Advanced Search
Hits
7532
Tanggal Dimuat: 2008/07/07
Ringkasan Pertanyaan
Apakah benar bahwa Imam Zaman Ajf menantikan kemunculannya sendiri?
Pertanyaan
Apakah dalam masa ghaibat Imam Zaman Ajf juga berada dalam penantian. Saya sedang mencari artikel dengan referensi standar terkait dengan masalah ini. Bagaimanakah bentuk penantian yang dimaksud?
Jawaban Global
Penantian datangnya kelapangan merupakan salah satu rukun asasi Islam khususnya mazhab Syiah. Penantian datangnya kelapangan bermakna harapan terbukanya dan terbebasnya manusia dari segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi yang merajalela di seluruh dunia.
Para penanti meyakini bahwa pada akhir zaman akan datang seorang manusia Ilahi – dalam terminologi Islam disebut sebagai Mahdi – dan memberantas segala bentuk tirani dan penindasan kemudian menggantikannya dengan keadilan dan persamaan serte membentuk pemerintahan Tuhan di muka bumi.
Seluruh nabi dan washi semenjak awal penciptaan memiliki harapan seperti ini dan tidak pernah surut dalam berusaha mewujudkan harapan ini. Mereka rela menanggung segala penderitaan dan kesusahan sehingga alam semesta setapak dan selangkah lebih maju menuju kemunculan Sang Penyelamat. 
Salah seorang penanti akan datangnya kelapangan ini adalah Imam Mahdi Ajf sendiri; Karena pertama penantian, dalam bebeberapa riwayat, dikemukakan sebagai sebaik-baik ibadah dan kecil kemungkinan bahkan mustahil Imam Mahdi Ajf melalaikan sebaik-baik ibadah ini.
Kedua, pada sebagian riwayat yang menyebutkan terma faraj (kelapangan) tidak hanya menyangkut tentang kelapangan orang beriman, tetapi juga terkait dengan kelapangan Imam Zaman. Karena itu, Imam Zaman Ajf juga menantikan masa kelapangan dalam urusan-urusannya. 
Dengan demikian, Imam Zaman Ajf sendiri juga karena memiliki tujuan untuk mendirikan dan menegakkan berdiri pemerintahan tauhid dan tersedianya ruang bagi kebahagiaan manusia, menantikan hari-hari seperti ini, sehingga keadilan dan persamaan dapat berkuasa di alam semesta.
 
Jawaban Detil
Intizhâr al-faraj terdiri dari dua kata “intizhar” dan “faraj.”
Intizhâr secara leksikal bermakna mengawasi, menatap jalan dan risau.[1] Intizhar adalah penyebab munculnya kesiapan dan lawannya adalah putus harapan. Adapun faraj bermakna kelapangan dan kebebasan dari kesedihan, kepiluan dan penderitaan.[2]
Intizhâr al-faraj dalam teologi Islam bermakna harapan dan asa terhadap terealisasinya kemenangan pamungkas kebenaran, perdamaian dan keadilan atas kebatilan serta tersebarnya secara global iman terhadap Islam, tegaknya nilai-nilai kemanusiaan di seluruh dimensi kehidupan, terbentuknya negara idaman (madinah al-fadhilah) dan masyarakat ideal tauhid di seantero dunia yang dilakukan oleh seorang suci yaitu Mahdi Mau’ud Ajf.
Penantian ini bukan semata-mata harapan dan asa yang kosong melainkan penantian yang menutut amalan dan tindakan.
Terkait dengan makna intizhâr al-faraj terdapat dua sisi positif dan negatif. Menafikan kezaliman, kesyirikan dan kerusakan dari muka bumi adalah sisi negatif penantian. Sementara sisi positifnya adalah menegakkan masyarakat semesta tauhid dan menciptakan keadilan di seantero jagad raya.
Signifikansi Penantian
Dalam beberapa hadis yang menaruh perhatian ekstra terhadap masalah penantian, dalam riwayat-riwayat terhadap keutamaan penantian, tugas-tugas para penanti, kegunaan-kegunaan penantian dan maknannya yang sebenarnya telah dibahas. Untuk menghemat ruang dan waktu, secara ringkas kami akan mencukupkan diri hanya dengan menyebut beberapa hadis sebagai contoh berikut ini:
  1. Rasulullah Saw bersabda, “Penantian akan datangnya kelapangan (baca: Imam Mahdi Ajf) adalah ibadah.”[3]
  2. Imam Ali As bersabda, “Amalan yang paling dicintai di sisi Allah adalah penantian akan datangnya kelapangan.”[4]
  3. Imam Jawad As bersabda, “Sebaik-baik amalan Syiah kami adalah penantian akan datangnya kelapangan.”[5]
Para Penanti
Kebanyakan agama meyakini akan adanya Sang Juru Selamat di akhir zaman yang akan muncul pada akhir zaman dan akan memenuhi semesta dengan keadilan dan persamaan, meski agama-agama ini berbeda dalam menyebut nama dan sosoknya.
Dalam agama Islam seluruh umat Muslim semenjak awal kemunculan Islam meyakini akan adanya Sang Juru Selamat akhir zaman dalam ajaran-ajaran Rasulullah Saw. Mereka meyakini bahwa ia berasal dari keturunan Rasulullah Saw dan memiliki nama yang sama dengan namanya, meski dalam beberapa hal terdapat perbedaan-perbedaan yang kecil.  Sebagai contoh Syiah meyakini bahwa ia telah lahir pada masa abad ketiga Hijriah, namun setelah beberapa lama ia tidak terlihat dari pandangan mata. Akan tetapi banyak Ahlusunnah berkata ia akan lahir di akhir zaman dan belum lagi lahir ke bumi.
Seluruh nabi, washi, wali Ilahi tujuannya adalah menyebarkan keadilan dan persamaan di dunia dan menciptakan masyarakat yang berketuhanan dan komunitas tauhid. Mereka bercita-cita membangung dunia yang diatur berdasarkan perintah-perintah Ilahi dan hukum-hukum Ilahi dapat dijalankan di dalamnya.  Dunia yang seluruh sisi kebahagiaan dan kesenangan duniawi dan ukhrawi tersedia. Seluruh nabi dan wali berharap terwujudnya dunia seperti ini dan berusaha untuk merealisasikannya. Seluruh pembesar Ilahi ini berada dalam penantian detik-detik seperti ini dan merupakan orang-orang yang menantikan terciptanya dunia seperti ini.
Tatkala salah seorang sahabat Imam Shadiq As berkata kepadanya, “Mengapa kita hari ini berharap tatkala tiba masa kemunculan Imam Qaim (Imam Mahdi Ajf) kita berharap sebagai penolong dan sahabatnya sementara kami menjumpai periode kepemimpinan (imamah) Anda?” Imam Shadiq As berkata, “Subhanallah! Apakah kalian tidak suka Allah Swt menampakkan kebenaran, memunculkan keadilan di seluruh negeri, memperbaiki kondisi masyarakat, menyatukan hati-hati yang berbeda-beda, Tuhan di muka bumi tidak dimaksiati, hukum-hukum Ilahi dijalankan, dan hak sampai kepada orang yang berhak….”[6]
Dari hadis mulia ini dengan baik dapat dipahami bahwa setiap orang yang berharap kemenangan pamungkas kebenaran atas kebatilan dan pemerintahan semesta Ilahi adalah para penanti kemunculan Imam Mahdi Yang Dinantikan. Diriwayatkan dari Imam Shadiq As yang bersabda, “Sekiranya aku mendapatkan masa itu maka Aku siapkan diriku untuk berkhidmat kepadanya.”[7]
Salah seorang penanti kemunculan Imam Zaman Ajf adalah Imam Mahdi sendiri;
Karena pertama penantian, dalam bebeberapa riwayat, dikemukakan sebagai sebaik-baik ibadah dan kecil kemungkinan bahkan mustahil Imam Mahdi Ajf melalaikan sebaik-baik ibadah ini.
Kedua, pada sebagian riwayat yang menyebutkan terma faraj (kelapangan) tidak hanya menyangkut tentang kelapangan orang beriman, tetapi juga terkait dengan kelapangan Imam Zaman. Karena itu, Imam Zaman Ajf juga menantikan masa kelapangan dalam urusan-urusannya. 
Dengan demikian, Imam Zaman Ajf sendiri juga karena memiliki tujuan untuk mendirikan dan menegakkan berdiri pemerintahan tauhid dan tersedianya ruang bagi kebahagiaan manusia, menantikan hari-hari seperti ini, sehingga keadilan dan persamaan dapat berkuasa di alam semesta dan seluruh makhluk sampai pada kesempurnaan puncak. Imam Mahdi Ajf sendiri adalah penanti kemunculannya sehingga ia muncul dengan izin Allah Swt dan memenuhi harapan seluruh ahli tauhid. [iQuest]
 

[1]. Tâj al-‘Arus, jil. 7, hal 539.  
[2]. Raghib Isfahani, Mufradat Alfâz al-Qur’ân, hal. 628, Tahqiq Shafwan Adnan Dawudi, Cetakan Pertama, Dar al-Syamiyah, Beirut, 1416 H.  
[3]. Bihâr al-Anwâr, jil. 52, hal. 122, sesuai nukilan dari Amali Syaikh Thusi.  
[4]. Syaikh Shaduq, Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 4, hal. 381, Intisyarat Jamia’ah Mudarrisin, Qum, 1413 H.
[5]. Syaikh Shaduq, Kamal al-Din, jil. 2, hal. 377, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Qum, 1395 H.  
[6]. Kamâl al-Din, jil. 2, hal. 646.  
[7]. Muhammad bin Ibrahim Nu’mani, al-Ghaibah, hal 273, Maktabat al-Shaduq, Tehran, 1397 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...