ الموقِنینَ، و مُرافَقَةَ الأَبرارِ،
وَ استِحقاقَ حَقائِقِ الإِیمانِ،وَ الغَنیمَةَ مِن کُلِّ بِرٍّ، وَ السَّلامَةَ مِن کُلِّ إثمٍ، و وُجوبَ رَحمَتِکَ،
و عَزائِمَ مَغفِرَتِکَ، وَ الفَوزَ بِالجَنَّةِ، وَ النَّجاةَ مِنَ النّارِ»؛[3]
Ya Allah! Aku memohon kekhusyukan sebagaimana kekhusyukan yang dimiliki oleh orang-orang yang khusyuk, berteman dengan orang-orang baik, layak untuk menerima hakekat keimanan, memperoleh kebaikan, terjauhkan dari dosa, memperoleh rahmat, ampunan-Mu, sampainya ke surga dan terbebas dari api jahanam.
وَ استِحقاقَ حَقائِقِ الإِیمانِ،وَ الغَنیمَةَ مِن کُلِّ بِرٍّ، وَ السَّلامَةَ مِن کُلِّ إثمٍ، و وُجوبَ رَحمَتِکَ،
و عَزائِمَ مَغفِرَتِکَ، وَ الفَوزَ بِالجَنَّةِ، وَ النَّجاةَ مِنَ النّارِ»؛[3]
Ya Allah! Aku memohon kekhusyukan sebagaimana kekhusyukan yang dimiliki oleh orang-orang yang khusyuk, berteman dengan orang-orang baik, layak untuk menerima hakekat keimanan, memperoleh kebaikan, terjauhkan dari dosa, memperoleh rahmat, ampunan-Mu, sampainya ke surga dan terbebas dari api jahanam.
- Imam Zainal Abidin bersabda: Imam Ali As setiap kali mengkhatamkan al-Quran, membaca:
«اللّهُمَّ اشرَح بِالقُرآنِ صَدری، وَ استَعمِل بِالقُرآنِ بَدَنی، و نَوِّر بِالقُرآنِ بَصَری، و أطلِق بِالقُرآنِ لِسانی،
و أَعِنّی عَلَیهِ ما أبقَیتَنی فَإِنَّهُ لا حَولَ ولا قُوَّةَ إلّا بِک»؛[4]
Ya Allah, lapangkanlah dadaku dengan al-Quran, amankanlah badanku dengan al-Quran, terangilah penglihatanku dengan al-Quran, bebaskanlah lidahku dengan Al-Quran dan tolonglah aku atasnya selama Engkau hidupkan aku, sebab sesungguhnya tidak ada daya dan tidak ada kekuatan selain dengan-Mu.
Demikian juga doa ke-42 Shahifah Sajadiyyah merupakan doa yang dibaca setelah mengkhatamkan al-Quran dimana Imam Sajad As membaca doa tersebut setelah mengkhatamkan al-Quran.[5] [iQuest]
[1] Hilli, Rahiddin bin Yusuf bin al-Mutahhat, Al-‘Adad al-Qawiyyah li Daf’i al-Mukhāwaf al-Yaumiyyah, hal. 22-23, Qum, Ketab Khaneh Ayatullah Mar’asyi Najafi, cet. 1, 1408 H, cet. 1, 1408 H; Araqi, Abul Fadzl Zainuddin Abdurahim bin al-Husain, hal. 329, Beirut, Dar bin Jazm, cet. 1, 1423.
[2] Jalaluddin Suyuthi, Abdurahman bin Abu Bakar, Al-Fathu al-Kabir fi Dzam al-Ziyādah ila al-Jāmi al-Saghir, jil. 1, hal. 97, Beirut, Dar al-Fikr, cet. 1, 1423 H.
[3] Thabarsi, Hasan bin Fadzl, Makārim al-Akhlāk, hal. 342, Qum, Syarif Radhi, cet. 4, 1412 H.
[4] Thusi, Muhammad bin Hasan, Misbāh al-Mutahajid wa Salāh al-Muta’abbid, jil. 1, hal. 323, Tehran, Al-Maktabah al-Islamiyyah, tanpa tahun.
[5] Ali bin al-Husain As (Imam ke-4), Al-Shafifah al-Sajādiyyah, hal. 174-182, Qum, Daftar Nasyar al-Hadi, cet. 1, 1376 S.