Advanced Search
Hits
11071
Tanggal Dimuat: 2012/01/30
Ringkasan Pertanyaan
Apakah prinsip praktis (al-ashl al-’amali) dan dalil ijtihad? Dan apa hubungan yang terjalin di antara keduanya?
Pertanyaan
Salam Alaikum. Saya memiliki dua pertanyaan. Pertama, Apakah makna prinsip praktis dan dalil ijtihad itu? Hubungan apa yang terjalin di antara keduanya?
Jawaban Global

Prinsip Praktis (al-Ashl al-‘Amali)

Al-ashl al-’amali (prinsip praktis) merupakan sebuah terminologi yang digunakan dalam disiplin ilmu Ushul Fikih. Prinsip praktis ini bermakna kaidah yang diterapkan tatkala mukallaf didera keraguan dalam menentukan hukum syar’i. Tatkala mukallaf didera keraguan maka prinsip praktis ini berkedudukan menjelaskan tugas (taklif) mukallaf tatkala ia tidak menjumpai dalil dan sebuah amarah dalam beramal.

Dengan kata lain, prinsip praktis (al-ashl al-’amali) atau prinsip-prinsip praktis (al-ushûl al-amali) merupakan prinsip atau kaidah yang menentukan tugas apa yang harus dilakukan oleh seorang mukallaf tatkala didera keraguan dan kesangsian. Karena itu, subyek prinsip-prinsip praktis ini adalah keraguan dan kesangsian. Prinsip praktis ini juga acapkali disebut sebagai dalil faqâha (yurisprudensial). Dalil faqâha adalah sebuah dalil yang bertalian dengan inferensi (istinbâth) hukum lahir. Dalil faqâha (yurisprudensial) atau prinsip praktis ini terdiri dari empat bagian: Barâ’at (principle of exemption), ihtiyâth (principle of caution), takhyiir (principle of option) dan istishhâb (principle of continuation).

Jawaban Detil

Dalil ijtihad adalah sebuah dalil yang menunjukkan hukum ril. Alasan penamaan dalil ijtihad dengan nama ini adalah karena adanya kesamaan dengan definisi ijtihad (pengerahan usaha dan kemampuan untuk memperoleh asumsi terhadap hukum-humum ril) dan karena dalil ini memunculkan asumsi terhadap hukum ril maka ia disebut sebagai dalil ijtihad. Amarah juga terkadang disebut sebagai dalil ijtihad.

Dalil ijtihad adalah terkait dengan sumber inferensi hukum-hukum ril yaitu al-Qur’an, Sunnah, Ijma dan Akal.

 

Hubungan antara Prinsip Praktis dan Dalil Ijtihad

Disebutkan bahwa tidak terdapat kontradiksi antara dalil (ijtihad) dan prinsip (al-ashl al-‘amali). Keduanya berada pada jajaran horizontal dan hubungan keduanya bersifat horizontal, atas-bawah. Karena apabila terdapat dalil pada sebuah masalah maka tidak tersisa lagi keraguan sehingga kita harus menerapkan prinsip praktis.

Sehubungan dengan kontradiksi antara prinsip dan dalil, juga harus ditinjau dan diperjelas. Apakah dalilnya merupakan dalil definitif (qath’i) atau non-definitif (ghair qath’i). Apabila dalilnya dalil definitif maka sudah barang tentu tidak satu pun prinsip praktis yang dapat dijadikan sebagai sandaran di hadapan dalil definitif ini. Karena sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa subyek yang mengemuka pada masalah prinsip praktis adalah keraguan. Dengan adanya keyakinan, maka subyek (keraguan) akan mentah dengan sendirinya.

Apabila dalil tidak bersifat definitif, seperti amârat (sesuatu yang dapat dijadikan sebagai indikasi) di hadapan prinsip-prinsip praktis, maka dalam hal ini terjadi kontradiksi antara prinsip dan amarah. Mayoritas pakar ilmu Ushul Fikih meyakini bahwa ketika terjadi kontradiksi antara prinsip dan amârat maka yang harus diprioritaskan dan didahulukan adalah amârat atas seluruh prinsip-prinsip praktis (al-ushul al-‘amaliyah) bahkan atas istishhâb sekalipun (mengikut pendapat thâriqiyat).[1] [iQuest]

 



[1].  Untuk telaah lebih jauh sehubungan dengan masalah ini silakan lihat buku-buku Ushul seperti Ushûl Fiqh Muzhaffar, Kifâyat al-Ushûl Âkhund Khurâsâni dan lain sebagainya.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...