Please Wait
Hits
6388
6388
Tanggal Dimuat:
2014/12/02
Ringkasan Pertanyaan
Penafsiran Ayat “«ما يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ»?
Pertanyaan
Apa penafsiran ayat «ما يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ»?
Jawaban Global
Allah Swt dalam al-Quran berfirman, “«ما يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ»
Rakib bermakna mengawasi dan atid bermakna seseorang yang menyiapkan terlaksanannya sebuah pekerjaan.[1]
Sebagian mufassir meyakini bahwa rakib dan atid adalah dua malaikat yang disebutkan pada ayat, «إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَ عَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ» sebagai multaqiyan. Malaikat sebelah kanan disebut sebagai rakib dan yang mencatat perbuatan-perbuatan baik. Malaikat sebelah kanan namanya Atid yang mencatat perbuatan-perbuatan buruk.
Pada ayat “(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (Qs Qaf [50]:17) disebutkan tentang pencatatan dan pengawasan dua malaikat atas seluruh perbuatan manusia, dimana ucapan manusia juga merupakan bagian darinya. Namun pada ayat ini ditekankan pada lafaz-lafaz dan ucapan-ucapannya. Pengulangan pada ayat ini merupakan pengulangan khusus setelah umum dimana di setiap tempat memahamkan pembicara terkait dengan khusus.[2]
Perhatian khusus itu karena pentingnya persoalan dan peran penting ucapan dan tutur kata dalam kehidupan manusia, sehingga terkadang satu kalimat, melalui kanal sosial, yang merubah kepada kebaikan atau keburukan.[3] Demikian juga karena kebanyakan orang menilai bahwa tutur katanya bukan bagian dari amalan-amalannya, mereka menilai diri mereka bebas dalam berbicara, sementara yang paling berbahaya dan paling berpengaruh dalam perbuatan-perbuatan manusia adalah ucapan.[4]
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw bersabda, “Malaikat sebelah kanan adalah komandan bagi malaikat sebelah kiri. Bilaman seorang Muslim melakukan sebuah perbuatan baik, malaikat sebelah kanan akan mencatatnya sebanyak sepuluh kali dalam buku catatan amalnya. Dan apabila ia melakukan perbuatan dosa maka malaikat sebelah kiri akan mencatatnya dalam buku catatan amalnya. Malaikat sebelah kanan berkata kepadanya, “Tahanlah. Malaikat sebelah kiri akan bersabar sampai tujuh jam. Apabila ia memohon maaf dan ampunan dari Allah Swt atas perbuatan dosa ini maka ia tidak akan menuliskannya dalam buku catatan amalnya. Dan apabila ia tidak bertaubat maka ia akan menuliskannya sebagai satu dosa.”[5] [iQuest]
Rakib bermakna mengawasi dan atid bermakna seseorang yang menyiapkan terlaksanannya sebuah pekerjaan.[1]
Sebagian mufassir meyakini bahwa rakib dan atid adalah dua malaikat yang disebutkan pada ayat, «إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَ عَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ» sebagai multaqiyan. Malaikat sebelah kanan disebut sebagai rakib dan yang mencatat perbuatan-perbuatan baik. Malaikat sebelah kanan namanya Atid yang mencatat perbuatan-perbuatan buruk.
Pada ayat “(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (Qs Qaf [50]:17) disebutkan tentang pencatatan dan pengawasan dua malaikat atas seluruh perbuatan manusia, dimana ucapan manusia juga merupakan bagian darinya. Namun pada ayat ini ditekankan pada lafaz-lafaz dan ucapan-ucapannya. Pengulangan pada ayat ini merupakan pengulangan khusus setelah umum dimana di setiap tempat memahamkan pembicara terkait dengan khusus.[2]
Perhatian khusus itu karena pentingnya persoalan dan peran penting ucapan dan tutur kata dalam kehidupan manusia, sehingga terkadang satu kalimat, melalui kanal sosial, yang merubah kepada kebaikan atau keburukan.[3] Demikian juga karena kebanyakan orang menilai bahwa tutur katanya bukan bagian dari amalan-amalannya, mereka menilai diri mereka bebas dalam berbicara, sementara yang paling berbahaya dan paling berpengaruh dalam perbuatan-perbuatan manusia adalah ucapan.[4]
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw bersabda, “Malaikat sebelah kanan adalah komandan bagi malaikat sebelah kiri. Bilaman seorang Muslim melakukan sebuah perbuatan baik, malaikat sebelah kanan akan mencatatnya sebanyak sepuluh kali dalam buku catatan amalnya. Dan apabila ia melakukan perbuatan dosa maka malaikat sebelah kiri akan mencatatnya dalam buku catatan amalnya. Malaikat sebelah kanan berkata kepadanya, “Tahanlah. Malaikat sebelah kiri akan bersabar sampai tujuh jam. Apabila ia memohon maaf dan ampunan dari Allah Swt atas perbuatan dosa ini maka ia tidak akan menuliskannya dalam buku catatan amalnya. Dan apabila ia tidak bertaubat maka ia akan menuliskannya sebagai satu dosa.”[5] [iQuest]
[1] Thabathabai, Sayid Muhammad Husain, al-Mizān fi Tafsir al-Qur’ān, jld. 18, hlm. 348, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kelima, 1417 H; Makarim Syirazi, Nasir, Tafsir Nemune, jld. 22, hlm. 249, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, Cetakan Pertama, 1374 S.
[2] Mughniyah, Muhammad Jawad, Tafsir al-Kassyyaf, jld. 7, hlm. 132, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Pertama, 1424 H; Thabarsi, Fadhl bin Hasan, Tasfir Jawami’ al-Jami’, jld. 4, hlm. 166, Intisyarat Danesygah Tehran wa Mudiriyat Hauzah Ilmiah Qum, Cetakan Pertama, 1377 S; Kasyani, Mulla Fathullah, Tafsir Minhāj al-Shādiqin fi al-Ilzām al-Mukhalifin, jld. 9, hlm. 10, Kitabpurusyi Muhammad Hasan Ilmi, Tehran, 1336 S; Tafsir Nemune, jld. 22, hlm. 249-250.
[3] Al-Mizān fi Tafsir al-Qur’ān, jld. 18, hlm. 348.
[4] Tafsir Nemune, jld. 22, hlm. 249.
[5] Majlisi, Muhammad Baqir, Bihār al-Anwār, jld. 5, hlm. 321, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1403 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar