Advanced Search
Hits
9611
Tanggal Dimuat: 2010/12/11
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa Syiah Dua Belas Imam menerima riwayat-riwayat yang dinukil oleh firkah-firkah Syiah lainnya yang tidak menerima imamah sebagian imam namun menolak riwayat-riwayat yang disampaikan oleh para sahabat?
Pertanyaan
Syiah menolak riwayat dari para sahabat. Namun mereka tidak bersikap demikian terhadap firkah-firkah lainnya yang menolak imamah sebagian dari imam mereka! Syaikh Syiah Hurr Amili berkata bahwa Syiah Imamiyah beramal dengan riwayat-riwayat Fathiyyah, riwayat-riwayat Waqifiyyah dan Nawasiyyah. Meski ketiga firkah ini tidak menerima imamah sebagian dari para Imam Syiah Dua Belas Imam. Namun demikian Syiah memandang riwayat-riwayat mereka dapat dipercaya tetapi tidak berlaku demikian terhadap riwayat-riwayat para sahabat Rasulullah Saw!
Jawaban Global

Menurut ulama Syiah, menerima dan menolak hadis-hadis harus berdasarkan pada kriteria dan standar yang jelas. Di antara kriteria yang paling penting dan asasi adalah kejujuran dan keadilan periwayat (râwi).

Demikian juga, sebagian ulama Syiah menjadikan iman periwayat (bermazhab Imamiyah) sebagai syarat diterimanya sebuah riwayat. Apabila Syiah beramal berdasarkan riwayat-riwayat Fathiyyah atau Waqifiyyah hal itu lantaran mereka menukil riwayat-riwayat pada masa perjuangan kedua firkah ini (sebelum mengalami penyimpangan akidah atau mendapatkan hidayah).

Namun menurut sebagian lainnya, sifat adil dan tsiqah (jujur dan dapat dipercaya) yang dimiliki periwayat telah memadai untuk diterima riwayatnya. Status mazhab periwayat sebagai Ahlusunnah, Waqifi atau Fathi hanya menurunkan derajat periwayatannya dari kondisi sahih (valid) menjadi muwatssaqah (dapat diandalkan) yang tetap saja dapat dijadikan sebagai sandaran. Atas dasar itu, mereka bersandar pada riwayat-riwayat standar dari para perawi yang dapat diandalkan dari kalangan Ahlusunnah (seperti Husain bin Alwan dan sebagainya).

Karena itu, para fukaha Syiah tidak memiliki keraguan dalam menerima dan mengamalkan riwayat-riwayat sahabat yang dapat diandalkan dan dipercaya (tsiqah) sebagaimana bahkan dalam mazhab Syiah Imamiyah sendiri terdapat ulama yang melemahkan para perawi yang tidak adil dan tidak menerima riwayat-riwayat yang dinukil para perawi dari kalangan mereka sendiri apatah lagi riwayat sebagian Fathi atau Waqifi yang tidak dapat diterima karena tiadanya kejujuran (witsâqah) pada diri mereka.

Jawaban Detil

Menurut ulama Syiah, menerima dan menolak hadis-hadis memiliki selaksa kriteria dan standar yang jelas berkenaan dengan periwayat dan teks hadis. Demikian juga memiliki metode khusus untuk memilah ragam jenis riwayat (sahih, hasan, muwatstsaq, dhaif dan sebagainya) yang dibahas secara dalam disiplin ilmu Rijal (Biografi para periwayat) dan Dirayah Hadis (ilmu untuk mengetahui kondisi sanad dan matan riwayat). Kriteria yang paling penting dan asasi dari selaksa kriteria yang ada yang ditekankan oleh para ulama Rijal Syiah adalah kejujuran dan keadilan periwayat (râwi).

Sebagian ulama Syiah menjadikan iman perawi (bermazhab Imamiyah) sebagai syarat diterimanya sebuah riwayat [1] dan mereka beramal terhadap riwayat-riwayat yang dinukil oleh Fathiyyah atau Waqifiyyah tatkala kedua firkah ini masih mengusung perlawanan (sebelum mengalami penyimpangan akidah atau setelah mendapat petunjuk).

Meski demikian, terdapat sebagian ulama lainnya yang tidak menjadikan iman perawi (bermazhab Imamiyah) sebagai syarat. Menurut kelompok ini, apabila perawinya merupakan seorang adil dan tsiqah (jujur dan dapat dipercaya) maka riwayat yang dinukilnya adalah riwayat muktabar (dapat dijadikan sebagai sandaran).

Adapun status mazhab periwayat sebagai Ahlusunnah atau Waqifi atau Fathi hanya menurunkan derajat periwayatannya dari kondisi sahih (valid) menjadi muwatstsaqah (dapat diandalkan) yang tetap saja dapat dijadikan sebagai sandaran atas fatwa yang mereka keluarkan. Mereka bersandar pada riwayat-riwayat standar dari para perawi yang dapat diandalkan dari kalangan Ahlusunnah (seperti Husain bin Alwan dan sebagainya). Nama-nama sebagian orang ini disebutkan dalam kitab Fihrist dan Rijal Syiah sebagai orang-orang tsiqah. [2]

Karena itu, para fukaha Syiah tidak memiliki keraguan dalam menerima dan mengamalkan riwayat-riwayat sahabat yang dapat diandalkan dan dipercaya sebagaimana bahkan di kalangan mazhab Syiah Imamiyah sendiri terdapat ulama yang melemahkan para perawi yang tidak adil dan tidak menerima riwayat-riwayat yang dinukilnya, apatah lagi riwayat sebagian Fathi atau Waqifi yang tidak dapat diterima karena tiadanya kejujuran (witsâqah) pada mereka.

Atas dasar itu, berstatus Waqifi atau Fathi atau Ahlusunnah tidak berpengaruh dalam menjadikan sekumpulan riwayat itu sebagai sandaran atau tidak. Kriteria utama dalam menjadikan riwayat sebagai sandaran adalah kejujuran dan reliable-nya seorang perawi. Karena itu, seseorang seperti Syaikh Hurr Amili tetap menyebutkan riwayat-riwayat dalam kitabnya meski perawinya itu adalah seorang Fathi atau Waqifi.

Benar. Sebagian orang dari kelompok Fathi atau Waqifi, telah diseleksi dan riwayat-riwayat mereka tidak dapat diterima. Hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan firkah dan mazhab mereka. Di antara perawi itu juga, terdapat sejumlah perawi yang sama jumlah bilangan perawi Ahlusunnah yang dapat diperlakukan sama sebagaimana yang disebutkan dalam kitab-kitab (Rijal) ulama dan tidak digunakan sebagai sandaran.

Terkait dengan para sahabat Rasulullah Saw harus kami katakan bahwa tentu saja di antara mereka terdapat para wali Tuhan seperti Salman, Abu Dzar, Ammar dan lain sebagainya. Najjasyi memulai kitab Rijâl-nya menyebut salah seorang sahabat Rasulullah Saw dengan pujian dan sanjungan.

Karena itu, Syiah tidak membeda-bedakan dalam menerima dan menolak rwiayat-riwayat para sahabat, sebagaimana bahkan di kalangan Syiah Imamiyah sendiri terdapat orang-orang yang dilemahkan dan riwayat-riwayatnya tidak diterima, [3] riwayat-riwayat yang dinukil sebagian sahabat juga tidak diterima. [4] [IQuest]

Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat indeks: Keadilan Sahabat, Fathiyyah dan Waqifiyyah. Pertanyaan 3023 (Site: 3422).



[1] . Silahkan lihat, Ja’far Subhani, Hadits Syinâsi, terjemahan Muhsin Ahmadwand, hal. 216, Cetakan Pertama, Qum, 1382.   

[2] . Najjasyi, Rijâl, hal. 38, Maktaba Dawari. Disebutkan bahwa Husain bin Alwan sebagai seorang Ahlusunnah.

[3] . Seperti Abdul Aziz al-Abdi yang merupakan sahabat Imam Keenam (Imam Shadiq As) atau Mu’alla bin Khanis yang merupakan khadim (pembantu) namun Najjasyi memandangnya sebagai orang-orang lemah. Rijâl Najjâsyi, disebutkan nama-nama keduanya.   

[4] . Silahkan lihat, Pertanyaan 3023 (Site: 3422), 2792 (Site: 3275), 7799 (Site: 8027), 2800 (Site: 3553), dan 2929 (Site: 3188).  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...