Semua ibadah, seperti salat, puasa, haji, memiliki dampak-dampak individual dan sosial yang cukup banyak. Salah satu dampak positif dan konstruktif salat yang paling tinggi adalah kedekatan kepada Allah dan tercegahnya manusia melakukan perbuatan mungkar. Puasa juga memiliki dampak-dampak yang banyak. Misalnya: kesehatan badan, menumbuhkan tenggang rasa dan solidaritas sosial, serta mewujudkan ketakwaan. Haji pun juga demikian, sebagai safar ruhani dan maknawi, jika dijalankan dengan memperhatikan aturan-aturannya dengan benar, dan di samping menjalankan ritual fisiknya juga menghayati makna batiniahnya, pasti akan memberikan banyak dampak positif pada kedalaman jiwa manusia yang penuh berkah, yang bahkan sampai akhir hayatpun dampak tersebut akan dapat dirasakan. Berhias dengan perhiasan dan sifat-sifat penghambaan, mewujudkan dimensi penyerahan diri dan peribadatan di hadapan Tuhan, melangkah bersama dengan para nabi dan wali-wali Allah di Makkah dan Madinah serta tempat-tempat suci lainnya seperti 'Arafat, Masy'ar dan Mina, mengenakan pakaian ihram putih yang mengingatkan kematian, semua itu dapat memberikan dampak dan efek spesial bagi diri manusia. Namun jika kita merasa amal-amal itu tidak memiliki dampak yang terasa, maka perlu dipertanyakan bagaimana kita telah menjalankannya? Supaya kita dapat membenahi kesalahan dalam menjalankan ritual-ritual ibadah tersebut.
Dampak dan efek amal ibadah bagi akhlak dan perilaku manusia, sangat tergantung secara langsung pada spiritualitas pelaku dan dikerjakannya ibadah tersebut dengan memperhatikan adab-adab serta syarat-syaratnya. Jika amal ibadah tidak berdampak pada akhlak dan perilaku kita, maka kesalahannya ada pada amal dan niat yang kita punya, dan kita harus membenahinya. Alhasil amal ibadah memiliki efek dan dampak positif yang bermacam-macam dalam kehidupan manusia baik secara individu maupun sosial.
Dampak-dampak Salat
Salat yang sempurna memiliki dampak yang menakjubkan pada jiwa dan pribadi manusia. Jika kita menjauh dari salat maka dampaknya akan berkurang. Kini saya bertanya kepada Anda: Jika seorang pendosa yang tidak memiliki niat tulus meninggalkan salat dan tidak melakukannya, apakah ia akan mendapatkan keadaan yang lebih baik? Apakah hatinya akan menjadi terang dan nyaman? Tanpa ragu salat bagi orang itu memiliki dampak khusus pada kadarnya sendiri, yang mana jika orang itu meninggalka salat maka noda dan dosanya akan bertambah; yakni dampak salat yang berupa "tercegahnya perbuatan buruk dan munkar"[1] tetap nampak meskipun tak seberapa pada orang itu yang akhirnya menambah keburukan dan dosanya. Lalu bagaimana mungkin kita mengingkari dampak-dampak yang jelas ini?
Dalam riwayat disebutkan: "Seorang pemuda dari Anshar salat bersama nabi, namun ia juga tetap melakukan dosa dan perbuatan-perbuatan yang diharamkan. Hal itu diceritakan kepada Rasulullah Saw. Beliau berkata: "Pasti suatu hari nanti salat akan mencegahnya dari perbuatan buruk dan dosa." Lalu tak lama kemudia mereka melihat pemuda tersebut bertaubat dan tidak lagi melakukan perbuatan buruk."[2]
Saya bertanya lagi kepada Anda: apakah jika orang itu memilki niat yang tulus dan bersih, jika dia rajin melakukan salat, beribadah, berdoa, bertawasul dan bermunajat dengan Tuhan, apakah hatinya tidak akan menjadi lebih bersih? Apakah tidak akan lebih bersinar dan cemerlang?
Dampak salat bagi siapa saja sesuai dengan kadar makrifat, pengetahuan, niat yang tulus, kekhusyukan, dan hal-hal lainnya seperti adab-adab yang perlu diperhatikan. Karena perkara-perkara itu berbeda dalam setiap orang, maka dampak-dampak salat bagi tiap orang pun berbeda-beda. Namun yang pasti salat memiliki banyak dampak yang terasa meski kadarnya berbeda-beda bagi tiap pelakunya.[3]
Dampak-dampak Puasa
Banyak sekali dampak dan efek yang dihasilkan oleh ibadah puasa yang telah disebutkan baik bagi fisik maupun jiwa manusia.[4] Beberapa darinya adalah:
1. Puasa dapat melembutkan jiwa manusia dan menguatkan kekuatan kehendaknnya serta menyeimbangkan nalurinya.[5]
2. Puasa untuk menyama ratakan antara orang yang miskin dengan yang kaya. Dengan mewujudkan tenggang rasa dan mencicipi rasa lapar, kita ingat dengan keadaan kaum fakir miskin lalu terdorong untuk menunaikan hak-hak mereka.
3. Puasa memiliki efek kesehatan (medikal) dan penyembuhan (remedial) yang luar biasa.[6] Alexis Sufurin, seorang ilmuan asal Rusia, menyatakan bahwa orang yang berpuasa dapat menyembuhkan beberapa penyakit, misalnya kurang dara, lemah usus, reumatik, encok, penyakit mata, gula darah, dan penyakit-penyakit ginjal.[7]
4. Berdasarkan statistik resmi, pada bulan Ramadhan tingkat kriminal dan kejahatan lebih berkurang daripada hari-hari biasa.
Dampak-dampak Haji
Perjalanan spiritual haji, jika dilaksanakan sesuai dengan adab-adab dan syarat-syaratnya, serta memperhatikan sisi-sisi maknawiyahnya juga selain hanya menjalankan ritual fisikalnya saja, pasti akan meninggalkan dampak yang dalam dan penuh berkah pada jiwa manusia dan tetap terasa hingga akhir hayatnya. Berhias dengan perhiasan dan sifat-sifat penghambaan, mewujudkan dimensi penyerahan diri dan peribadatan di hadapan Tuhan, melangkah bersama dengan para nabi dan wali-wali Allah di Makkah dan Madinah serta tempat-tempat suci lainnya seperti 'Arafat, Masy'ar dan Mina, mengenakan pakaian ihram putih yang mengingatkan kematian, berjalan dan bertawaf mengelilingi rumah Tuhan, simbol tauhid, kebersamaan dan persatuan, semuanya dapat menjadi sarana perubahan yang luar biasa bagi diri seseorang. Dampak sosial ibadah haji juga banyak sekali. Berkumpulnya jutaan umat Islam di satu waktu dan tempat seperti Makkah adalah simbol persatuan kekuatan dunia Islam.
Dengan disebutkannya dampak-dampak ibadah dalam kitab-kitab riwayat, jika ternyata dampak tersebut tidak dirasakan oleh seseorang, yang perlu ditanyakan adalah amal perbuatan serta niatnya yang mungkin saja tidak sempurna, kemudian harus dibenahi kembali dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, jika misalnya kita melihat seseorang yang rajin salat namun ia tetap melakukan perbuatan-perbuatan buruk, atau ia tidak mejadi lebih dekat kepada Tuhan, perlu diketahui bahwa salatnya tidak dijalankan dengan sebagaimana harusnya, dan hanya sekedar gerakan fisik yang tak berarti. Oleh karenanya ibadah yang dilakukannya tidak berdampak apapun bagi pelakunya. Tidak hanya salat, ibadah-ibadah lainnya pun juga demikian.[iQuest]
[1]. (Qs. al-Ankabut [29]: 49)
[2]. Muhammad Reyshahri, Mizân al-Hikmah, jil. 5, hal. 371, Hadis 10254, Daftar-e Tablighat-e Islami, 1362 S.
[3]. Untuk membaca lebih jauh tentang dampak-dampak shalat, silahkan lihat pertanyaan 2997 (Site: 3242) (Dampak-dampak dan Makna shalat).
[4]. Silahkan lihat, Kulaini, Ushûl Kâfi, jil. 4, hal. 62, bab Keutamaan Puasa dan Orang yang Berpuasa, Dar al-Kutub al-Islamiah, Qom, 1365 S.
[5]. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Qs. al-Baqarah [2]:183 )
[6]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 59, hal. 267, Muasasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.
[7]. Diadaptasi dari Software Pârsemân.