Advanced Search
Hits
80498
Tanggal Dimuat: 2011/11/02
Ringkasan Pertanyaan
Menurut al-Qur’an bagaimanakah manusia itu diuji?
Pertanyaan
Menurut al-Qur’an bagaimanakah manusia itu diuji?
Jawaban Global

Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman, “Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di antara mereka siapa yang paling baik amalnya” yang dimaksud dengan ujian dan cobaan yang digeral Tuhan tentu berbeda dengan pelbagai ujian yang diselenggarakan manusia.

Ujian-ujian yang diselenggarakan manusia adalah untuk mengenal lebih baik dan menghilangkan keburaman dan ketidaktahuan. Namun ujian Ilahi sejatinya adalah untuk penempaan dan tarbiyah manusia. Artinya ujian dan cobaan Ilahi adalah ruang-ruang untuk mentarbiyah, menempa dan menyempurnakan manusia.

Allah Swt menggunakan beberapa jalan dan cara untuk menguji manusia sesuai dengan kemampuannya. Terkadang melalui pelbagai kesulitan dan kepelikan hidup, terkadang dengan kebaikan dan keburukan, melalui banyaknya harta dan kekayaan, modal, anak, musibah dan lain sebagainya.

Jawaban Detil

Definisi Ujian Ilahi

Apa yang disebut dalam bahasa kita sebagai “ujian” atau “cobaan” disebutkan dalam ragam redaksi dalam al-Qur’an misalnya, “ibtilâ”, “fitnah”, “tamhish.” Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman: Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di antara mereka siapa yang paling baik amalnya. “Yang menciptakan mati dan hidup supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. Al-Mulk [67]:2)

Yang dimaksud dengan ujian dan cobaan yang digeral Tuhan tentu berbeda dengan pelbagai ujian yang diselenggarakan manusia.

Ujian-ujian yang diselenggarakan manusia adalah untuk mengenal lebih baik dan menghilangkan keburaman dan ketidaktahuan. Namun ujian Ilahi sejatinya adalah untuk penempaan dan tarbiyah manusia.[1] Artinya ujian dan cobaan Ilahi adalah ruang-ruang untuk mentarbiyah, menempa dan menyempurnakan manusia sebagaimana para nabi Ilahi seperti Nabi Ibrahim yang ditempa dengan pelbagai ujian kesulitan dan kepelikan hidup kemudian menggondol makam-makam tertinggi.[2]

 

Obyek-obyek Ujian Ilahi dalam al-Qur’an

Ujian dan cobaan Ilahi untuk manusia merupakan salah satu sunnahtullah.

Al-Qur’an menyatakan, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Qs. Al-Ankabut [29]:2-3) Terkadang al-Qur’an menyebutkan satu ujian umum yang digelar untuk seluruh hamba Tuhan dengan ungkapan, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Qs. Al-Ankabut [29]:2)

Terkadang al-Qur’an menyingkap satu jenis ujian khusus yang ditujukan untuk orang-orang dan kaum tertentu. Masalah ini yang membentuk satu jenis episode dan kisah-kisah al-Qur’an, misalnya kisah-kisah para nabi dan kaumnya.

Ayat-ayat yang berkisah tentang ujian-ujian umum lebih banyak dari apa yang dapat dikemukakan di sini. Di sini kami hanya akan menyinggung beberapa hal terkait dengan cobaan dan ujian-ujian Ilahi yang disebutkan dalam al-Qur’an:

1.     Pelbagai Kesulitan dan Kepelikan

Allah Swt menguji manusia dengan perantara pelbagai kesulitan dan kepelikan. Allah Swt berfirman, Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Qs. Al-Baqarah [2]:155)

Pelbagai kesulitan adalah tungku pembakaran yang memberikan kekuatan dan ketahanan pada besi. Demikian juga manusia dalam tempaan tungku pembakaran pelbagai kesulitan dan kepelikan akan menjadi kokoh dan kuat serta mampu untuk merobohkan pelbagai rintangan yang menghalang di hadapannya dalam upayanya meniti jalan menuju kebahagiaan.

Bencana memiliki efek edukatif dan pembinaan individu dan pembangun masyarakat. Kesulitan hidup akan membangunkan dan mengingatkan manusia yang terlelap. Kesulitan hidup adalah penggerak tekad dan kehendak manusia. Kesulitan-kesulitan hidup adalah laksana pemberi polesan terhadap besi dan baja yang semakin dekat dengan magnet akan membuat orang semakin bulat tekadnya, lebih aktif dan lebih giat. Karena tipologi hidup adalah supaya manusia bertahan di hadapan pelbagai kesulitan dan bersiaga menghadapinya. Kesulitan laksana senyawa kimia yang memiliki tipologi untuk membangkitkan kuiditas dan merubah jiwa dan kepribadian manusia.[3]

 

2.     Keburukan dan Kebaikan

Sebagaimana al-Qur’an menyatakan, Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya [21]:35) Dengan demikian bahkan kebaikan sekali pun juga dapat menjadi sebuah faktor ujian bagi manusia. Misalnya seseorang yang mampu memperoleh kekayaan, harta atau tanggun jawab yang menyebabkan dirinya dihormati dan disanjung namun ia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga mudah menjadi obyek tipu daya setan.

 

3.     Melimpahnya Karunia

Ujian-ujian Ilahi tidak selamanya dalam bentuk pelbagai peristiwa pelik dan susah melainkan terkadang Tuhan menguji para hamba-Nya dengan karunia yang banyak dan melimpah[4] sebagaimana al-Qur’an menarasikan kisah Nabi Sulaiman, Tetapi) seseorang yang mempunyai sebuah ilmu dari kitab (samawi) berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhan-ku untuk mencobaku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (Qs. Al-Naml [27]:40)

Kelompok lainnya yang karam dalam samudera anugerah dan segala fasilitas berada dalam jangkaunnya. Ujian mereka adalah apakah dalam kondisi seperti ini untuk menunaikan tugas yaitu bersyukur atas anugerah yang diberikan ini dan menolong orang-orang susah atau tenggelam dalam kelalaian, angkuh, congkak, mementingkan diri sendiri.

 

4.     Anak-anak

Al-Qur’an menyebutkan, Dan ketahuilah bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. Al-Anfal [8]:28)

 

5.     Iman dan Kafir

Al-Qur’an mengingatkan tentang penjaga neraka dan menyebut jumlah mereka sebanyak sembilan belas malaikat kemudian mengimbuhkan, Kami tidak menjadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan sebagai cobaan bagi orang-orang kafir supaya ahli kitab (Yahudi dan Kristen) menjadi yakin, supaya iman orang yang beriman bertambah, supaya ahli kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata, “Apakah yang dikehendaki Allah dengan menjelaskan sifat-sifat neraka Saqar itu?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhan-mu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia. (Qs. Al-Mudattsir [74]:31)

 

6.     Ornamen dan Hiasan di Muka Bumi

Pada sebuah ayat al-Qur’an disebutkan tentang apa yang terdapat di bumi dipandang sebagai sebuah ujian. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Qs. Al-Kahf [18]:7) [IQuest]



[1]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 527, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Keduapuluh Satu, 1365 S.  

[2]. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu ia menunaikannya (dengan baik). Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata, “Dan dari keturunanku (juga)?” Allah berfirman, “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah [2]:124)  

[3]. Diadaptasi dari Pertanyaan No. 2056 (Site: 2418) 

[4]. Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 533.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259817 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245592 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229495 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214282 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175594 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170968 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167388 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157453 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140300 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133531 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...