Advanced Search
Hits
12174
Tanggal Dimuat: 2011/07/12
Ringkasan Pertanyaan
Dalam sumber-sumber mana sajakah pembahasan tentang mahabbah mengemuka?
Pertanyaan
Tolong Anda perkenalkan beberapa literatur dan sumber (buku dan site) yang membahas tentang tema mahabbah dalam al-Qur’an?
Jawaban Global
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda memilih jawaban detil.
Jawaban Detil

Mahabbah bermakna kecintaan dan kesukaan yang mengakar pada hati. Dalam al-Qur’an terkadang diungkapkan dengan redaksi mawaddah dan sebagai lawan katanya adalah ‘adâwah dan permusuhan.

Mahabbah memiliki tingkatan dan derajat serta membutuhkan efek praktis dalam tataran visual. Kecintaan yang bertitik tolak dari hati apabila tidak berujung pada amalan praktis merupakan tingkatan terendah dan terlemah derajat mahabbah. Tingkatan tertinggi yang berefek pada amalan manusia merupakan derajat tertinggi mahabbah. Amalan ini akan merajut hubungan intens dan mesra antara subyek yang mencinta dan obyek yang dicinta. Pada tingkatan ini, segala keinginan kinasihnya akan diupayakan terealisir pada tataran praktis.[1]

Banyak riwayat yang dinukil dari para Imam Maksum As bahwa agama tidak lain kecuali mahabbah. Di antara literatur yang mengutip riwayat ini adalah al-Khishâl dan al-Kâfi. Dalam literatur tersebut, diriwayatkan dari Imam Shadiq As dalam menjawab hubungan antara cinta dan benci dengan agama, bersabda, “Adakah agama adalah sesuatu selain kecintaan.” Kemudian Imam Shadiq As melantunkan ayat, “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan)mu dalam banyak urusan, benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus (Qs. Al-Hujurat [49]:7)[2]

Yang dimaksud dari riwayat ini bahwa ruh dan hakikat agama adalah iman dan kecintaan kepada Tuhan. Iman dan kecintaan akan menyinari keberadaan manusia dan seluruh anggota badan dan panca indranya berada di bahwa pancaran sinar iman dan kecintaan ini. Dan efek praktis nampak nyata dalam perilaku dan perbuatannya yang mengikuti titah dan perintah Tuhan.[3]

Kecintaan terbagi menjadi dua bagian. Kecintaan yang terpuji (mamduh) dan kecintaan yang tercela (madzmum). Kecintaan yang terpuji bermakna bahwa segala sesuatu dilakukan untuk Allah Swt dan tujuan pamungkas dari kecintaan tersebut adalah sampai kepada Allah Swt. Kecintaan yang tercela adalah bahwa tujuan pamungkasnya untuk sampai kepada musuh-musuh Allah Swt dan keridhaan mereka.[4]

Pembahasan mahabbah (kecintaan) merupakan salah satu pembahasan disiplin ilmu Akhlak (Ethics) dan diuraikan secara rinci dalam buku-buku Akhlak dan Tafsir. Sebagai contoh kami akan menyebutkan beberapa buku akhlak yang membahas masalah kecintaan sebagaimana berikut:

1.     Mi’râj al-Sa’âdah karya Mulla Ahmad Naraqi.

2.     Jâmi’ al-Sa’âdah karya Mulla Ahmad Naraqi.

3.     Mahajjat al-Baidhâ karya Allamah Faidh Kasyani.

4.     Ain-e Dusti az Didgâh-e Qur’ân wa Hadits, karya Sayid Mahdi Alawi (tanpa tahun), 1413 H – 1372, Qum, Capkhane ‘Ilmiyah).

5.     Dusti Qur’ân wa Hadits, karya Ayatullah Muhammad Muhammadi Rei Syahri, Muassasah Dar al-Hadits.

6.     Tafsir Nemune, pada ayat-ayat Surah Yusuf (12).



[1]. Diadaptasi dari Tafsir Nemune, jil.2, hal. 513.  

[2] . Al-Kafi, jil. 2, hal. 125.

عَنْ فُضَیْلِ بْنِ یَسَارٍ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ع عَنِ الْحُبِّ وَ الْبُغْض‏ أَ مِنَ الْإِیمَانِ هُوَ فَقَالَ وَ هَلِ الْإِیمَانُ إِلَّا الْحُبُّ وَ الْبُغْضُ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآیَةَ حَبَّبَ إِلَیْکُمُ الْإِیمانَ وَ زَیَّنَهُ فِی قُلُوبِکُمْ وَ کَرَّهَ إِلَیْکُمُ الْکُفْرَ وَ الْفُسُوقَ وَ الْعِصْیانَ أُولئِکَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

[3]. Tafsir Nemune, jil.2, hal. 513.   

4] . Terkait dengan tercelanya kecintaan kepada selain Tuhan kita dapat bersandar pada ayat, “(Tidak), tetapi hanya Dia-lah yang kamu seru, maka Dia akan menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan (pada hari kiamat) kamu akan tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah).” (Qs. Al-An’am [6]:41). Jika kita menerima terjemahan Qumsyei, Ayati dan Muizzi terkait dengan akhlak tercela kita dapat memanfaatkan ayat “Wala taj’alu ma’aLlahi ilahan akhar” (Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, al-Dzariyat [51]:51) dengan pendahuluan bahwa seseorang menempatkan kecintaan dan kesukaan di samping Allah Swt sebagai ilah.” Dan terkait dengan tercelanya kecintaan yang melebihi kecintaan kepada Tuhan, kita dapat bersandar pada ayat, “Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (siksa)-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Qs. Al-Taubah [9]:24)

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261139 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246263 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230051 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214918 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176243 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171558 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168040 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158075 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140881 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133996 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...