Advanced Search
Hits
10264
Tanggal Dimuat: 2011/09/29
Ringkasan Pertanyaan
Apabila melakukan Istibrâ merupakan sebuah perbuatan mustahab (dianjurkan) lantas bagaimana hukumnya cairan air seni yang tersisa di tempat saluran urine yang keluar dengan sedikit tekanan?
Pertanyaan
Apabila melakukan Istibrâ merupakan sebuah perbuatan mustahab (dianjurkan) lantas bagaimana hukumnya cairan air seni yang tersisa di tempat saluran urine yang keluar dengan sedikit tekanan?
Jawaban Global

Istibrâ  merupakan sebuah amalan mustahab (dianjurkan) dan falsafah mengapa istibrâ dikategorikan sebagai amalan mustahab adalah karena dengan Istibrâ  akan menyebabkan keluarnya sisa-sisa air seni yang masih terdapat pada saluran urine sehingga apabila, setelah melakukan Istibrâ , terdapat cairan yang keluar dari badan kita maka hal itu tidak akan menyulitkan dalam menentukan keabsahan wudhu (apabila kita melakukan wudhu setelah buang air kecil dan melakukan penyucian) dan kesucian badan.[1]

Apabila kita tidak melakukan Istibrâ  setelah buang air kecil dan terdapat cairan yang keluar dari badan kita maka terdapat kemungkinan bahwa cairan tersebut adalah air kencing atau salah satu dari cairan ini, madzi, wadzi dan wadi,[2] (yang tergolong sebagai cairan suci), karena kita tidak tahu cairan yang mana maka badan dan pakaian kita harus dibasahi dengan air kemudian berwudhu.[3]

Adapun bagi orang yang tidak melakukan Istibrâ , apabila ia yakin beberapa lama setelah buang air kecil, tidak ada tersisa air seni pada saluran urine dan melihat sebuah cairan lalu ragu apakah cairan tersebut suci atau tidak? Maka cairan itu (dihukumi) suci dan tidak akan membatalkan wudhu.[4]

Bagaimanapun harap diperhatikan bahwa:

1.     Dalam kondisi normal, kesucian badan dan pakaian tidak wajib, melainkan pada kondisi-kondisi khusus, seperti ingin mengerjakan salat maka badan dan pakaian harus suci. Artinya kesucian badan dan pakaian menjadi wajib tatkala ingin mengerjakan salat.

2.      Melihat cairan dan keluarnya cairan dari tempat saluran urine tidak sama bagi setiap orang. Masalah ini merupakan sebuah  masalah probabilitas bahwa supaya terlepas dan untuk menghilangkan segala jenis keraguan terkait dengan apakah cairan yang keluar itu suci atau najis maka istibrâ  harus dikerjakan.

Dengan demikian apabila cairan ini keluar setelah istibrâ  atau setelah beberapa lama ia yakin bahwa air seni tidak tersisa pada saluran urine maka cairan tersebut tidak dapat dihukumi sebagai air seni dan cairan tersebut adalah suci. Namun apabila sebelum istibrâ  dan tidak berselang terlalu lama ia yakin bahwa masih terdapat air seni pada saluran urine maka ia dihukumi sebagai air seni dan najis. [IQuest]



[1]. Taudhih al-Masâil, al-Muhassyâ li al-Imâm al-Khomeini, jil. 1, hal. 210, Masalah 348.  

[2]. Taudhih al-Masâil, al-Muhassyâ li al-Imâm al-Khomeini, jil. 1, hal. 63, Masalah 73. Cairan yang terkadang keluar setelah bercumbu dan bermain-main (bersama istri) yang disebut sebagai air madzi adalah suci. Demikian juga, cairan yang terkadang keluar setelah sperma yang disebut sebagai wadzi dan cairan yang terkadang keluar setelah air seni (yangd disebut sebagai wadi), [apabila tidak terkena air seni] adalah suci. Dan apabila manusia melakukan istibra usai buang air kecil dan kemudian setelah itu keluar cairan lalu ragu apakah cairan tersebut air seni atau salah satu dari cairan (madzi, wadzi dan wadi) di atas maka cairan tersebut adalah suci.  

[3]. Diadaptasi dari Pertanyaan 1598 (Site: 1593)

[4]. Taudhih al-Masâil, al-Muhassyâ li al-Imâm al-Khomeini, jil. 1, hal. 64, Masalah 75.

 

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...