Advanced Search
Hits
6415
Tanggal Dimuat: 2011/03/13
Ringkasan Pertanyaan
Apakah dibolehkan turut serta pada majelis Imam Husain As di kediaman orang yang memandang Imam Ali As sebagai Tuhan?
Pertanyaan
Apakah kami boleh turut serta dalam majelis duka Imam Husain As yang diadakan di rumah-rumah orang-orang yang memandang Imam Ali As sebagai Tuhan?
Jawaban Global

Meski pengadaan majelis duka untuk Imam Husain As dan para sahabatnya yang syahid memperoleh banyak ganjaran dan pahala, namun jelas bahwa apabila majelis-majelis seperti ini dimaksudkan untuk mempropagandakan dan menguatkan ajaran-ajaran yang menentang ajaran Ahlulbait As, ikut serta pada majelis-majelis seperti itu, tidak hanya tidak memperoleh pahala, melainkan boleh jadi akan mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah Swt.

Jawaban Detil

Dari pertanyaan yang Anda ajukan tampak bahwa Anda tidak memiliki keraguan terkait dengan kesesatan dan kebatilan kelompok yang Anda sebutkan.  Pertanyaan Anda sehubungan dengan turut serta dan partisipasi pada acara-acara yang sepintas tampak religius yang diadakan oleh mereka. Atas dasar itu, dalam menjawab pertanyaan Anda bahwa kami memandang persoalan ini sebagai persoalan jelas bahwa mazhab ini memiliki ajaran batil[1] dan di sini kami hanya akan membahas interaksi dan bergaul dengan mereka yang menjadi pengikut ajaran ini:

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As adalah seorang pribadi tiada bandingnya dalam sejarah yang sekelompok orang, karena kebencian dan kesumat, meminggirkan beliau dari hak khilafah. Kelompok lainnya, yang sepintas tampak sebagai sahabat beliau, menjejakkan kaki mereka lebih tinggi dari batasan normal dan menempatkan beliau pada makam Uluhiyyah. Kedua kelompok ini juga, sesuai dengan sabda beliau sendiri, akan terjerembab dalam lembah kebinasaan.[2]

Kita yang memandangnya sebagai imam dan pemimpin harus beramal sesuai dengan perintahnya bahwa protes yang paling minimal yang dapat kita tunjukkan kepada para pendosa khususnya orang-orang musyrik yang meyakini sifat ketuhanan pada Baginda Ali As adalah dengan menampakkan wajah cemberut dan murung tatkala berjumpa dengan mereka.[3]

Jelas bahwa turut serta dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh orang-orang seperti ini sudah barang tentu tidak akan menghasilkan penghormatan kedua belah pihak mengingat hal ini juga bertentangan dengan sabda lain Imam Ali As. Imam Ali As bersabda, “Seseorang yang pergi kepada pembuat bid’ah dan menghormatinya maka seolah-olah ia telah mengayunkan langkah untuk menghancurkan Islam.”[4]

Apabila kita menyurutkan kaki selangkah dan berkata bahwa kami memasuki majelis mereka tanpa menaruh rasa hormat maka kita tetap termasuk dari sabda Imam Shadiq As dalam hubungannya dengan orang-orang pembuat bid’ah. Imam Shadiq As bersabda, “Janganlah berbicara dan duduk bersama mereka sehingga orang-orang tidak mengira bahwa kalian juga adalah salah satu dari mereka.”[5]

Tidak ada yang mengetahui bahwa Anda tidak sealiran keyakinan dengan mereka. Tiada yang tahu bahwa Anda hadir di tempat itu dengan maksud untuk menyebarkan syiar-syiar Imam Husain As bersama mereka. Orang-orang akan memandang Anda sebagai satu pemikiran dan keyakinan dengan mereka. Sebagai hasilnya, keikutsertaan Anda dalam acara-acara seperti ini akan menyebabkan penguatan kelompok ini dan semakin menambah kebesaran perkumpulan mereka. Imam Shadiq As menganjurkan, “Tidaklah pantas seorang beriman duduk pada sebuah majelis yang terkontaminasi dengan dosa sementara ia tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi yang ada.”[6]

Bagaimanapun, boleh jadi setiap jenis hubungan dengan orang-orang ini akan menyebabkan kemurkaan Tuhan pada mereka, juga termasuk pada orang-orang yang hadir dalam perhimpunan mereka, meski sebagian dari yang hadir menentang keyakinan mereka!

Mungkin ada baiknya Anda menyimak riwayat berikut ini:

Seseorang yang bernama Ja’fari meriwayatkan bahwa Imam Ridha As bersabda kepadaku, “Mengapa saya terkadang melihatmu di samping Abdurrahman bin Ya’qub?” Saya berkata bahwa ia adalah pamanku! Imam Ridha As mengimbuhkan bahwa ia memiliki keyakinan yang tidak benar terhadap Allah Swt! Apabila engkau ingin tetap melanjutkan duduk bersamanya maka sebaiknya engkau tidak lagi datang kepada kami. Apabila engkau masih ingin duduk bersama kami maka engkau jangan lagi pergi kepadanya! Saya berkata, “Dia mengatakan apa pun yang ia suka. Saya tidak memiliki keyakinan seperti itu dan tidak mendukung ucapan-ucapannya. Namun demikian apakah semata-mata duduk bersamanya akan menjatuhkan (seseorang) dalam lembah dosa?” Imam bersabda, “Apakah engkau tidak takut bahwa apabila azab dan musibah diturunkan kepadanya, engkau juga berada di sampingnya? Apakah engkau belum mendengar kisah seseorang yang merupakan salah seorang sahabat Nabi Musa As namun ayahnya berada di antara pasukan Fir’aun yang mengejar Nabi Musa As dan para pengikutnya. Orang itu berpisah dari Nabi Musa As dan pergi mendatangi ayahnya di antara pasukan Fir’aun dengan maksud memberikan nasihat dan wejangan kepadanya! Tatkala ia berjumpa dengan ayahnya dan selagi memberikan nasihat dan menyeru supaya ayahnya menarik diri dari Fir’aun dan tentara Fir’aun, tiba-tiba azab Ilahi turun dan dia bersama ayahnya, tenggelam di laut sebagaimana Fir’aun dan tentara Fir’aun! Berita ini sampai kepada Nabi Musa As dan beliau bersabda bahwa meski anak ini sekarang berada dalam naungan rahmat Ilahi, namun tatkala bencana turun maka orang-orang yang berada di sisi para pendosa dan penjahat juga tidak akan aman dari bencana tersebut![7]

Orang ini, tatkala terjadi konfrontasi antara hak dan batil, ia pergi ke pasukan batil dengan niat yang baik. Namun dari satu sisi, kesempatan dan waktu untuk menerima nasihat telah lewat dan dari sisi lain, ia tergolong dalam pasukan Fir’aun mendapatkan azab duniawi Ilahi dan tenggelam di laut.

Dari riwayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa meski kita akan dibangkitkan dengan niat-niat kita dan apabila sebelum mengetahui instruksi-instruksi para Imam Maksum As dalam masalah ini, secara tulus ikhlas dan untuk meraih keridhaan Allah Swt, Anda ikut serta dalam perhimpunan seperti ini dan tidak bermaksud untuk menguatkan mereka, maka di akhirat kelak Anda akan memperoleh pahala. Namun bagaimanapun, apa pun tindakan yang membuat kita terseret dalam perhimpunan orang-orang sesat dan menyimpang, maka selalu ada resiko dan bahaya untuk menerima kemurkaan dan kemarahan Allah Swt di dunia ini, sebuah kemurkaan yang boleh jadi secara lahir, pengaruhnya tidak nampak, namun pengaruh ril dan praktiknya senantiasa menghantui kita dalam kehidupan keseharian.

Akhir kata, kami ingin menyampaikan sebuah poin yang diadopsi dari ayat al-Qur’an sekaitan dengan pertanyaan Anda. Meski amalan haji orang-orang musyrik, memiliki banyak kemiripan dengan apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin, Allah Swt, dengan menurunkan sebuah ayat, melarang mereka untuk tidak mendekati Ka’bah dan mengerjakan kewajiban-kewajiban haji.[8]

Dalil pelarangan ini dapat ditelusuri pada poin ini bahwa orang-orang yang tidak beriman tidak boleh dibiarkan mengerjakan syiar-syiar agama yang benar. Karena boleh jadi, mereka memanfaatkan situasi dan kondisi seperti ini dan mempropagandakan keyakinan-keyakinan batil mereka!

Situasi dan kondisi serupa juga dapat ditemukan pada obyek yang menjadi pertanyaan Anda, meski  niat menyebarluaskan syiar-syiar Imam Husain As, sangat mendapat sokongan dan dukungan para Imam Maksum As. Namun kita tidak boleh memberikan izin majelis-majelis seperti ini menjadi media bagi propaganda mazhab-mazhab sesat dan menyimpang. Karena itu, Anda tidak dianjurkan untuk menghadiri dan ikut serta dalam acara-acara yang mereka selenggarakan.

Tentu saja harap diketahui bahwa nasihat ini berlaku tatkala Anda tidak mampu mempengaruhi mereka. Anda dianjurkan dan dibenarkan duduk bersama dengan orang-orang ini, dengan maksud untuk beramar makruf dan nahi mungkar dan juga untuk menyisakan pengaruh serta melakukan propaganda (tabligh) dengan syarat-syarat tertentu[9] yang dalam sebagian perkara hukumnya wajib.[10] [IQuest]



[1]. Apabila Anda masih ragu dalam hal ini kami siap menjawab pertanyaan Anda dengan jawaban yang berbeda.

[2]. Nahj al-Balagha, hal. 489, Hikmah-hikmah Pendek, No. 117, Intisyarat-e Dar al-Hijrah, Qum, tanpa tahun.  Dua jenis manusia akan terpuruk karena saya: orang yang mencintai saya secara berlebih-lebihan, dan orang yang sangat membenci saya. “Halaka fiyya rajulani, muhibbun ghâlin wa mubghidh qâlin.”

[3]. Wasâil al-Syiah, Muhammad bin al-Hasan Hurr al-Amili, jil. 16, hal. 143, Riwayat 21194, Muassasah Ali al-Bait, Qum, 1409 H.

[4]. Ibid, jil. 16, hal. 267-268, Riwayat 21533.

[5]. Ibid, jil. 16, hal. 48, Riwayat 15610.

[6]. Ibid, jil. 16, hal. 260, Riwayat 21512.

[7]. Ibid, jil. 16, hal. 260-261, Riwayat 21513.

[8]. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al-Taubah [9]:28)

[9]. Taudhih al-Masâil (al-Muhassyâ li al-Imâm al-Khomeini), jil. 2, hal. 756-758.

[10]. Taudhih al-Masâil (al-Muhassyâ li al-Imâm al-Khomeini), jil. 2, hal. 756. Masalah 2786, 2787, 2788 dan 2789.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...