Please Wait
Hits
7305
7305
Tanggal Dimuat:
2015/02/14
Ringkasan Pertanyaan
Saya ingin meminta penjelasan tentang biografi Anas bin Harits, salah seorang syahid Karbala?
Pertanyaan
Saya ingin meminta penjelasan tentang biografi Anas bin Harits, salah seorang syahid Karbala?
Jawaban Global
Walaupun sahabat Imam Husain As termasuk sahabat-sahabat pilihan para Imam Maksum As, sebagaimana ketika Imam Husain As berkata-kata kepada para sahabat dan penolong setianya pada malam Asyura, “Aku tidak mengenal sahabat yang lebih baik dan lebih utama dari pada para sahabatku”[1] namun kita tidak memiliki akses informasi tentang riwayat hidup dan biografi mereka, baik secara personal atau pun sosial. Salah satu sahabat itu adalah Anas bin Harits al-Kahili.
Sehubungan dengan Anas bin Harits harus dikatakan bahwa ia berasal dari Bani Kahil dari klan Bani Asad dan termasuk salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw. Sejarawan menyebutkan bahwa, Anas bin Harits turut serta bersama Rasulullah Saw dalam perang Badar dan Hunain. Anas bin Harits adalah seorang yang telah berusia lanjut dan salah seorang Syiah Kufah yang memiliki posisi dan kedudukan tinggi di tengah masyarakat.
Pada peristiwa Karbala, ia mengantarkan dirinya ke Karbala dan pada hari Asyura gugur sebagai syahid di samping Imam Husain As. Rajaz (epik heroik) yang disampaikan oleh Anas bin Harits tatkala maju ke medan perang di Karbala adalah sebagai berikut:
Sehubungan dengan Anas bin Harits harus dikatakan bahwa ia berasal dari Bani Kahil dari klan Bani Asad dan termasuk salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw. Sejarawan menyebutkan bahwa, Anas bin Harits turut serta bersama Rasulullah Saw dalam perang Badar dan Hunain. Anas bin Harits adalah seorang yang telah berusia lanjut dan salah seorang Syiah Kufah yang memiliki posisi dan kedudukan tinggi di tengah masyarakat.
Pada peristiwa Karbala, ia mengantarkan dirinya ke Karbala dan pada hari Asyura gugur sebagai syahid di samping Imam Husain As. Rajaz (epik heroik) yang disampaikan oleh Anas bin Harits tatkala maju ke medan perang di Karbala adalah sebagai berikut:
«قَدْ عَلِمَتْ کَاهِلُنَا وَ ذُودَان *** والْخِنْدِفِیُّونُ وَ قَیْسُ غَیْلَانَ *** بأنَّ قَوْمِی آفَةٌ لِلْأَقْرَانِ *** یا قَوْمِ کُونُوا کَأُسُودِ خَفَّان *** و اسْتَقْبِلُوا الْقَوْمَ بِضَرْب الْآن *** آلُ عَلِیٍّ شِیعَةُ الرَّحْمن *** آلُ حَرْبٍ شِیعَةُ الشَّیْطَان»
Kabilahku dari Kahil dan Dzudan
(Demikian juga dikenal sebagai) Putra-putra Khandaq dan Qais Gailan (Ailan)
Kaumku dikenal sebagai petaka bagi musuh
Wahai kaumku beranilah laksana singa dan melawanlah
Hadapilah kaum dengan pukulan
(bersama) Putra-putra Ali Hizbullah
Melawan putra-putra Harb (Abu Sufyan, Muawiyah dan Yazid) pengikut setan.”[2]
Harap dicamkan bahwa dalam beberapa literatur terdapat nama-nama yang dinukil secara berbeda dari Anas bin Harits; sebagian menyebutnya sebagai Malik bin Anas al-Kahili, sebagian lainnya dengan nama Malik bin Anas al-Maliki.[3] Demikian juga sebagian literatur menyebutnya sebagai Anas bin Harits bin Nabih dan sebagian lainnya dengan nama Harits bin Nabih.[4] Bahkan dalam Kitab Futuh nama Anas bin Harits disebut dengan nama Malik bin Anas al-Bahili.[5]
Sayid Muhsin Amin dalam A’yān al-Syi’ah, terkait dengan nama Anas bin al-Harits, berkata bahwa Syaikh Thusi dalam kitab Rijāl-nya menyebutkan nama Anas bin Harits sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw yang kemudin gugur sebagai syahid bersama Imam Husain As. Di antara nama-nama sahabat Imam Husain As juga disebutkan nama “Anas bin al-Harits al-Kahili” yang nampaknya adalah Anas bin al-Harits yang dimaksud dalam jejeran para sahabat Nabi Muhammad Saw. Ibnu Daud (seorang pakar rijal yang terkenal) juga menyebutkan namanya sebagai sahabat Nabi Saw dan juga sahabat Imam Hasan As dan Imam Husain As.
Kemudian, Syaikh Thusi mengutip nukilan-nukilan dari Ahlusunnah terkait dengan Anas dan katanya bahwa dalam kitab al-Isti’āb[6] disebutkan bahwa ia meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw dan gugur sebagai syahid bersama Husan bin Ali.
Dalam kitab al-Ishabah juga disebutkan bahwa sebabgian ulama tidak menerima riwayat Anas bin Harits meski kesyahidannya bersama Imam Husain bin Ali adalah sesuatu yang pasti dan Bukhari (penyusun kitab hadis Shahih Bukhāri) mengakui bahwa karena Anas bin Harits karena mendengar sebuah hadis dari Rasulullah Saw tentang Husain bin Ali, ia turut syahid bersamanya.[7] Bahkan sebagian ulama lainnya, seperti Dzahabi dan al-Mazi berkata bahwa Anas bin Harits bukanlah sahabat Rasulullah Saw.
Sayid Muhsin Amin setelah mengutip perkataan-perkataan ini, melontarkan kritikan atas perkataan terakhir yang menilai Anas bin Harits bukan seorang sahabat Nabi Saw dan menganggap riwayat-riwayat yang dinukil oleh Anas bin Harits adalah riwayat-riwayat mursal. Sayid Muhsin Amin berkata bahwa ulama Ahlusunnah seperti al-Baghawi, Ibnu Sikin, Ibnu Syahin, al-Daghuli, Ibnu Zair, al-Barawi, Ibnu Mandah, Ibnu Na’im dan lain sebagainya menegaskan bahwa Anas bin Harits itu adalah salah seorang sahabat Rasulullah Saw.
Dalam lanjutan kritikannya terhadap ucapan sebagian ulama yang semasa dengannya, Sayid Muhsin Amin membahas tentang Anas dan akhirnya menjelaskan kutipan dari Maqtal Abi Mikhnaf yang berkata tentang Anas bin Harits, “Ia adalah seorang yang berusia lanjut yang turut hadir pada perang Badar dan Hunain. Tatkala meminta izin dari Imam Husain untuk maju ke medan laga, ia mengencangkan pinggangnya dengan sorbannya dan berdoa, sementara Imam Husain As memandangnya dan sembari Imam Husain As menangis, ia berkata, “(Semoga) Allah memberikan ganjaran kepadamu wahai syaikh.”[8] [iQuest]
(Demikian juga dikenal sebagai) Putra-putra Khandaq dan Qais Gailan (Ailan)
Kaumku dikenal sebagai petaka bagi musuh
Wahai kaumku beranilah laksana singa dan melawanlah
Hadapilah kaum dengan pukulan
(bersama) Putra-putra Ali Hizbullah
Melawan putra-putra Harb (Abu Sufyan, Muawiyah dan Yazid) pengikut setan.”[2]
Harap dicamkan bahwa dalam beberapa literatur terdapat nama-nama yang dinukil secara berbeda dari Anas bin Harits; sebagian menyebutnya sebagai Malik bin Anas al-Kahili, sebagian lainnya dengan nama Malik bin Anas al-Maliki.[3] Demikian juga sebagian literatur menyebutnya sebagai Anas bin Harits bin Nabih dan sebagian lainnya dengan nama Harits bin Nabih.[4] Bahkan dalam Kitab Futuh nama Anas bin Harits disebut dengan nama Malik bin Anas al-Bahili.[5]
Sayid Muhsin Amin dalam A’yān al-Syi’ah, terkait dengan nama Anas bin al-Harits, berkata bahwa Syaikh Thusi dalam kitab Rijāl-nya menyebutkan nama Anas bin Harits sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw yang kemudin gugur sebagai syahid bersama Imam Husain As. Di antara nama-nama sahabat Imam Husain As juga disebutkan nama “Anas bin al-Harits al-Kahili” yang nampaknya adalah Anas bin al-Harits yang dimaksud dalam jejeran para sahabat Nabi Muhammad Saw. Ibnu Daud (seorang pakar rijal yang terkenal) juga menyebutkan namanya sebagai sahabat Nabi Saw dan juga sahabat Imam Hasan As dan Imam Husain As.
Kemudian, Syaikh Thusi mengutip nukilan-nukilan dari Ahlusunnah terkait dengan Anas dan katanya bahwa dalam kitab al-Isti’āb[6] disebutkan bahwa ia meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw dan gugur sebagai syahid bersama Husan bin Ali.
Dalam kitab al-Ishabah juga disebutkan bahwa sebabgian ulama tidak menerima riwayat Anas bin Harits meski kesyahidannya bersama Imam Husain bin Ali adalah sesuatu yang pasti dan Bukhari (penyusun kitab hadis Shahih Bukhāri) mengakui bahwa karena Anas bin Harits karena mendengar sebuah hadis dari Rasulullah Saw tentang Husain bin Ali, ia turut syahid bersamanya.[7] Bahkan sebagian ulama lainnya, seperti Dzahabi dan al-Mazi berkata bahwa Anas bin Harits bukanlah sahabat Rasulullah Saw.
Sayid Muhsin Amin setelah mengutip perkataan-perkataan ini, melontarkan kritikan atas perkataan terakhir yang menilai Anas bin Harits bukan seorang sahabat Nabi Saw dan menganggap riwayat-riwayat yang dinukil oleh Anas bin Harits adalah riwayat-riwayat mursal. Sayid Muhsin Amin berkata bahwa ulama Ahlusunnah seperti al-Baghawi, Ibnu Sikin, Ibnu Syahin, al-Daghuli, Ibnu Zair, al-Barawi, Ibnu Mandah, Ibnu Na’im dan lain sebagainya menegaskan bahwa Anas bin Harits itu adalah salah seorang sahabat Rasulullah Saw.
Dalam lanjutan kritikannya terhadap ucapan sebagian ulama yang semasa dengannya, Sayid Muhsin Amin membahas tentang Anas dan akhirnya menjelaskan kutipan dari Maqtal Abi Mikhnaf yang berkata tentang Anas bin Harits, “Ia adalah seorang yang berusia lanjut yang turut hadir pada perang Badar dan Hunain. Tatkala meminta izin dari Imam Husain untuk maju ke medan laga, ia mengencangkan pinggangnya dengan sorbannya dan berdoa, sementara Imam Husain As memandangnya dan sembari Imam Husain As menangis, ia berkata, “(Semoga) Allah memberikan ganjaran kepadamu wahai syaikh.”[8] [iQuest]
[1]. Syaikh Mufid, al-Irsyād fi Ma’rifat Hujajillāh ‘ala al-‘Ibād, jil. 2, hal. 91, Qum, Kongre Syaikh Mufid, Cetakan Pertama, 1413 H.
[2] Muhadditsi, Jawad, Farhang Āsyurā, jil. 6, hal. 4, Nasyr Ma’ruf, 1374 S.
[3] Silahkan lihat, Syamsuddin, Muhammad Mahdi, Anshār al-Husain, jil. 1, hal. 60, Cetakan Kedua, 1401 H.
[4] Ibnu Atsir Jazri, Ali bin Muhammad, Usd al-Ghābah fi Ma’rifat al-Shahābah, jil. 1, hal. 418, Dar al-Fikr, 1409 H (1989 M).
[5] Ibnu A’tsam al-Kufi, Abu Muhammad Ahmad, al-Futuh, Riset oleh Ali Syiri, jil. 5, hal. 107, Beirut, Dar al-Adhwa, Cetakan Pertaa, 1411 H (1991 M).
[6] Ibnu Abdil Barr, Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad, al-Isti’āb fi Ma’rifat al-Ashhāb, Riset oleh al-Bajawi, Ali Muhammad, jil. 1, hal. 112, Beirut, Dar al-Jail, Cetakan Pertama, 1412 H.
[7] Katanya demikian, “Suatu hari saya datang kepada Rasulullah Saw. Husain bin Ali As berada di sampingnya. Rasulullah Saw bersabda, ‘Anakku ini akan terbunuh di Irak. Siapa pun yang hidup pada masa itu maka hendaknya ia menolongnya.’ Ibnu Syahr Asyub Mazandarani, Muhammad bin Ali, Manāqib Ālu bin Abi Thalib Alaihim al-Salam, jil. 1, hal. 140, Qum, Allamah, Cetakan Pertama, 1379 H.
[8] Amin, Sayid Muhsin, A’yān al-Syi’ah, jil. 3, hal. 500, Beirut, Dar al-Ta’aruf lil Mathbu’ah, hal 1406 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar