Advanced Search
Hits
36194
Tanggal Dimuat: 2013/03/17
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana cara menguatkan keberanian dan mengurangi amarah yang selain untuk Allah dalam menjalankan tugas amar makruf nahi munkar?
Pertanyaan
Sepertinya kendala pertama ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar adalah tidak adanya keberanian yang cukup untuk melakukan hal ini. Saya melihat banyak hadis yang berkaitan dengan masalah ini, yang menjelaskan bahwa ajal tidak ada kaitannya dengan menjalankan tugas amar makruf. Apakah ada cara untuk menambah keberanian dan mengurangi emosi? (Ada kemungkinan sifat penakut atau emosi tinggi adalah pengaruh genetik yang kuat bagi sebagian orang)
Jawaban Global
Sebagian riwayat menjelaskan wajibnya amar makruf dan nahi munkar secara mutlak dan sebagian riwayat lainnya mensyaratkan “tiadanya ketakutan akan nyawa dan harta.” Jika kita perhatikan kedua macam riwayat tersebut sebenarnya tidak saling bertentangan satu sama lain.
Riwayat-riwayat yang mengatakan bahwa tugas amar makruf dan nahi munkar tidak bakal mempengaruhi ajal dan rizki manusia, memiliki unsur keumuman. Makna dari riwayat ini adalah bahwa kebanyakan orang takut menunaikan tugas tersebut karena bakal membahayakan nyawa mereka dan juga harta dunia mereka karena itu mereka meninggalkan tugas amar makruf dan nahi munkar. Untuk mengusir rasa takut itu, Imam Maksum menegaskan bahwa bukan begitu kenyataannya, lantaran para imam seperti Imam Husain As dan imam-imam lainnya melawan kerisauan yang dikhawatirkan banyak orang ini sehingga mereka rela terbunuh di jalan demi menghidupkan kewajiban amar makruf dan nahi munkar ini.
Dalam sebagian riwayat banyak dijelaskan cara mengurangi amarah, seperti fadhilah-fadhilah menahan marah, mengingat azab Ilahi, berlindung dari kejahatan setan dan bisikannya dengan membaca doa dan zikir, berwudhu atau mandi dengan air dingin, mengganti posisi dari berdiri ke duduk atau sebaliknya dan seterusnya... dan tentang sifat keberanian juga dijelaskan banyak hal mulai dari bertawakal, zikir, menguasai diri dan seterusnya.
 
Jawaban Detil
Para ulama dalam kitab-kitab mereka menjelaskan fase dan tingkatan amar makruf dan nahi munkar dan juga berbagai jenisnya.
Salah satu ketentuan dalam pelaksanaan amar makruf dijelaskan begini: Jika disangka atau diperkirakan ada bahaya, atau rasa takut akan keamanan nyawa dan harta, maka amar makruf tidak wajib dilakukan. Namun jika makruf (kebaikan yang ditinggalkan) atau munkar (keburukan yang dilakukan) adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan perkara-perkara penting agama seperti ushuluddin, Quran, akidah umat Islam, hukum syariat yang sangat penting, maka terdapat pengecualian khusus dalam hal ini, yakni tugas tersebut wajib dilakukan.[1]
Oleh itu, rasa takut ini tidak disyaratkan dalam melakukan amar makruf (bagi sebagian orang), karena kalau tidak untuk apa para wali-wali Allah Swt berjuang mati-matian demi menegakkan kewajiban ini. Masalah menjaga agama sedemikian pentingnya sehingga Imam Husain As rela mengorbankan nyawanya dan sahabat-sahabat tercintanya. Dalam menjawab pertanyaan saudaranya, Muhammad Hanafiah,  yang bertanya untuk apa beliau pergi ke Karbala, beliau menjawab: “Aku melihat kakekku Rasulullah Saw berkata kepadaku: Sesunggunya Allah Swt ingin melihatmu terbunuh.”[2]
Adapun sekaitan dengan cara-cara meningkatkan keberanian dan mengkontrol amarah, kiranya perlu dijelaskan satu hal penting terkait pertanyaan di atas. Untuk diketahui bahwa pengaruh genetik dalam sifat dan perilaku makhluk hidup adalah sesuatu yang diterima dan dibenarkan oleh para maksum As. Meskipun pegaruh genetik ini tak bisa dipungkiri, namun anjuran-anjuran dalam Islam untuk mengkontrol amarah dan menguatkan keberanian tetap perlu dijalankan.
A. Cara-cara mengkontrol amarah
Dalam sebagian riwayat, marah seringkali disebut sebagai api.[3] Kiasan yang baik ini menyadarkan kita tentang perlunya amarah dalam hidup ini, dan juga bahayanya jika tidak kita kontrol dengan benar.
Menyadari efek-efek buruk marah tak terkontrol dapat membantu kita untuk dapat berusaha mengkontrolnya. Beberapa di antara efek buruk tersebut seperti: marah dapat mematikan akal dan menyelewengkan manusia dari jalan yang benar,[4] luapan marah dapat merusak cara berpikir dan mengacaukan logika.[5]
Dalam sebuah riwayat disebutkan: “Jauhilah amarah, karena mulanya adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan.”[6] Dan untuk mengurangi emosi dan amarah, banyak sekali anjuran seperti: mengingat keagungan Ilahi,[7] merubah posisi (dari duduk menjadi berdiri, dan sebaliknya),[8] wudhu dengan air dingin, mandi, diam dan lain sebagainya.[9]
B. Cara-cara menambah keberanian
Untuk mendapat keberanian, disebutkan beberapa anjuran dari Al-Qur’an dan riwayat, seperti:
1. Bertawakal: Imam Kadzim As berkata: “Barang siapa yang ingin menjadi orang paling kuat, maka hendaknya bertawakal.” Perawi bertanya seberapakah batasan tawakal? Beliau menjawab: “Tidak takut selain kepada Tuhan.”[10] Imam Ali As berkata: “Tawakal dan berserah diri kepada Allah Swt adalah tumpuan yang paling baik.”[11] Dalam riwayat lain Rasulullah Saw bertanya kepada Jibril tentang tawakal. Jibril berkata: “Tawakal adalah: yakin bahwa makhluk tidak memberikan keuntungan dan tidak membawakan kerugian, tidak memberi dan tidak mengambil, yakni menyadari bahwa makhluk tak memiliki kuasa apapun.”
2. Takut pada Allah Swt: Imam Shadiq As berkata: “Orang yang takut pada Allah Swt maka Allah Swt akan membuat segalanya takut padanya. Adapun orang yang tak takut pada Allah Swt, maka Ia akan membuatnya takut segalanya.”
Seorang manusia harus takut pada Tuhannya, namun yang dimaksud takut bukan berarti kita takut karena Allah Swt (naudzubillah) menakutkan rupanya. Takut pada Allah Swt memiliki tingkatan beragam.Salah satu bentuk takut pada Allah Swt, adalah takut akan azab dan siksa-Nya di dunia dan di akhirat, dimana azab murka-Nya timbul dikarenakan penentangan terhadap aturan-aturan-Nya. Jika seorang manusia takut pada Allah Swt, maka ia tidak akan melakukan dosa dan menentang-Nya.
Bentuk takut yang lain adalah takut tunduk di hadapan keagungan Allah Swt. Rasa takut seperti ini yang disebut dalam ayat Al-Quran: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang-orang yang alim).” (Qs. Al-Fathir [35] :28)
3. Mengingat Tuhan: Allah Swt dalam Al-Quran berfirman: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. Al-Ra’ad [13] : 28).
Yang membuat kita takut adalah kekhawatiran kita akan masa depan yang masih misteri, masa lalu yang suram, kelemahan dalam menghadapi musuh, takut mati dan seterusnya. Namun saat kita ingat bahwa kita memiliki Tuhan pemilik semua ciptaan dengan segala keagungannya ini, maka kita akan merasa aman dan tentram, rasa takut kita pun akan sirna. [iQuest]
 

[1]. Sayid Ruhullah Khomeini, Taudhih al-Masâil, hal. 596, Masalah 2659 dan 2660, 1426 H.
[2]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 4, hal. 364, Muasasah al-Wafa’, Beirut, 1404 H.
[3]. Ibid, jil. 14, hal. 467.
[4]. Abdul Wahid Amadi, Ghurar al-Hikam, jil. 1, hal. 65, Intesyarat Daftar Tablighat, Qum, 1366 S.
[5]. Bihâr al-Anwâr, jil. 68, hal. 428.
[6]. Ghurar al-Hikam, hal. 303.
[7]. Bihâr al-Anwâr, jil. 13, hal. 358.
[8]. Ibid, jil. 70, hal. 264.
[9]. Ibid, jld. 70, hal. 272.
[10]. Ibid, jld. 68, hal. 143.
[11]. Ghurar Al-Hikam, hal. 196.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261144 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246265 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230053 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214919 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176243 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171560 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168044 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158079 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140884 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133997 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...