Advanced Search
Hits
9668
Tanggal Dimuat: 2011/08/06
Ringkasan Pertanyaan
Pada frase-frase yang terdapat dalam doa Sahar seperti, “Inni as’aluka min jamalika biajmalihi” apakah bermakna permohonan atau sumpah?
Pertanyaan
Pada doa Sahar bulan Ramadhan kita membaca, “Allâhumma inni as’aluka min jamâlika biajmâlahi.. Allâhumma inni as’aluka bijamâlika kullihi” dan frase-frase semisalnya. Terkadang frase doa ini diterjemahkan sebagai berikut, “Tuhanku! Aku memohon segala keindahan dan keagungan yang nampak dari-Mu” Diadopsi dari Tafsir Tasnim, jil. 3, hal. 196. Artinya, suilaka bisyai bermakna suiluka min syai, padahal biasanya apabila permohonan dinyatakan dalam bentuk intransitif bermakna bersumpah tidak bermakna memohon. Saya ingin tahu sesuai bentuk lahirnya apakah makna “Allahumma inni as’aluka bisyai” itu bersumpah terhadap sesuatu atau bermakna memohon sesuatu?
Jawaban Global

Memaknai  ba (dengan) dalam frase-frase munajat doa Sahar sebagai memohon, sesuai dengan kaidah-kaidah sastra Arab adalah benar dan hal yang serupa juga terdapat dalam al-Qur’an dan kebetulan memaknai frase-frase tersebut dengan bersumpah, dengan frase-frase berikutnya adalah bertentangan dengan bentuk lahir dari doa-doa ini.

Jawaban Detil

Munajat mulia yang dinukil dari Imam Baqir As ini merupakan salah satu munajat penting para Imam Maksum As yang dibacakan pada sebaik-baik waktu yaitu sahar (sahur) bulan Ramadhan. Munajat ini, sesuai dengan tuturan kebanyakan ulama besar, merupakan salah satu munajat paling sufistik dan irfani para Imam Maksum yang mengandung hakikat-hakikat tauhid murni mazhab Ahlulbait As.

Allâhumma inni as’aluka min jamâlika biajmâlihi.  Makna terang frase doa ini (sebagai frase mandiri) dalam bahasa Arab adalah: “Tuhanku! Aku memohon keindahan-Mu dengan segala keindahannya.” Sebagaimana sebagai contoh kita dapat berkata kepada seorang yang mulia, “Inni as’aluka min karâmika biakrâmihi” artinya: “Aku memohon dari kemuliaan-Mu dengan segala kemuliaannya.” Makna yang mengemuka dari frase doa ini adalah demikian. Anggapan yang mengatakan bahwa ba dalam frase ini adalah ba sumpah, semata-mata berangkat dari masalah ini (sebagian persoalan permohonan seperti ini dipandang mustahil) karena itu seluruh munajat dan doa adalah sebuah pendahuluan untuk memohon hajat (di penghujung munajat); sementara munajat ini yang sejatinya merupakan munajat manusia sempurna (imam) hingga akhir adalah pengulangan permohonan tunggal ini dalam ragam bentuk dan berakhir dengan penegasan atas permohonan-permohonan seperti ini.

Karena itu, kita tidak dapat menjadikan doa-doa ini sebagai pendahuluan bagi doa-doa kita tanpa adanya sandaran riwayat dan meragukan maknanya dan seluruh munajat diterjemahkan sebagai Tuhan bersumpah kepada sifat jamal dan jalal tanpa menyebutkan sebuah masalah (permohonan) di penghujung doa tersebut.

Karena itu, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya dalam sastra Arab makna bermohon dalam munajat seperti ini adalah benar dan tidak bertentangan dengan bentuk lahir munajat ini dan kita tidak memiliki sebuah dalil untuk memaknainya sebagai sumpah; kecuali karena keagungan permohonan ini bagi kita sehingga tidak dapat kita cerap dan yakini; dalam hal ini kita harus tahu bahwa munajat ini disampaikan oleh maksum dan terlontar dari lisan manusia sempurna tatkala mereka bermunajat dengan Allah Swt. Dalam pada itu memberikan pelajaran kepada manusia bahwa apabila ia mengetahui kedudukannya di sisi Allah Swt maka ia tidak akan pernah ridha dan rela kecuali dengan khilafah Ilahi dan perjumpaan dengan keindahan dan keagungan Allah Swt.

Allâhumma inni as’aluka min jamâlika biajmâlihi wa kullu jamâluka jamil..Allâhumma inni as’aluka bijamâlika kulliih.

Tuhanku! Sesungguhnya Aku memohon dari keindahan-Mu dengan seluruh keindahannya dan seluruh keindahan-Mu itu indah. Aku memohon dari-Mu segala keindahan-Mu.”[1]

Apa yang mengemuka dalam pertanyaan Anda bersandar bahwa kata kerja-kata kerja yang derivatnya berasal dari kata “sâ’ala” apabila ba tersebut adalah ba intransitif maka niscaya maknanya sumpah dan tidak dapat dimaknai sebagai permohonan. Mengikut beberapa dalil, kesimpulan Anda ini tidak benar. Karena dalam beberapa literatur terdapat beberapa hal yang serupa dengan redaksi doa Sahar di atas yang tentu saja bermakna bermohon. Di antara dari beberapa hal tersebut kita dapat menjadikan ayat pertama surah al-Ma’arij:

“Sâ’ala sâ’il biadzâbin wâqi.” (Seseorang peminta [dari kalangan kafir] telah meminta kedatangan azab, (dan azab itu) telah terjadi).

Dalam pada itu, apabila Anda mencermati kelanjutan doa Sahar ini, Anda akan menjumpai beberapa frase dengan model yang sama yang sekali-kali tidak dapat dimaknai sebagai sumpah. Frase-frase seperti, “Allâhumma inni as’aluka min sulthânika biadwâmihi, Allâhummah inni as’aluka min mulkika biafkhârihi.” (Tuhanku! Sesungguhnya Aku memohon kesultanan-Mu dengan seluruh kedawamannya, Tuhanku! Sesungguhnya Aku memohon kerajaan-Mu dengan seluruh keagungannya). Berdasarkan hal ini, mengartikan kata ba di atas sebagai sumpah dalam hal-hal seperti “biajmâlihi” dan “biajallihi” adalah pemaknaan yang keliru. [IQuest]

 



[1] . Manusia sempurnalah, yang di samping dapat menunjukkan keindahan Ilahi dan bahkan menampakkan seluruh keindahan Tuhan di alam dunia, Jawadi Amuli, Tasnim, Tafsir Qur’an Karim, jil. 3, hal. 196, Qum, Markaz Nasyr Isra, 1378.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...