Riwayat yang dikutip dalam pertanyaan adalah sebagai berikut:
«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ أَوْحَى إِلَى دَاوُدَ (ع) أَنِ ائْتِ عَبْدِی دَانِیَالَ فَقُلْ لَهُ إِنَّکَ عَصَیْتَنِی فَغَفَرْتُ لَکَ وَ عَصَیْتَنِی فَغَفَرْتُ لَکَ وَ عَصَیْتَنِی فَغَفَرْتُ لَکَ فَإِنْ أَنْتَ عَصَیْتَنِیَ الرَّابِعَةَ لَمْ أَغْفِرْ لَک .... فَوَ عِزَّتِکَ لَئِنْ لَمْ تَعْصِمْنِی لَأَعْصِیَنَّکَ ثُمَّ لَأَعْصِیَنَّکَ ثُمَّ لَأَعْصِیَنَّک»
“Sesungguhnya Allah Swt mewahyukan kepada Daud As (yang berisikan perintah) untuk pergi ke hamba-Ku Daniel dan katakan kepadanya bahwa engkau telah berbuat dosa dan Aku telah mengampuninya dan memaafkan hingga tiga kali perbuatan dosa yang dilakukan. Aku tidak akan memaafkan apabila engkau melakukan sebanyak empat kali. Daud datang kepada Daniel dan menyampaikan pesan Allah Swt. Daniel menjawab, Engkau telah menyampaikan pesan Allah. Tatkala Subuh, Daniel sibuk bermunajat kepada Allah Swt dan berkata, ‘Tuhanku! Nabi-Mu Daud mengabarkan kepadaku bahwa Aku telah bermaksiat kepada-Mu dan Engkau juga telah memaafkanku. Demi keagungan-Mu! Apabila Engkau tidak menjagaku maka Aku akan kembali bermaksiat kepada-Mu.’”
[1]
Riwayat ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
-
Maksiat dalam riwayat ini bermakna tark aula (meninggalkan perbuatan yang lebih utama) yang bisa saja dilakukan oleh para nabi.
-
Apa yang disebutkan pada akhir riwayat bermakna bahwa hanya dengan kemaksuman-Mu yang mampu membuatkan terjauh dari dosa dan tentu saja hal ini tidak bermakna ancaman, melainkan mirip dengan tuturan Nabi Ibrahim yang berkata kepada Allah Swt:
«لَئِنْ لَمْ یَهْدِنی رَبِّی لَأَکُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّین»
“Sesungguhnya jika Tuhan-ku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (Qs. al-An’am [6]:77)
Apa yang diyakini Syiah terkait dengan para imamnya adalah jenis kemaksuman ini yang diperoleh dengan petunjuk dan hidayah dari Allah Swt. [iQuest]
[1]. Muhammad bin Yakub Kulaini,
al-Kâfi, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 2, hal. 436, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, Cetakan Keempat, 1407 H.