Advanced Search
Hits
10622
Tanggal Dimuat: 2013/09/17
Ringkasan Pertanyaan
Tolong penjelasannya terkait dengan hal-hal yang mengantarai kisah pembuatan bahtera Nabi Nuh As yang disebutkan pada surah al-Hud?
Pertanyaan
Tolong berikan penjelasan tentang tafsir al-Quran surah al-Hud 37-38 secara global?
Jawaban Global
Ayat 37 dan 38 surah al-Hud secara ringkas menyinggung tentang kisah pembuatan bahtera Nabi Nuh As. Tatkala Nabi Nuh telah berputus asa atas kaumnya bahwa mereka tidak lagi pantas mendapatkan petunjuk dan titah Allah Swt terkait dengan azab telah keluar, dari sisi Allah Swt disampaikan kepada Nabi Nuh As untuk membuat bahtera sesuai dengan titah kami dan di bawah pengawasan Kami, “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami.”
Maksud dari kata “a’yunina” (dengan pengawasan kami) menyinggung tentang bahwa segala usaha dan upayamu dalam urusan ini berada di bawah pengawasan kami. Karena itu dengan pikiran tenang silahkan lanjutkan pekerjaanmu membuat bahtera. Jelas bahwa perasaan ini bahwa Allah Swt itu hadir dan mengawasi serta menjaga juga memberikan kekuatan dan energi kepada manusia, di samping itu juga memberikan perasaan bertanggung jawab lebih kepada manusia!
Dari kata “wahyina” dapat disimpulkan bahwa Nabi Nuh juga belajar dari Allah Swt tentang bagaimana membuat bahtera; karena Nabi Nuh tidak mengetahui sisi kebesaran badai yang akan datang melanda sehingga ia harus membuat bahtera sesuai dengan badai yang akan datang dan wahyu Ilahi ini yang membantunya dalam membuat bahtera yang kuat dan besar.
Di samping itu, Nabi Nuh diperingatkan bahwa setelah ini untuk tidak meminta syafaat dan memohon ampunan untuk orang-orang durjana; karena mereka telah divonis dengan azab dan pasti akan karam, “Dan janganlah kamu mintakan syafaat kepada-Ku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
Frase ayat ini dengan baik memahamkan bahwa syafaat tidak mungkin bagi setiap orang, melainkan memiliki syarat-syarat yang apabila tidak terdapat pada diri seseorang maka nabi Allah pun tidak memiliki hak memberikan syafaat dan memohonkan ampunan baginya.
Kaum Nuh, alih-alih menyikapi seruan Nabi Nuh secara serius dan minimal memberikan kemungkinan bahwa dengan segala desakan dan dakwahnya yang siang-malam Nabi Nuh ini bersumber dari wahyu Ilahi, dan boleh jadi info tentang badai juga bersifat pasti, namun tradisi orang-orang congkak dan sombong, tetap mengolok-ngolok dan mengejek Nabi Nuh. Kapan saja kaumnya lewat dan melihat Nabi Nuh dan para pengikutnya sibuk mempersiapkan kayu-kayu dan paku-paku serta media-media pembuatan bahtera, mereka mengolok-ngoloknya dan tertawa:
وَ یَصْنَعُ الْفُلْکَ وَ کُلَّما مَرَّ عَلَیْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْکُمْ کَما تَسْخَرُونَ
“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali para pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (Qs. Hud [10]:38)
Malaun dalam frase ayat di atas bermakna pemimpin kaum yang mendapat perhatian masyarakat.[1] Artinya pemimpin dan aristokrat. Bangsawan yang lupa diri dimana-mana selalu mengolok-ngolok kaum mustadhafin dan menganggap mereka sebagai makhluk-makhluk rendah dan hina. Karena kaum mustadhafin tidak memiliki kemampuan dan kekuatan. Mereka tidak hanya mengolok-olok bahkan pikiran-pikiran kaum mustadafhin meski menjulang dan ajarannya betapapun mengakar serta amalan-amalannya meski penuh perhitungan namun dalam anggapan kaum mustakibirin tetap patut mendapat hinaan. Atas dasar itu, nasihat dan peringatan akan bahaya tidak lagi berguna bagi mereka.
Disebutkan bahwa masing-masing dari kaum bangsawan Nuh memilih jenis olok-olokkan yang membuat orang lain tertawa dan bersenang-senang.
“Wahai Nuh! Sepertinya seruan kenabianmu tidak laku dan kini engkau menjadi tukang kayu.” Olokan dari salah seorang mereka kepada Nabi Nuh.
Lainnya berkata, “Engkau membuat bahtera… okelah.. buatlah sekalian lautnya. Apakah engkau pernah melihat seorang berakal membuat bahtera di tengah lembah yang tandus.”
“Bahtera sedemikian besar buat apa? Paling tidak buatlah lebih kecil sehingga mudah bagimu menyeretnya ke laut.” Ejek sebagian yang lain.
Mereka berkata-kata dan tertawa. Hal ini mereka jadikan bahan obrolan di rumah-rumah dan pusat-pusat kerja mereka. Mereka berkata-kata tentang Nuh dan kebodohan para pengikutnya.
Lihatlah orang tua itu betapa malangnya nasib yang menimpanya? Sekarang kami paham mengapa kami tidak beriman terhadap apa-apa yang diucapkannya.” Namun Nuh dengan kekukuhan dan istiqamah yang luar biasa lahir dari iman yang kuat, melanjutkan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Ia tidak menaruh perhatian ucapan-ucapan tak berdasar mereka. Nabi Nuh hari demi hari terus mempersiapkan kerangka bahtera dan hanya terkadang menegakkan kepala dan berkata kepada mereka dengan perkataan yang sangat sarat makna, “ Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).”
Hari tatkala badai berkecamuk kalian akan lihat  dan lari tunggang langgang ke sana kemari namun tiada satu pun tempat untuk berlindung. Kalian berteriak di tengah amukan gelombang badai, kalian memohon supaya ditolong. Iya. Hari itu orang-orang beriman akan tertawa atas pikiran-pikiran, kelalaian, kebodohan dan kedunguan kalian. Pada hari itu kalian akan tahu siapakah yang akan menerima azab pedih dan hukuman abadi akan menjadi nasibnya.[2]
Ringkasnya Allah Swt pada dua ayat ini berfirman kepada Nuh untuk membuat bahtera dengan pengawasan kami dan sesuai dengan ajaran yang Kami ajarkan kepadamu. Janganlah meminta kepadaku untuk menarik azab bagi orang-orang durjana ini. Aku telah mengeluarkan ketentuan dan hukum karam bagi mereka. Ketentuan ini bersifat pasti dan sama sekali tidak akan berubah. Tindakan mengolok-ngolok kaum Nabi Nuh seperti ini kapan saja mereka melewati Nabi Nuh, maka setiap kelompok dari bangsawan dan aristokrat mereka akan mengolok-ngoloknya. Dan Nabi Nuh membuat bahtera di hadapan masyarakat dan tempat pembuatan bahtera ini berada di jalan yang dilewati oleh warga masyakarat.[3] [iQuest]
 

[1]. Sayid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 10, hal. 223, Daftar Intisyarat Islami, Qum, 1417 H.  
[2]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 9, hal. 90-92, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1374 S.  
[3]. Silahkan lihat al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 10, hal. 223-225.  
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261144 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246265 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230053 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214919 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176243 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171560 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168044 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158079 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140884 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133997 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...