Advanced Search
Hits
8486
Tanggal Dimuat: 2009/10/12
Ringkasan Pertanyaan
Apakah kiamat yang akan terjadi adalah kiamat jasmani atau ruhani?
Pertanyaan
Bagaimanakah kondisi manusia di surga? Apakah dengan badan duniawi manusia akan memasuki surga? Atau hanya ruh yang dapat menempati surga?
Jawaban Global

Meski terdapat banyak dalil akal menunjukkan tentang kemestian terjadinya hari kebangkitan dan adanya dunia lain selain kehidupan dunia ini, namun bagaimana dan proses terjadinya hari kebangkitan, apakah yang akan terjadi kelak itu adalah kebangkitan (ma’âd) ruhani atau ruhani dan jasmani? Apakah dengan menerima kebangkitan jasmani maka jasmani yang dimaksud adalah jasmani material dan bendawi ataukah jasmani imaginal dan barzakhi?

Masalah ini bukanlah sebuah masalah yang dapat didemonstrasikan dan ditetapkan melalui argume-argumen rasional; karena itu sekelompok teolog berpandangan bahwa kebangkitan yang terjadi hanyalah kebangkitan jasmani. Mereka tidak meyakini adanya ruh selain jasmani dan mekanisme badan.

Sebagian filosof khususnya penganut paham Peripatetik hanya meyakini adanya kebangkitan (ma’âd) ruhani. Mereka berkata bahwa setelah kematian maka hubungan ruh dan badan akan terputus. Namun mengingat bahwa ruh merupakan entitas yang hampa materi maka tidak ada jalan baginya untuk tiada dan binasa. Setelah terputusnya hubungan dari badan, ruh akan tetap abadi dan lestari.

Namun kebanyakan filosof, para arif dan teolog Syiah seperti Syaikh Mufid, Syaikh Thusi, Khaja Nasiruddin Thusi dan lain sebagainya meyakini terjadinya kebangkitan jasmani sekaligus kebangkitan ruhani. Mereka berkata bahwa pada hari kebangkitan ruh akan kembali ke badan dan sebagai hasilnya kebangkitan yang kelak dialami manusia adalah kebangkitan jasmani.

Jawaban Detil

Apa yang pasti dan niscaya adalah bahwa hari kebangkitan dan kiamat sebagaimana masalah ketuhanan merupakan keyakinan bersama para pemeluk agama dan mazhab.[1] Karena itu orang-orang yang meyakini adanya Mabda (Sosok Yang Menciptakan) yang bijak – meski tidak mengikut mazhab tertentu – melalui nurani batin dan fitrahnya mengakui keyakinan umum tentang adanya hari kebangkitan. Perbedaan mereka terletak pada bagaimana proses terjadinya hari kebangkitan (ma’âd) tersebut.

Apakah yang akan terjadi kelak itu adalah kebangkitan (ma’âd) ruhani? Apabila yang kelak akan terjadi adalah kebangkitan jasmani apakah badan ukhrawi manusia persis sama dengan badan natural yang digunakan ketika manusia hidup di dunia? Atau menggunakan badan yang lebih subtil yang disebut sebagai badan imaginal atau barzakhi?

Berangkat dari beberapa pertanyaan di atas, kami akan jelaskan secara ringkas pendapat  ulama kemudian mengemukakan pendapat masyhur dalam masalah ini:[2]

  1. Sekelompok teolog berpandangan bahwa kebangkitan yang akan terjadi adalah kebangkitan jasmani. Mereka tidak meyakini adanya ruh selain jasmani dan mekanisme badan.
  2. Sebagian filosof khususnya penganut paham Peripatetik hanya meyakini adanya kebangkitan ruhani. Mereka berkata bahwa setelah kematian hubungan ruh dan badan akan terputus namun mengingat bahwa ruh merupakan entitas yang hampa materi maka tidak ada jalan baginya untuk tiada dan binasa. Setelah terputusnya hubungan dari badan, ruh akan tetap abadi dan lestari. Pendapat ini muncul karena kelompok filosof ini tidak mampu memecahkan pelbagai kritikan dan objeksi kebangkitan jasmani sehingga pada akhirnya mereka meyakini ma’âd ruhani dan mengingkari ma’âd jasmani.
  3. Kebanyakan filosof, para arif, teolog dan ulama Syiah seperti Syaikh Mufid, Syaikh Thusi, Khaja Nashiruddin dan lain sebagainya meyakini keduanya (ma’âd jasmani dan ma’âd ruhani). Mereka berkata bahwa pada hari kebangkitan ruh akan kembali ke badan dan sebagai hasilnya kebangkitan yang kelak dialami manusia adalah kebangkitan jasmani namun bukan jasmani tanpa ruh, melainkan jasmani yang memiliki ruh. Mereka yang meyakini pendapat ini juga terbagi menjadi dua bagian:
  1. Sebagian dari mereka meyakini ruh pada hari Kiamat akan kembali ke badan natural dan unsuri yang memiliki aksi dan reaksi natural dan kemikal.
  2. Sebagian lainnya juga meyakini bahwa ruh mengikut badan imaginal dan barzakhi yang subtil serta tidak memiliki materi dan bercirikan benda, meski memiliki ukuran dan bentuk. Badan subtil ini sedemikian mirip dengan badan duniawi sehingga siapa pun yang melihatnya akan berkata bahwa badan tersebut adalah badan manusia yang hidup di dunia, namun karena tidak memiliki materi dan benda, ia tidak memiliki kapasitas aksi dan reaksi kemikal dan fisikal karena itu badan imaginal tersebut berbeda dengan badan material duniawi; seperti benda yang dilihat manusia dalam mimpi dan tidurnya.

 

Meski terdapat selaksa dalil akal yang menunjukkan tentang kemestian terjadinya hari kebangkitan dan adanya dunia lain selain kehidupan dunia ini, namun bagaimana dan proses terjadinya hari kebangkitan, apakah yang akan terjadi kelak itu adalah kebangkitan (ma’âd) ruhani atau ruhani dan jasmani? Apakah dengan menerima kebangkitan jasmani, apakah jasmani yang dimaksud adalah jasmani material dan bendawi ataukah jasmani imaginal dan barzakhi? Tidak termasuk wilayah akal untuk menjawabnya. Masalah ini bukanlah masalah yang dapat didemonstrasikan dan ditetapkan melalui argume-argumen rasional; karena itu filosof besar seperti Ibnu Sina berkata, “Harap diketahui bahwa sebagian hari kebangkitan dinukil dari riwayat-riwayat dan syariat menerima hal tersebut serta jalan untuk menetapkannya hanya melalui syariat dan membenarkan nabi. Hal itu berkaitan dengan hidupnya badan,  sehingga kita harus menerima proses kebangkitan jasmani dan hal-hal detil yang berkaitan dengannya dengan dalil syariat dan laporan-laporan wahyu; karena kriteria yang disebutkan lebih meyakinkan dan lebih sempurna yang dapat digunakan manusia untuk memperoleh hakikat-hakikat yang lebih meyakinkan.[3]

Karena itu mesti kiranya kita merujuk pada ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat terkait dengan bagaimana proses terjadinya hari kebangkitan.

 

Al-Quran dan Ma’âd Jasmani

Ayat-ayat al-Quran dengan baik menunjukkan bahwa hari kebangkitan manusia di hari Kiamat tidak hanya ruhani melainkan mencakup keduanya; ma’âd ruhani dan ma’âd jasmani. Demikian juga jasmani yang terkandung ruh di dalamnya adalah jasmani yang memiliki elemen dan unsur duniawi.

Terdapat banyak ayat yang menunjukkan hal ini dalam al-Quran dan untuk menghemat waktu kami hanya akan menyebutkan beberapa contoh sebagai berikut:

  1. Sebagian ayat dalam menjawab anggapan orang-orang yang memandang hidupnya kembali tulang-tulang sebagai sesuatu yang mustahil, “Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah, “Tulang belulang itu akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk;” [4] “Apakah manusia mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali garis-garis) jari jemarinya dengan sempurna.”[5]
  2. Terdapat sejumlah ayat yang menunjukkan bahwa manusia pada hari kiamat akan bangkit dari kubur dan dihitung amal perbuatannya. Al-Quran menyatakan, “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila seluruh makhluk yang ada di dalam kubur dibangkitkan;”[6] Dan ditiuplah sangkakala (yang kedua). Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kubur (menuju) kepada Tuhan mereka.”[7]
  3. Terkadang al-Quran menjelaskan kemungkinan ma’âd jasmani melalui terjadinya hal tersebut di dunia; seperti kisah menarik Uzair As[8] dan kisah Nabi Ibrahim terkait dengan pertanyaan tentang bagiamana terjadinya ma’âd jasmani.[9] Mengingat bahwa al-Quran terkadang melalui penyandaran pada kehidupan pertama dan terkadang dengan menunjukkan contoh-contoh hidupnya orang-orang mati; seperti kisah Uzair atau cerita Ashab Kahfi dan lain sebagianya. Dari sini dapat disimpulkan  bahwa kehidupan baru akan dijalani manusia dengan badan materinya.

Dari ucapan Imam Ali As dalam Nahj al-Balâghah juga dapat dipahami bahwa ma’âd yang akan dijalani manusia adalah ma’âd dengan badan naturalnya. Imam Ali As dalam hal ini bersabda, “Ketahuilah tahu bahwa kulit ini tak mampu menanggung api (neraka). Maka kasihanilah diri Anda karena Anda telah mencobanya dalam hukuman di dunia ini.”[10] Atau pada tempat lain, beliau bersabda, “Mereka saling berlomba dan maju berkelompok-kelompok ke tujuan dan tempat pertemuan akhir kematian, ketika urusan tertutup, dunia mati dan kebangkitan (kiamat) mendekat. Allah akan mengambil mereka dari sudut-sudut kubur, sarang-sarang burung, liang-liang binatang dan pusat-pusat kematian. Mereka bergegas memenuhi perintah-Nya dan bergegas ke tempat yang telah ditetapkan untuk tempat kembalinya yang terakhir, kelompok demi kelompok, diam, berdiri, dan berbaris-baris. Mereka berada dalam pandangan Allah Yang Maha Melihat dan akan mendengar yang memanggilnya.”[11] Imam Ali As pada tempat lain bersabda, “la akan mengeluarkan setiap orang yang ada di dalamnya. la akan menyegarkan mereka setelah mereka keletihan, dan mengumpulkan mereka setelah mereka terpisah. Kemudian la akan memisahkan mereka untuk ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang tersembunyi dan tindakan-tindakan rahasia. Lalu la akan membagi mereka menjadi dua kelompok, mengganjari yang satu dan menghukum yang lain.”[12]

  1. Pelbagai nikmat yang melimpah yang dijanjikan untuk orang-orang yang berbuat kebaikan, seperti memakan buah-buahan berwarna-warni,[13] dan daging burung-burung,[14] menikah dengan bidadari,[15] dan lain sbagainya merupakan hal-hal yang tidak dapat digambarkan kecuali dengan menggambarkan adanya ma’âd jasmani.

Kesimpulan:  Pendapat masyhur di kalangan para teolog, filosof dan ulama buah dari eksplorasi ayat-ayat dan riwayat-riwayat adalah bahwa ma’âd yang akan dijalani manusia di hari kiamat adalah ma’âd jasmani. [iQuest]

Untuk telaah lebih jauh dalam hal ini kami persilahkan Anda untuk menelaah Pertanyaan 4870 (Site: id5195).

 


[1]. Untuk telaah lebih jauh dalam hal ini Anda dapat menelaah jawaban No. 1916 (Site: 1917) Indeks: Ma’âd Jasmani menurut Perspektif Ahlukitab).  

[2]. Mulla Sadra, Mabdâ wa Ma’âd, Ahmad bin Muhammad al-Husaini Ardekani, Abdullah Nurani, hal. 433-436, Markaz Nasyr Danesygahi, Teheran, 1362; Ja’far Subhani, Ilahiyyât wa Ma’ârif Islâmi, hal. 290-297, Intisyarat Syafaq, Qum, Cetakan Kedua, 1379 S.

[3]. Abu Ali Sina, Ilahiyyât Syifâ, Hasan Hasan Zadeh Amuli, Maqalah 9, hal. 460, Intisyarat Daftar Tablighat Islami Qum, Cetakan Pertama, 1376 S.  

[4] . (Qs. Yasin [36]:79)

"قُلْ يُحْييهَا الَّذي أَنْشَأَها أَوَّلَ مَرَّةٍ وَ هُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَليم"‏.

[5].   (Qs. Al-Qiyamah [79]:3-4)

"أَ يَحْسَبُ الْإِنْسانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظامَهُ * بَلى‏ قادِرينَ عَلى‏ أَنْ نُسَوِّيَ بَنانَه‏".

[6].  (Qs. Al-Adiyat [100]:9)

"أَفَلا يَعْلَمُ إِذا بُعْثِرَ ما فِي الْقُبُور".

[7]. (Qs. Yasin [36]:51)

"وَ نُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذا هُمْ مِنَ الْأَجْداثِ إِلى‏ رَبِّهِمْ يَنْسِلُون‏".

[8]. Ataukah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya? Ia berkata, “Bagaimana mungkin Allah akan menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya, “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah (dengan berlalunya masa itu). Dan lihatlah keledaimu (yang telah hancur menjadi tulang-belulang). Kami akan menjadikanmu sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Dan lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu bagimana Kami menyusunnya kembali, lalu Kami membalutnya dengan daging.” Maka, tatkala telah nyata baginya (bagaimana Allah menghidupkan segala yang telah mati), ia pun berkata, “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah [2]:259)

[9]. “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhan-ku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah engkau?” Ibrahim menjawab, “Aku telah meyakininya, akan tetapi supaya hatiku tetap mantap.” Allah berfirman, “Ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah. Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari bagian-bagian daging burung itu, lalu panggillah mereka, niscaya burung-burung itu akan datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Qs. Al-Baqarah [2]:260)  

[10]. Abdul Majid Ma’adikha, Khursyid Bi Ghurûb Nahj al-Balâghah, Khutbah 182, hal. 218, Nasyr Dzarrah, Cetakan Pertama, 1373 S.  

[11]. Ibid, Khutbah 82, hal. 80.

[12]. Ibid, Khutbah 108, hal.. 125.  

[13]. “Dan (memperoleh) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini.” (Qs. Al-Mursalat [77]:42); “Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan.” (Qs. Al-Mukminun [23]:19); “Di dalam surga-surga yang penuh nikmat.” (Qs. Al-Shaffat [37]:43); “Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan nan hidup dengan aman (dari segala kekhawatiran).” (Qs. Al-Dukhan [44]:55) dan lain sebagianya.  

[14]. Dan daging burung dari jenis yang mereka inginkan.” (Qs. Al-Waqiat [56]:21); Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (Qs. Al-Thur [52]:22) dan lain sebagainya.

[15].  “Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kamar-kamar surga.” (Qs. Al-Rahman [55]:72); “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli.” (Qs. Al-Waqiat [56]:22)

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah ada perbedaan mengenai hikmah diutusnya para nabi menurut Syiah dan Ahlusunnah?
    8250 Kemestian Pengutusan Para Nabi 2017/06/08
    Tidak terdapat perbedaan yang banyak mengenai hikmah bi’tsah (pengutusan) para nabi di antara mazhab-mazhab yang ada karena hikmah ini diisyaratkan dalam al-Qur’an. 1. Dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat: «رُسُلاً مُبَشِّرینَ وَ مُنْذِرینَ لِئَلاَّ یَکُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُل» Rasul-rasul itu adalah ...
  • Di manakah letak Saqifah Bani Sa’idah?
    10938 Sejarah Tempat-tempat Suci 2012/08/21
    Penulis buku Madina Syinasi (Mengenal Kota Madinah), terkait dengan letak geografis Saqifah Bani Sa’idah, menulis, “Apa yang pasti, tempat Saqifah Bani Sa’idah terletak di samping Masjid Bani Sa’idah dan dekat sumur Budha’i (sumur milik Bani Saidah). Masjid Bani Sa’idah – sesuai riwayat Ibnu Syubbah dan Imam Abu ...
  • Apa saja yang menjadi syarat-syarat pengenaan zakat?
    7679 Zakat dan Sedekah 2013/08/15
    Sesuai dengan fatwa para marja agung taklid, “Zakat diwajibkan pada 9 hal: Pertama: Gandum. Kedua: Bibit gandum. Ketiga: Kurma. Keempat: Kismis. Kelima: Emas. Keenam: Perak. Ketujuh, Unta. Kedelapan: Sapi. Kesembilan: Kambing. Apabila seseorang memiliki salah satu dari kesembilan obyek zakat ini, sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan ...
  • Bagaimana hukum Islam terkait dengan hubungan sehat antara muda dan mudi?
    12203 Hukum dan Yurisprudensi 2012/05/13
    Dalam pandangan Islam, pria dan wanita adalah dua entitas dan makhluk yang saling menyempurnakan. Allah Swt menciptakan mereka untuk satu sama lain untuk saling melengkapi. Salah satu kebutuhan pria dan wanita terhadap satu sama lain adalah kebutuhan seksual. Namun kebutuhan ini harus disalurkan pada aturan dan instruksi ...
  • Apa saja yang menjadi faktor-faktor kemunculan Imam Zaman Ajf.
    7202 Teologi Lama 2013/11/25
    Faktor-faktor yang menjadi sebab kemunculan adalah beberapa hal yang disebut sebagai terciptanya ruang bagi kemunculan Imam Zaman Ajf dan termasuk di antara sebab-sebab kemunculan Imam Zaman Ajf. Dalam hal ini harus dikatakan bahwa meski faktor utama kemunculan Imam Zaman Ajf adalah irâdah Ilahi (kehendak Ilahi), namun apa ...
  • Siapakah dan bagaimanakah sosok Mansur Hallaj itu?
    11408 Tafsir 2011/12/13
    Husain bin Mansur Hallaj lahir di Baidha (salah satu daerah di bilangan Syiraz) namun kemudian tumbuh besar di Irak. Hallaj merupakan sosok arif paling kontroversial dalam dunia Islam dan banyak mengungkapkan syathiyyât. Para juris banyak mengkafirkannya dan memvonis hukuman gantung bagi Hallaj pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah. ...
  • Apa hukumnya seseorang yang berzina dengan seorang wanita yang telah bersuami atau masih berada dalam keadaan iddah?
    29216 Hukum dan Yurisprudensi 2012/11/11
    Pertanyaan Anda terdiri dari beberapa asumsi sebagaimana berikut ini: Perbuatan zina dilakukan sebelum talak Menjawab kondisi seperti ini harus dikatakan bahwa berdasarkan fatwa kebanyakan fakih (marja taklid) wanita itu menjadi haram abadi bagi pria yang menggaulinya. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan apakah ...
  • Mengapa Imam Ali As melakukan kerjasama dengan para khalifah?
    9715 Para Maksum 2010/07/05
    Imam Ali As pada seluruh tingkatan hidupnya berusaha untuk merealisir masalah terpenting berupa menjaga Islam dan perkembangannya. Baginda Ali As mengerahkan seluruh wujudnya untuk mewujud hal ini. Kerja sama yang dilakukannya juga untuk mewujudkan masalah ini dan mencegah pelbagai tangan-tangan kotor musuh-musuh Islam yang ingin menodai kesucian ...
  • Apakah seluruh sabda dan ucapan Nabi Saw merupakan wahyu atau tidak?
    47126 Teologi Lama 2009/05/06
    Terdapat ragam pendapat para pemikir otoritatif terkait masalah ini. Sebagian berpandangan, dengan memperhatikan kemutlakan ayat 3 dan 4 surah al-Najm,[i] bahwa seluruh ucapan, perbuatan dan perilaku Nabi Saw adalah wahyu. Sebagian lainnya berkeyakinan bahwa ayat 4 surah al-Najm terkait dengan al-Qur’an dan ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi ...
  • Saya banyak salat yang tidak saya kerjakan (sebelumnya) namun saya tidak pasti berapa banyak jumlahnya. Apa yang harus saya lakukan?
    6337 Hukum dan Yurisprudensi 2011/12/19
    Masalah seperti ini disebutkan dalam Risalah-risalah Amaliah (Tuntutan Amalan Praktis Fikih) para marja sebagaimana berikut: Barang siapa yang memiliki kewajiban salat qadha namun ia tidak tahu berapa banyak jumlahnya,[1] misalnya ia tidak tahu empat atau lima, apabila ia mengerjakan dengan bilangan yang sedikit maka ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246289 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230077 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176268 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171579 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168070 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158106 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140907 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134014 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...