Carian Terperinci
Pengunjung
13154
Tarikh Kemaskini 2011/10/22
Ringkasan pertanyaan
Apakah ajaran Zoroaster termasuk agama Ilahi?
soalan
Apakah ajaran Zoroaster termasuk agama Ilahi?
Jawaban Global

Dengan mendengarkan lagu nyanyian-nyanyian keagamaan mereka, boleh difahami bahawa ajaran Zoroaster pada awalnya adalah ajaran yang mempercayai tauhid (monoteisme). Akan tetapi dengan meneliti lebih dalam kepada ajaran-ajarannya yang tertulis dalam kitab “Avesta”, maka diketahuilah bahawa dalam ajaran itu terdapat dualisme ketuhanan. Tapi sesuai dengan penelitian tarikh, ternyata hal ini baru dilakukan oleh para pengikut ajaran Zoroaster setelah zaman kepemimpinan seorang tokoh Zoroaster yang bernama “Mani”.

 

Kerana itu, setelah memperhatikan ajaran yang tertulis dalam kitab Avesta, ternyata ajaran ini telah pun ternodai dengan ajaran politeisme, ajaran Zoroaster telah masuk kedalam kubangan penyimpangan dan kesesatan. Walaupun mereka memiliki nabi yang berasaskan ajaran ilahi, akan tetapi mereka telah jauh tersesat dari ajaran-ajaran wahyu sebenar dan ajaran tauhid nabinya.

 

Banyak riwayat daripada para Imam Maksum yang menukilkan bahawa Zoroaster pada awalnya termasuk monotheisme, namun setelah berlalunya waktu dan masa, ajaran ini kemudian menyimpang dari ajaran sebenar.

Jawaban Detil

“Ajaran Zoroaster merupakan salah satu ajaran (agama) Ilahi.” Bukti-bukti itu dapat kita perhatikan sebagai berikutl:

 

1.     Dasar-dasar daripada ajaran Zoroaster

2.     Pengakuan al-Qur’an terhadap ajaran Zoroaster

 

 

1.     Dasar-dasar dari pada ajaran Zoroaster

Menurut Gathas,[1] ajaran Zoroaster seratus perseratus adalah ajaran monotheisme. Sebahagian besar para pengkaji Zoroaster, ketika mereka mengkaji tokoh yang bernama Gathas ini, mereka menemukan bahawa Zoroaster berbicara tentang kemurnian tauhid. Noda syirik yang muncul setelah itu telah membuatkan ajaran ini menyimpang dari ajaran sebenar, hal ini terjadi setelah zaman Mani.

 

Hakikatnya, para pengikut Zoroaster adalah orang-orang yang mulia dengan ajaran yang disampaikannya, tetapi sebagaimana yang terjadi pada agama Kristian yang akhirnya mempercayai banyak Tuhan, ajaran Zoroaster pun demikian halnya.

 

Dapat disimpulkan bahawa ajaran Gathas pada awal kemunculannya adalah ajaran tauhid, dan Zoroaster adalah ajaran yang benar, namun pada akhirnya telah menyimpang, sebagaimana yang boleh kita lihat pada kitab Avesta, kitab suci para penganut agama Zoroaster, tanda-tanda politheisme muncul dan mempercayai bahwa tuhan mempunyai roh tersendiri.[2]  Dengan demikian, ajaran yang kita sebut dengan Zoroaster adalah ajaran yang telah mengalami penyimpangan dan telah jauh dari ajaran sebenar ketika pertama kali disampaikan.

 

a.    Keyakinan Zoroaster

1.     Tuhan dalam ajaran Zoroaster

Tuhan dalam pandangan Gathas adalah Tuhan yang Esa dan Pencipta seluruh semesta. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang tidak terikat oleh tempat dan waktu, serta tidak pula memerlukan kepada suatu kaum. Tuhan dalam pandangan Gathas, diperkenalkan sebagai Ilmu Mutlak, Pencipta seluruh kejadian, Mulia, Pengasih, Adil, dan Berkuasa atas segala sesuatu. Dengan demikian, maka tidak ada lagi tempat yang tertinggal bagi berhala, patung lainnya.[3] Yang patut diperhatikan adalah bahawa dalam Gathas, Zoroaster adalah salah seorang nabi Ilahi dan memakai pakaian tauhid yang berada di puncaknya, ia memulai ungkapan perasaannya dengan menyebutkan: “Wahai Tuhan Sang Pencipta! Aku menyembah-Mu dengan sepenuh hati. Bagaimanakah cara mengadukan perasaan ini kepada-Mu?, Wahai sandaran hati, hatiku bergetar karena kasih sayangMu, yang menaungi diriku dengan pertolonganMu, terangilah hati kami dengan sinar cahayaMu yang suci lagi terang berderang”[4]

 

2.     Alam semesta dalam ajaran Zoroaster

Alam semesta merupakan ciptaan Tuhan. Dia-lah Penjaga dan Penguasa alam semesta. Alam semesta bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, demikianlah sehingga tanpa kehendak dan ilmu-Nya, tiada satu pun peristiwa yang akan terjadi selain daripada izinNya. Ahuramazda (Tuhan) menciptakan semesta ini benar-benar memiliki matlamat.[5]

 

3.     Manusia dalam ajaran Zoroaster

Agama Zoroaster memandang manusia memiliki kedudukan yang tinggi. Manusia yang suci dan tanpa dosa – berbeza dengan keyakinan masehi bahawa manusia berdosa semenjak lahirnya – adalah manusia yang bebas melakukan segala sesuatu dengan kehendaknya sendiri untuk melakukan perbuatan yang baik atau memilih untuk melakukan perbuatan yang buruk.[6]

 

4.     Kehidupan setelah mati dalam ajaran Zoroaster

Ajaran Zoroaster sebagaimana ajaran agama lainnya meyakini bahwa roh manusia tidak akan binasa dengan datangnya kematian. Manusia dengan memperhatikan segala perbuatannya, akan memasuki syurga atau neraka.[7] Dalam kitab Gathas terdapat ajaran-ajaran yang berbeza dengan ajaran-ajaran yang tertulis dalam Avesta. Salah satu ajaran ini disebut dengan nama "Agama lama Zoroaster" atau "pertama."[8] Dalam kitab itu disebutkan bahawa: "Manusia setelah mati akan melintas Jambatan Chinvat; sebuah jembatan yang tidak dapat dilalui oleh para orang yang berdosa, sehingga pada akhirnya orang-orang yang berbuat baik akan memasuki syurga firdaus dan orang-orang yang melakukan perbuatan buruk akan dilempar ke neraka.[9]

 

Dalam beberapa pembahasan, juga disebutkan dalam Gathas bahawa terdapat alam lain setelah kematian.[10] Penulis Zoroaster masa kini juga mengakui bahawa salah satu asas dan fondasi ajaran Zoroaster adalah bahawa roh manusia akan berkekalan setelah mati, roh itu akan beroleh kebahagiaan dengan perbuatan baik yang mereka lakukan di dunia, dan akan beroleh pembalasan hukuman di neraka dengan perbuatan jahat yang mereka lakukan.

 

Bagaimanapun keyakinan "jambatan Chinvat" boleh difahami sebagai adanya keyakinan Zoroaster terhadap hari kiamat.

 

2.     Pengakuan al-Qur’an terhadap ajaran Zoroaster

Al-Qur'an menyebut pengikut Zoroaster dengan sebutan "Majus".[11] Berdasarkan beberapa riwayat yang dinukil dari para Imam Maksum (a.s.), menyatakan Majus mempunyai kitab dan memiliki nabi."[12] Riwayat-riwayat menjelaskan bahwa ajaran awal agama Ilahi Zoroaster mengalami penyimpangan melalui para pengikutnya. Kerana itu, kesimpulan yang diperolehi dari riwayat-riwayat itu adalah satu-satunya kisah yang menjelaskan bagaimana penyimpangan itu terjadi terhadap ajaran Zoroaster.[]

 

Indeks yang berkaitan:

Ma'ad Jasmani dalam Pandangan Ahlulkitab, pertanyaan 1916 (Site: 1917)



[1].Gatha adalah sekumpulan nyanyian yang terhimpun semenjak 3500 tahun yang lalu dan di dalamnya dijelaskan tentang jalan hidup yang baik dalam bentuk puisi.  

[2]. Jalaluddin Asytiyani, Zartusyt, Syarkat-e Sahami Intisyar, cetakan 1381, jil. 6.

[3].Din Syinâsi Tathbiqi, 107. Meski demikian sebagian ulama Zoroaster berupaya dengan takwil filosofis dan gnostis menunjukkan bahwa ajaran dualism Avesta ini adalah ajaran monoteisme dan memandang bahwa kitab suci mereka adalah kitab suci tauhid.  

[4].Zartusyt, hal. 133.

[5]. Din Syinâsi Tathbiqi, 109-110.

[6].Ibid, hal. 110.

[7].Ibid, hal. 112.   

[8]. Ajaran ini disebutkan dalam enam prinsip di mana noktah ini yang dijelaskan adalah prinsip ke-enam

[9]. Adyân-e Âsyayai, hal. 42 dan 43, yang dinukil dari kitab Sairi dar Adyan-e Zendeh Jahan (non- Islam), Abdurahim Sulaimani Ardistani, hal. 112

[10]. Târikh-e Tamaddun, hal. 246. Din Syinasi Tathbiqi, hal. 112.   

[11]. "Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shâbi’în (para penyembah bintang), orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Memisahkan yang hak dari yang batil. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu." (Qs. Al-Hajj [22]:17) Silakan lihat, Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 14., hal. 40. Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizan fii Tafsir al-Qur'an.  

[12]. Abdu 'Ali al-'Arusi al-Huwaizi, Nur al-Tsaqalain, Rasuli Mahallati, Qum, Matba' al-Hikmah, jil. 3, hal. 475. Al-Hurr al-'Amili, Wasâil al-Syiah, hal. 96; Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 46, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Qom, 1361.

Terjemahan pada Bahasa Lain
Opini
Bilangan komen 0
Sila masukkan nilai
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Sila masukkan nilai
Sila masukkan nilai

Kategori

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apa yang dimaksudkan pernyataan ‘buta di akhirat’?
    24593 Tafsir 2011/08/20
    Yang dimaksud dengan buta di hari akhirat dalam ayat, “Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, nescaya di akhirat (nanti) ia akan buta (pula) dan lebih sesat dari jalan (yang benar).” (Qs. Al-Isra [17]:72) dan ayat
  • Mengapakah Ahlul Bait (a.s) hanya dikhususkan untuk beberapa orang sahaja?
    18030 Teologi Klasik 2013/01/08
    Terdapat banyak dalil dominan pengkhususan Ahlul Bait kepada lima orang Āl ʻAba; iaitu Muhammad (s.a.w), Ali, Fatimah, Hasan dan Husain yang telah dinukilkan daripada Nabi (s.a.w) oleh para ahli hadis, ulama Syiah dan ulama Ahlusunnah di mana terdapat lebih dari 70 sumber terkenal Ahlusunnah manakala dalam sumber ...
  • Apakah syaitan (Iblis) berasal dari golongan malaikat atau jin?
    31337 Tafsir 2011/04/19
    Berkenaan syaitan samada ia berasal dari golongan malaikat atau jin, terdapat berbagai pendapat.Sumber perbezaan pendapat ini, berhubung peristiwa penciptaan Nabi Adam As dimana para malaikat sujud kepada Adam As atas perintah Tuhan namun syaitan tidak melakukan hal yang sama.Sebahagian berkata ...
  • Bagaimana pandangan Imam Khomeini terhadap Dr. Syari`ati?
    7061 تاريخ بزرگان 2011/07/21
    Berkenaan dengan pandangan Imam Khomeini tentang Dr. Syari`ati, yang berupa karya tulisan beliau yang ada di tangan kita disebutkan bahawa Imam Khomeini tidak menyebutkan secara jelas tanggapan positif atau negatif mengenainya dan tidak menyebut nama Dr. Syari`ati. Sudah tentu Imam Khomeini mengkritik orang-orang yang ...
  • Bagaimana hubungan antara kehendak Ilahi dan keinginan manusia?
    20286 Teologi Klasik 2011/01/17
    Manusia adalah kewujudan yang Mumkin  (iaitu kewujudan yang possible, iaitu ia boleh ada ketika ada penciptaanya dan boleh tiada ketika tiada penciptanya. Hubungan wujud dengan tidak wujud baginya adalah sama) yang mana hakikat wujud dan seluruh dimensi keberadaannya bersumber dari Allah Swt. Allah Swt dengan ...
  • Kenapa Iblis (syaitan) diciptakan daripada api?
    14290 Teologi Klasik 2010/11/14
    Pertanyaan Ini Tidak Mempunyai Jawapan Lengkap. Sila Klik Kategori Jawapan Detail. ...
  • Mengapa teks surah al-Fatihah dinyatakan sedemikian rupa sehingga hamba bercakap-cakap dengan Tuhannya dan bukan sebaliknya?
    11252 Tafsir 2015/06/09
    Sebagian surah dan ayat al-Quran memiliki sisi edukatif dan pengajaran; artinya diturunkan untuk mengajarkan cara bagaimana mengunkapkan pujian dan munajat kepada Allah Swt. Paragraf-paragraf al-Quran ini terkadang dimulai dengan ungkapan seperti “Qul” (Katakanlah) yang menegaskan sisi edukatif ungkapan tersebut; seperti surah-surah Tauhid dan al-Muaddzatain[1] ...
  • Apa yang dimaksudkan dengan bada', lauh mahfuz, kitabul mubin, lauh mahw wa isbat?
    20336 Teologi Klasik 2010/11/14
    Bada’ bermakna zahir (jelasnya) sesuatu setelah tersembunyi. Dan yang digunakan dalam al-Quran adalah makna ini:  و بدا لهم من اللَّه ما لم یکونوا یحتسبون" Dan jelaslah bagi ...
  • Bagaimanakah manusia dapat sampai kepada kesempurnaan?
    14156 Akhlak Praktikal 2012/05/17
    Jawapan untuk pertanyaan di atas dapat diklasifikasikan dalam empat perbahasan, iaitu: a. Definisi dari perkataan "sempurna" dan perbezaannya dengan perkataan "lengkap"; b. Kesempurnaan manusia; c. Kesempurnaan manusia dari perspektif Islam; dan d. Jalan menuju kesempurnaan. Perkataan "sempurna" kadang-kadang digunakan dengan makna yang selaras ...
  • Apakah telaga kautsar itu?
    16839 Tafsir 2011/07/21
    Kata "kautsar" mempunyai erti kebaikan yang banyak dan melimpah. Dan terdapat begitu banyak contoh (mishdaq) untuk kata kautsar ini, seperti: telaga dan sungai kautsar, syafaat, nubuwwat atau kenabian, hikmah, ilmu, generasi dan keturunan yang banyak.Kautsar memiliki dua mishdaq (wujud), iaitu mishdaq ...

Populer Hits