Please Wait
14086
Was-was yang mendorong manusia melakukan perbuatan dosa seperti perbuatan dosa itu sendiri merupakan sebuah penyakit. Untuk mengobati was-was sepeti ini diperlukan dua tingkatan pencegahan dan pengobatan:
Pada tingkat pencegahan dari was-was yang mendorong manusia melakukan perbuatan dosa yang harus diperhatikan adalah bahwa seseorang dengan menguatkan hubungannya dengan Allah Swt dan ber-tawassul secara bersinambungan kepada Ahlulbait As dapat menghilangkan pelbagai ruang was-was ini; sebagaimana dengan memikirkan pengaruh buruk dosa-dosa juga dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya was-was ingin melakukan perbuatan dosa.[1]
Pada tingkat pengobatan was-was ini juga dapat dikatakan bahwa perbuatan dosa sepanjang masih pada level was-was maka terapi pengobatannya akan menjadi lebih mudah; karena pada tingkatan ini sebagaimana setan dengan media syahwat, khayalan dan ilusi menyeru dan mewas-wasi manusia ke arah perbuatan dosa; sebagai bandingannya para malaikat Ilahi juga dengan memanfaatkan media-media seperti fitrah tauhid dan akal menyeru manusia kepada kesucian dan kekudusan; pada tingkat ini apabila seseorang benar-benar memohon pertolongan dari Allah Swt dan ber-tawassul kepada cahaya-cahaya Rasulullah Saw dan Ahlulbait As maka ia dapat memenangi was-was setan yang dibisikkan kepadanya.
Dalam pada itu, membaca doa-doa yang diajarkan oleh para Imam Maksum As kepada para sahabatnya dalam hal ini akan sangat bermanfaat dan mujarab; doa-doa ini disebutkan dalam kitab-kitab doa; Syaikh Abbas Qummi juga dalam Mafatih al-Jinan menyebutkan sebagian doa dengan beberapa judul misalnya:
- Salat hadits nafs:[2] Diriwayatkan dari Imam Shadiq As bahwa tiada seorang pun orang beriman (Mukmin) yang melewatkan empat puluh pagi melainkan ia mengalami hadits nafs. Kapan saja ia mengalami hadits nafs maka hendaknya ia menunaikan dua rakaat salat dan berlindung kepada Allah darinya. Nabi Adam As pernah mengeluhkan hadits nafs ini kepada Allah Swt kemudian Jibril turun dan berkata, “Katakanlah “La haula wala quwwata illa bilLlah.” Nabi Adam menyebut dzikir ini dan hadits nafs itu pun hilang. Diriwayatkan bahwa untuk menolak was-was setan maka tatkala dalam dada Anda terlintas keraguan, katakanlah: Huwa al-awwal wa al-akhir wa al-zhahir wa al-batin wa huwa bikulli syain ‘alim.”[3]
- Doa menolak was-was setan.
- Doa menolak kejahatan Iblis.
- Munajat istiâ’dza dan berlindung kepada Allah Swt.[4]
Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat, Indeks: Menolak Pikiran-pikiran dan Kerisauan-kerisaun Buruk, 12745 (Site: id12484)
[1]. Untuk mengenal lebih jauh pengaruh buruk dosa-dosa kami persilahkan Anda untuk merujuk pada Pertanyaan No. 6108 (Site: id6310), Indeks: Dosa dan Pengaruhnya.
[2]. Hadits nafs bermakna berkata-kata dengan diri sendiri dan bisikan hawa nafsu. Secara umum hadits nafs dapat digolongan sebagai was-was yang dibisikan oleh setan.
[3]. “Dia-lah Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir, Yang Maha Zahir dan Yang Maha Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al-Hadid [57]:3)
[4]. Syaikh Abbas Qummi, Mafatih al-Jinan.