Advanced Search
Hits
9146
Tanggal Dimuat: 2010/01/20
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Imam Husain As memiliki putri yang bernama Ruqayyah?
Pertanyaan
Sebagian orang meragukan sosok Ruqayyah binti al-Husain terkait dengan apakah Imam Husain As memiliki putri bernama Ruqayyah? Mereka melontarkan syubha dan menyebarkannya di tengah masyarakat. Dalam rangka pencerahan, tolong Anda beberkan jawaban yang berpijak di atas dalil dan sandaran referensi terkait dengan masalah ini.
Jawaban Global

Pada hakikatnya lantaran kisah tragis Karbala yang sarat dengan pengorbanan dan pancaran sinar kesempurnaan kemanusiaan sedemikian menjadi pusat perhatian orang sehingga sebagian sosok yang menjadi aktor laga akbar ini disebabkan usia dan umur yang belia kurang mendapat perhatian serius. Biografi Hadhrat Ruqayyah Sa dalam pancaran sebuah cahaya, ia berada di bawah pancaran sinar can cahaya Karbala  sebagaimana ayah, paman, putra-putra pamannya.

Atas dasar itu, dalam literatur-literatur sejarah tidak disebutkan seorang putri bernama Ruqayyah yang merupakan putri kecil Imam Husain As. Pada sebagian Maqâtil, disebutkan sebuah ucapan dari Imam Husain As yang bersabda, “Ya Ukhtah! Ya Umm Kultsum! Wa Anti Ya Zainab wa Anti Ya Ruqayyah wa Anti Ya Fatimah wa Ya Anti Ya Rubab! Unzhurna idza Ana qutiltu fala tasyqaqna ‘alayya jaiba wala takhmusyna ‘alayya wajha wala taqulna ‘alayya hijra.” (Wahai saudariku! Wahai Ummu Kultsum! Wahai Zainab! Dan engkau wahai Ruqayyah dan Fatimah serta Rubab! Perhatikanlah apa yang saya sampaikan (ingatlah) tatkala aku terbunuh janganlah kalian meratap, mencakar muka dan berkata yang tidak-tidak.”[1]

Dengan memperhatikan gaya penyampaian dan kandungan ucapan Imam Husain As yang menyatakan, “tatkala aku terbunuh janganlah kalian meratap, mencakar muka dan berkata yang tidak-tidak.” Kecil kemungkinan Hadhrat Ruqayyah yang berusia empat tahun diajak berbicara seperti ini.

Dalam sabda lainnya yang dikutip dari Imam Husain As, Imam Husain As bersabda, “Ala Ya Zainab Ya Sukainah! Ya Waladi! Man dza yakunu lakum ba’di? Ala ya Ruqayyah wa Ya Ummu Kultsum! Antum wadi’atu Rabbi. Alyaum qad qaraba al-wa’du.” (Wahai Zainab, Wahai Sukainah! Wahai putra dan putriku! Siapakah yang akan tinggal di antara kalian selepasku? Wahai Ruqayyah, Wahai Ummu Kultsum! Kalian adalah amanah Tuhanku di sisiku. Sekarang telah tiba waktu yang dijanjikan bagiku.”[2]

Dengan memperhatikan konteks dan kandungan ucapan Imam Husain As, ada kemungkinan bahwa yang dimaksud Imam Husain As sebagai Ruqayyah adalah Hadhrat Ruqayyah putri tiga tahun Imam Husain As.

Dari satu sisi, literatur paling klasik yang menyebutkan putri tiga atau empat tahun Imam Husain As adalah “Kamil Bahai” yang merupakan karya Imaduddin Thabari. Dalam literatur ini disebutkan bahwa, “Imam memiliki putri empat tahun dan ia senantiasa mencari-cari ayahnya di mana? Suatu malam dalam mimpi ia duduk di samping ayahnya. Karena ia terbangun dari tidur ia bertanya ayah di mana? Saya sudah tidak tahan lagi? Ia ditanya, “Apa gerangan yang engkau lihat?” Ia berkata, “Saya memelihat saya sedang duduk di samping ayah dan beliau mendekatkan diriku di sampingnya.” Yazid mendengarkan kenyataan ini berkata, “Pergilah dan tunjukkan kepala ayahnya kepadanya. Tatkala surban itu diangkat dari nampan dan melihat kepala ayahnya, ia menjerit dan jatuh pingsan.”[3]

Ulama dengan memperhatikan sejumlah indikasi, menetapkan adanya seorang putri bagi Imam  Husain As. Dalam buku tentang biografi Imam Husain As, dalam masalah ini, penulis bertanya kepada salah seorang pakar rijal dan sejarah kontemporer, Ayatullah Mar’asyi Najafi, tentang masalah ini. Beliau berkata, “Meski bukti standar tentang adanya putri seperti ini tidak tetap namun kita tidak dapat mengingkarinya dengan adanya kemasyhuran dalam masalah ini.”[4]

Majalah bulanan internasional Zair yang diterbitkan oleh Astan Quds Razavi No. 135 Isfand 1384 S menyebutkan peristiwa menarik tentang pusara Hadhrat Ruqayyah yang menyebutkan secara ringkas. Dalam majalah bulanan ini disebutkan, “Ayatullah Mirza Hasyim Khurasani berkata, “Alim terkemuka Syaikh Muhammad Ali Syami salah seorang alim jebolan Najaf berkata kepadaku, “Datuk dari jalur ibuku Agha Sayid Ibrahim Damasyqi, yang kurang lebih berumur 90 tahun dan hubungannya sampai pada Sayid Murtadha, hanya memiliki putri yang berusia 3 tahun. Suatu malam putrinya melihat Hadhrat Ruqayyah dalam mimpi dan berkata kepadanya, “Katakan kepada ayahmu untuk mengabarkan kepada pemerintah kota bahwa kuburanku diselubungi air dan perlu perbaikan. Putri tersebut menyampaikan ihwal mimpinya kepada ayahnya namun sang ayah tidak melaporkan hal itu karena pertimbangan akibat dari perbuatan itu (mengingat pemerintahan dikuasai oleh orang-orang Sunni).

Selama tiga malam berturut-turut mimpi ini berulang namun sang ayah tidak terlalu menganggap penting masalah ini hingga malam keempat ia sendiri bermimpi Hadhrat Ruqayyah berkata pedas kepadanya, “Mengapa engkau tidak mengabarkan pemerintah kota untuk memperbaiki kuburanku?” Esok harinya, ia mendatangi pemerintah kota dan menceritakan apa yang ia lihat dalam mimpinya. Pemerintah kota mengumpulkan para pembesar Sunni dan Syiah. Pemerintah kota meminta mereka untuk mandi pada hari berikutnya untuk membuka gembok kuburan Hadhrat Ruqayyah. Pemerintah kota mengusulkan bahwa barang siapa yang berhasil membuka gembok kuburan maka dialah orang yang pantas membongkar kuburan tersebut dan mengeluarkan jasad suci untuk memperbaiki kuburan tersebut. Namun kuburan hanya dapat terbuka lewat tangan Sayid Ibrahim. Benar air telah memasuki dan menyelubungi kuburan. Sayid Ibrahim selama tiga hari memegang jasad suci tersebut dalam pangkuannya sambil menangis tersedu.  Tatkala waktu salat tiba, ia meletakkan jasad suci tersebut di atas kain bersih dan kemudian meletakkannya di atas pangkuannya.

Perbaikan kuburan memakan waktu tiga hari. Selama tiga hari itu juga Sayid Ibrahim tidak makan dan minum bahkan tidur pun tidak datang menyerangnya. Setelah tiga hari, mereka meletakkan jasad suci itu dalam kuburan setelah diperbaiki. Pada tahun 1323, pusara Hadhrat Ruqayyah kembali diperbaiki oleh Haji Mirza Ali Asghar Atabak Amin al-Sulthan, Raja Iran dan pada tanggal 23 Rabi al-Tsani 1405 kuburan tersebut dipugar oleh Dr. Muhammad al-Khatib, Menteri Wakaf Suriah dan berakhir pada tahun 1419 H dengan segala pernak-perniknya. Pernak-pernik kuburan Hadhrat Ruqayyah dibuat oleh para seniman Iran dan diboyong ke Suriah untuk dipasang pada makam suci Hadhrat Ruqayyah. [iQuest]

 


[1] . Diadaptasi dari Pazyuhesy dar Didghâ-ha Târikhi darmaurid Hadhrat Ruqayyah (Riset Pandangan-pandangan Historis ihwal Hadhrat Ruqayyah); Abul Qasim Abul Hasan bin Sa’ad Ibnu Thawus, al-Luhuf ‘ala Qatli al-Thufuf, hal. 141, Intisyarat Uswah, Qum, Cetakan Pertama, 1414 H; I’lam al-Wara, hal. 236.

"یا اُختَاه، یا اُم کُلثُوم وَ اَنتِ یا زَینَب وَ اَنتِ یا رُقَیّه وَ اَنتِ یا فاطِمَه و اَنتِ یا رُباب! اُنظُرنَ اِذا أنَا قُتِلتُ فَلا تَشقَقنَ عَلَیَّ جَیباً وَ لا تَخمُشنَ عَلَیَّ وَجهاً وَ لا تَقُلنَ عَلیَّ هِجراً"

[2]. Sekelompok penulis, Mausu’ât Kalimat al-Imâm al-Husain As, hal. 511, Intisyarat Dar al-Ma’arif, Qum, Cetakan Pertama, 1373 S.

"اَلا یا زِینَب، یا سُکَینَة! یا وَلَدی! مَن ذَا یَکُونُ لَکُم بَعدِی؟ اَلا یا رُقَیَّه وَ یا اُمِّ کُلثُومِ! اَنتم وَدِیعَةُ رَبِّی، اَلیَومَ قَد قَرَبَ الوَعدُ"

[3].  ‘Alauddin Thabari, Kâmil Bahai, jil. 2, hal. 179 (Abad Keenam Hijriah). Kitab ini merupakan karya seorang alim besar, Syaikh Imaduddin bin al-Hasan bin Ali bin Muhammad Thabari seorang pemeluk mazhab Syiah Imamiyah yang ditulis atas perintah menteri Bahauddin, Raja Isfahan pada masa pemerintahan Halakhan. Nampaknya  penamaan kitab ini dengan nama Kamil Bahai karena ditulis atas perintah Bahauddin. Jawad Muhadditsi mengutip hal ini dalam buku Farhang Âsyurâ, hal. 200 dari Muntaha al-Amal Syaikh Abbas Qummi, hal. 437. Hal ini juga disebutkan dalam Târikh Alfi, hal. 861. Ma’alli al-Sibthain, jil. 2, hal. 127, menyebut Ruqayyah sebagai nama putri tersebut.  

[4]. Syakhshiyat Husain As, hal. 615.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259839 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245605 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167404 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140317 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...