Kode Site
id22317
Kode Pernyataan Privasi
36740
Tema
Dirayah al-Hadits
Ringkasan Pertanyaan
Apakah dalam riwayat-riwayat kita dicegah untuk mandi setiap hari, dan apakah hal itu bias menyebabkan penyakit TBC?
Pertanyaan
Mengapa ada sebagian riwayat mengatakan bahwa tinggal lama di kamar mandi menyebabkan penyakit TBC? Imam Ridha As berkata: “Jangan terbiasa berlama-lamaan di kamar mandi karena bias menyebabkan TBC.”
Jawaban Global
Ada riwayat sahih yang dinukil dari Imam Ridha As yang melarang kita untuk mandi setiap hari.
Dalam riwayat itu dijelaskan bahwa mandi setiap hari dapat menyebabkan penyakit sill (TBC). Namun dengan berbagai pertimbangan, sebenarnya riwayat itu dapat diartikan begini: bahwa sering mandi setiap hari dapat membuat kurus badan. Makna ini nampaknya lebih selaras dengan ilmu kedokteran modern.
Dalam riwayat itu dijelaskan bahwa mandi setiap hari dapat menyebabkan penyakit sill (TBC). Namun dengan berbagai pertimbangan, sebenarnya riwayat itu dapat diartikan begini: bahwa sering mandi setiap hari dapat membuat kurus badan. Makna ini nampaknya lebih selaras dengan ilmu kedokteran modern.
Jawaban Detil
Dalam sebuah riwayat[1] disebutkan begini: Muhammad bin Yahya meriwayatkan dari Ahmad bin Muhammad, dari Abdullah bin Muhammad Hajjal, dari Sulaiman Ja’fari, menukilkan bahwa: Aku pernah sakit sampai tidak ada daging yang tertinggal di tubuhku. Lalu aku pergi menjumpai Imam Ridha As, lalu aku ceritakan masalahku. Beliau berkata: “Apakah engkau ingin daging tumbuh di badanmu?” Aku menjawab: “Ya.” Imam berkata: “Mandilah dua hari sekali (sehari mandi dan sehari tidak) sampai dagingmu kembali. Namun jika engkau sering mandi (mandi tiap hari)[2] engkau akan menjadi maslul (terjangkiti penyakit TBC).”
Di sini kami akan jelaskan yang dimaksud dengan“maslul” (orang yang terjangkiti penyakit TBC) dalam hadis ini.
Sanad riwayat
A. Muhammad bin Yahya Al-Athhar Qumi: Najjasyi menyebutnya dengan penuh penghormatan dan menganggapnya sebagai orang yang tsiqah serta banyak hadisnya.[3]
B. Ahmad bin Muhammad bin Isa Asy’ari: Dia termasuk dari para pembesar Syiah di Qom, yang mana Syaikh Thusi menyebutnya sebagai orang yang tsiqah.[4]
C. Abdullah bin Muhammad Hajjal: Najjasyi[5] menyebutnya sebagai orang tsiqah dan mempercayainya, begitu pula Syaikh Thusi.[6]
D. Sulaiman Ja’fari: Najjasyi dan Syaikh Thusi menyebutnya sebagai tsiqah.[7]
Dengan demikian, dari segi sanad, riwayat ini termasuk dari riwayat-riwayat yang sahih.
Teks riwayat
Beberapa poin penting tentang kandungan riwayat ini perlu dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, kita tidak bisa menggeneralisasikan riwayat ini sebagaimana riwayat-riwayat lainnya, yakni kita tidak bisa berkata bahwa siapapun dengan penyakit apapun yang begitu parah sehingga kurus badannya, maka dengan mandi dua kali sehari dagingnya akan tumbuh. Karena bisa jadi untuk penyakit-penyakit tertentu mandi justru membuat penyakit yang diderita semakin parah. Dalam riwayat ini, Sulaiman Ja’fari tidak menyebutkan nama penyakitnya. Jika seandainya ia menyebut nama penyakitnya, betapa bakal bergunanya riwayat ini. Dengan demikian riwayat di atas tidak bersifat general.
Kedua, dalam bahasa Arab kontemporer, WC seringkali disebut dengan “hammâm” yang mana arti itu tidak dimaksud dalam riwayat di atas. Berdasarkan indikasi yang ada, yang dimaksud “hammâm” dalam riwayat tersebut adalah kamar mandi.
Ketiga, pembahasan yang paling penting terkait riwayat ini adalah makna dari “sill”. Sill berasal dari kata salala yang secara leksikal berarti “menarik sesuatu keluar dari sesuatu lainnya, seperti menarik pedang dari sarungnya.” Atau juga berarti “mengeluarkan sesuatu dari rumah dengan cara mencuri.”[8]
Pada asalnya, secara leksikal berarti sejenis kurangnya sesuatu dikarenakan terpisah dari sesuatu tersebut. Oleh karena itu penyakit yang dikenal dengan sill juga berasal dari pengertian ini. Dikarenakan penyakit ini, si penderita dikarenakan berkurangnya daging dan otot badan, lambat laun tubuhnya menjadi kurus kering. Menurut para ahli bahasa, penyakit sill dikarenakan luka di paru-paru, penderitanya mengalami batuk yang berketerusan dan demam ringan, lalu lambat laun menjadi kurus kering.[9] Oleh karena itu kurus kering yang dialaminya disebabkan oleh penyakit itu.
Penjelasan dan terjemahan riwayat
Dalam riwayat tersebut, Imam Ridha As berkata: “Sering mandi (mandi setiap hari) dapat menyebabkan penyakit TBC.” Yakni orang seperti itu akan terkena penyakit TBC (sill).
Namun jika kita perhatikan konteks dan indikasi-indikasi yang lain, begitu juga dengan memperhatikan riwayat-riwayat lainnya, riwayat di atas dapat diterjemahkan dengan arti lain, yakni kita artikan TBC sebagai kurusnya badan, bukan penyakit TBC itu sendiri. Alasan pengertian seperti ini adalah beberapa hal berikut ini:
Pertama, dalam riwayat itu Imam Ridha As memberikan nasihatnya di atas kepada seseorang yang menderita badan kurus untuk mandi dua hari sekali supaya dagingnya tumbuh kembali. Di saat yang sama, ia juga mencegahnya untuk mandi tiap hari. Yakni pada dasarnya Imam Ridha As menjelaskan hal yang dapat menguatkan badan dan yang melemahkan badan. Oleh karena penyakit TBC tidak dibahas di dalamnya.
Kedua, sebagaimana yang telah dijelaskan tentang makna sill, akar kata ini berarti kurusnya badan yang dikarenakan terpisahnya suatu bagian; begitu pula kebanyakan mandi juga membuat badan kurus. Karena itu sill bisa diartikan dengan badan kurus.
Ketiga, dengan memperhatikan konteks dan indikasi-indikasi riwayat, ada kemungkinan yang dimaksud dari riwayat Imam Ridha As dalam kata-kata “yûritsu al-silla”[10] berarti tertimpa keadaan seperti keadaan orang yang terkena penyakit sill, seperti kurusnya badan, bukan penyakit sill itu sendiri. Yakni mandi tiap hari dapat membuat seseorang tertimpa suatu keadaan sebagaimana keadaan yang menimpa orang yang menderita penyakit sill. Karena kurusnya badan adalah akibat terburuk yang disebabkan oleh penderita sill, maka sang imam mengibaratkan kurusnya badan sahabatnya sebagai sill.
Keempat, dalam riwayat-riwayat lainnya juga ditemukan ungkapan seperti itu. Misalnya diriwayatkan dari Imam Shadiq As: “Memakan ikan dapat menyebabkan sill.”[11] Di sisi lain, banyak juga riwayat dari imam Shadiq As tentang memakan daging ikan yang mana riwayat itu dapat menafsirkan kata-kata yûritsu al-silla (mewarisi penyakit sill) dalam hadis imam Ridha As dengan baik. Dalam riwayatnya, Imam berkata: “Memakan daging ikan dapat meluluhkan badan (membuat kurus badan).”[12] Sebagaimana yang kita baca, tidak ada sama sekali kata-kata penyakit sill di riwayat tersebut. Dengan demikian sill dalam riwayat Imam Ridha As dapat diartikan dengan keadaan badan yang kurus.
Ya! Memakan ikan dapat membuat badan manusia kurus. Hal ini pun telah dibenarkan oleh ilmu kedokteran saat ini.[13] Karena itu jika ilmu kedokteran saat ini tidak membenarkan adanya hubungan antara sering mandi dan makan ikan dengan penyakit sill, hal itu bukan berarti riwayat-riwayat di atas bertentangan dengan ilmu kedokteran; karena dengan memperhatikan qarinah dan indikasi-indikasi lainnya, riwayat-riwayat itu dapat diartikan lebih baik, yang mana yang dimaksud adalah keadaan kurusnya badan. [iQuest]
Di sini kami akan jelaskan yang dimaksud dengan“maslul” (orang yang terjangkiti penyakit TBC) dalam hadis ini.
Sanad riwayat
A. Muhammad bin Yahya Al-Athhar Qumi: Najjasyi menyebutnya dengan penuh penghormatan dan menganggapnya sebagai orang yang tsiqah serta banyak hadisnya.[3]
B. Ahmad bin Muhammad bin Isa Asy’ari: Dia termasuk dari para pembesar Syiah di Qom, yang mana Syaikh Thusi menyebutnya sebagai orang yang tsiqah.[4]
C. Abdullah bin Muhammad Hajjal: Najjasyi[5] menyebutnya sebagai orang tsiqah dan mempercayainya, begitu pula Syaikh Thusi.[6]
D. Sulaiman Ja’fari: Najjasyi dan Syaikh Thusi menyebutnya sebagai tsiqah.[7]
Dengan demikian, dari segi sanad, riwayat ini termasuk dari riwayat-riwayat yang sahih.
Teks riwayat
Beberapa poin penting tentang kandungan riwayat ini perlu dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, kita tidak bisa menggeneralisasikan riwayat ini sebagaimana riwayat-riwayat lainnya, yakni kita tidak bisa berkata bahwa siapapun dengan penyakit apapun yang begitu parah sehingga kurus badannya, maka dengan mandi dua kali sehari dagingnya akan tumbuh. Karena bisa jadi untuk penyakit-penyakit tertentu mandi justru membuat penyakit yang diderita semakin parah. Dalam riwayat ini, Sulaiman Ja’fari tidak menyebutkan nama penyakitnya. Jika seandainya ia menyebut nama penyakitnya, betapa bakal bergunanya riwayat ini. Dengan demikian riwayat di atas tidak bersifat general.
Kedua, dalam bahasa Arab kontemporer, WC seringkali disebut dengan “hammâm” yang mana arti itu tidak dimaksud dalam riwayat di atas. Berdasarkan indikasi yang ada, yang dimaksud “hammâm” dalam riwayat tersebut adalah kamar mandi.
Ketiga, pembahasan yang paling penting terkait riwayat ini adalah makna dari “sill”. Sill berasal dari kata salala yang secara leksikal berarti “menarik sesuatu keluar dari sesuatu lainnya, seperti menarik pedang dari sarungnya.” Atau juga berarti “mengeluarkan sesuatu dari rumah dengan cara mencuri.”[8]
Pada asalnya, secara leksikal berarti sejenis kurangnya sesuatu dikarenakan terpisah dari sesuatu tersebut. Oleh karena itu penyakit yang dikenal dengan sill juga berasal dari pengertian ini. Dikarenakan penyakit ini, si penderita dikarenakan berkurangnya daging dan otot badan, lambat laun tubuhnya menjadi kurus kering. Menurut para ahli bahasa, penyakit sill dikarenakan luka di paru-paru, penderitanya mengalami batuk yang berketerusan dan demam ringan, lalu lambat laun menjadi kurus kering.[9] Oleh karena itu kurus kering yang dialaminya disebabkan oleh penyakit itu.
Penjelasan dan terjemahan riwayat
Dalam riwayat tersebut, Imam Ridha As berkata: “Sering mandi (mandi setiap hari) dapat menyebabkan penyakit TBC.” Yakni orang seperti itu akan terkena penyakit TBC (sill).
Namun jika kita perhatikan konteks dan indikasi-indikasi yang lain, begitu juga dengan memperhatikan riwayat-riwayat lainnya, riwayat di atas dapat diterjemahkan dengan arti lain, yakni kita artikan TBC sebagai kurusnya badan, bukan penyakit TBC itu sendiri. Alasan pengertian seperti ini adalah beberapa hal berikut ini:
Pertama, dalam riwayat itu Imam Ridha As memberikan nasihatnya di atas kepada seseorang yang menderita badan kurus untuk mandi dua hari sekali supaya dagingnya tumbuh kembali. Di saat yang sama, ia juga mencegahnya untuk mandi tiap hari. Yakni pada dasarnya Imam Ridha As menjelaskan hal yang dapat menguatkan badan dan yang melemahkan badan. Oleh karena penyakit TBC tidak dibahas di dalamnya.
Kedua, sebagaimana yang telah dijelaskan tentang makna sill, akar kata ini berarti kurusnya badan yang dikarenakan terpisahnya suatu bagian; begitu pula kebanyakan mandi juga membuat badan kurus. Karena itu sill bisa diartikan dengan badan kurus.
Ketiga, dengan memperhatikan konteks dan indikasi-indikasi riwayat, ada kemungkinan yang dimaksud dari riwayat Imam Ridha As dalam kata-kata “yûritsu al-silla”[10] berarti tertimpa keadaan seperti keadaan orang yang terkena penyakit sill, seperti kurusnya badan, bukan penyakit sill itu sendiri. Yakni mandi tiap hari dapat membuat seseorang tertimpa suatu keadaan sebagaimana keadaan yang menimpa orang yang menderita penyakit sill. Karena kurusnya badan adalah akibat terburuk yang disebabkan oleh penderita sill, maka sang imam mengibaratkan kurusnya badan sahabatnya sebagai sill.
Keempat, dalam riwayat-riwayat lainnya juga ditemukan ungkapan seperti itu. Misalnya diriwayatkan dari Imam Shadiq As: “Memakan ikan dapat menyebabkan sill.”[11] Di sisi lain, banyak juga riwayat dari imam Shadiq As tentang memakan daging ikan yang mana riwayat itu dapat menafsirkan kata-kata yûritsu al-silla (mewarisi penyakit sill) dalam hadis imam Ridha As dengan baik. Dalam riwayatnya, Imam berkata: “Memakan daging ikan dapat meluluhkan badan (membuat kurus badan).”[12] Sebagaimana yang kita baca, tidak ada sama sekali kata-kata penyakit sill di riwayat tersebut. Dengan demikian sill dalam riwayat Imam Ridha As dapat diartikan dengan keadaan badan yang kurus.
Ya! Memakan ikan dapat membuat badan manusia kurus. Hal ini pun telah dibenarkan oleh ilmu kedokteran saat ini.[13] Karena itu jika ilmu kedokteran saat ini tidak membenarkan adanya hubungan antara sering mandi dan makan ikan dengan penyakit sill, hal itu bukan berarti riwayat-riwayat di atas bertentangan dengan ilmu kedokteran; karena dengan memperhatikan qarinah dan indikasi-indikasi lainnya, riwayat-riwayat itu dapat diartikan lebih baik, yang mana yang dimaksud adalah keadaan kurusnya badan. [iQuest]
[1]. Muhammad bin Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, jil. 6, hal. 487, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.
[2]. Yang disebut dalam riwayat adalah kata ghabban. Faidh Kashani dalam al-Wâfi berkata: Ghabb dengan kasrah ghain dan tasydid di atas ba’ berarti satu hari masuk kamar mandi dan satu hari tidak mandi (yakni dua hari sekali). Mulla Muhsin Faidh Kashani, al-Wâfi, diedit oleh Dhiya’ al-Din Husain Isfahani, jil. 6, hal. 607, Kitabkhane Amirul Mukminin As, Isfahan, 1406 H.
[3]. Ahmad bin Ali Najjasyi, Fihrist Asmâ’ Mushannifi al-Syi’ah, hal. 353, Daftar Intesyarat Islami, Qum, 1407 H.
[4]. Muhammad bin Hasan Syaikh Thusi, Rijâl Thûsi, hal. 351, Intesyarat Haidariyyah, Najaf, 1381 H.
[5]. Rijâl Najjâsyi, hal. 226.
[6]. Rijâl Syaikh Thûsi, hal. 360.
[7]. Rijâl Najjâsyi, hal. 182; Rijâl Syaikh Thûsi, hal. 338.
[8]. Husain bin Muhammad Raghib Isfahani, Al-Mufradât fi Gharib al-Qur’ân, diriset oleh Dawudi dan Shafwan Adnan, hal. 418, Dar al-Qalam, Al-Dar Al-Syamiyah, Dimasyq, Beirut, Cetakan Pertama, 1412 H.
[9]. Husain Yusuf Musa, Al-Afshah, jil. 1, hal. 501, Daftar Tablighat Islami, Qum, Cetakan Keempat.
[10]. Bermakna “mewarisi sill” yakni menjadi maslul (terjangkiti penyakit TBC).
[11]. Syaikh Hasan Thabarsi, Makârim al-Akhlâq, hal. 161, Nashr Syarif Murtadha, Qom, 1370 H.S.
[12]. Makârim al-Akhlâq, hal. 161; al-Kâfi, jil. 6, hal. 499.
[13]. Berdasarkan yang dilaporkan oleh website Salamat News, mengkonsumsi ikan dan lemaknya dapat menurunkan berat badan. Berikut linknya: http://www.salamatnews.com/ViewNews.aspx?ID=73155&cat=5