Advanced Search
Hits
9802
Tanggal Dimuat: 2012/04/03
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang menjadi falsafah mengapa wanita harus mandi haid? Padahal kami tetap menjaga kebersihan selama masa haid?
Pertanyaan
Salam. Saya ingin bertanya tentang apa yang menjadi alasan wanita harus mandi haid? Padahal kami tetap menjaga kebersihan selama masa haid?
Jawaban Global

Seluruh hukum dan instruksi Islam ditetapkan untuk menjaga kemaslahatan dan manfaat material dan spiritual manusia. Hukum dan instruksi tersebut sama sekali tidak ditujukan untuk tujuan lainnya.

Allah Swt ingin dengan hukum-hukum ini supaya manusia memperoleh di samping kesucian spiritual juga kebersihan material. Pada dasarnya, hikmah dan rahasia-rahasia mandi, di antaranya mandi haid tidak terbatas pada kebersihan lahir dan jasmani saja, melainkan juga memiliki sisi spiritual. Karena itu, mandi harus dilakukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt (qurbah) dan kalau tidak bahkan sekiranya najis lahir juga masih ada dan dihilangkan dengan mandi, mandi tersebut tidak sah.

Disebutkan bahwa kewajiban mandi tidak bermakna bahwa wanita adalah najis pada masa ia mengalami haid, sebagaimana kaum pria pada saat mereka dalam kondisi junub bukan karena mereka najis sehingga diperintahkan untuk mandi. Dalam hal-hal yang membatalkan wudhu, tidak terdapat najis sehingga harus dihilangkan dengan wudhu.

Jawaban Detil

Sebagaimana yang Anda tahu bahwa seluruh hukum dan instruksi Islam ditetapkan untuk menjaga kemaslahatan dan manfaat material dan spiritual manusia. Hukum dan instruksi tersebut sama sekali tidak ditujukan untuk tujuan lainnya.

Allah Swt ingin dengan hukum-hukum ini supaya manusia memperoleh di samping kesucian spiritual juga kebersihan material. Dalam hal ini, Allah Swt berfirman, “Ma yuridullah liyaj’alakum min haraj..”[1] (Allah Swt tidak menginginkan kalian jatuh dalam kesusahan, melainkan menginginkan kesucian bagi dirimu). Ayat ini ingin menjelaskan sebuah aturan universal bahwa hukum-hukum Ilahi tidak bersifat beban dan taklif yang tidak dapat dipikul. Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya..” (Qs. Al-Baqarah [2]:286)

Dengan pendahuluan ini, sehubungan dengan falsafah mandi haid bagi kaum wanita harus dikatakan bahwa pada dasarnya, hikmah dan rahasia-rahasia mandi, di antaranya mandi haid tidak terbatas pada kebersihan lahir dan jasmani saja, melainkan juga memiliki sisi spiritual. Karena itu, mandi harus dilakukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt (qurbah) dan kalau tidak bahkan sekiranya najis lahir juga masih ada dan dihilangkan dengan mandi, mandi tersebut tidak sah.

Dalam pandangan Islam, wanita yang mengalami haid atau datang bulan dihukumi sebagai seorang wanita yang dalam terminologi teknis fikih disebut seabgai muhdits, artinya seseorang yang tidak memiliki wudhu dan mandi. Dalam kondisi seperti ini, wanita tidak dapat mengerjakan shalat dan puasa. Haid, seperti hal-hal lainnya misalnya junub, tidur, kencing dan lain sebagainya menyebabkan timbulnya hadats dan pertama, tidak terkhusus bagi wanita. Kedua, dapat dihilangkan dengan mandi atau wudhu.

Namun apa yang penting pada taklif ritual ini adalah falsafah spiritual mandi. Allah Swt setelah menjelaskan mandi, wudhu dan tayamum, berfirman bahwa rahasia dari perintah ini adalah supaya kalian suci, “walakin yurid liyutahhirakum” (tetapi Dia hendak menyucikanmu) sepanjang manusia belum lagi suci, maka sekali-kali ia tidak akan dapat sampai kepada Tuhan yang Mahasuci. Kesucian dan thaharah ini mendatangkan kecintaan Allah Swt kepada hamba-Nya.

Apabila manusia sedikit merenung dan mencermati masalah kesucian (thahârah), ia akan sampai pada kesimpulan bahwa agama yang sedemiikian menganjurkan masalah kesucian dan memandang penting kebersihan bagi hakikat manusia, tentu saja ia tidak lalai dari kesucian batin dan juga menaruh perhatian ekstra terhadapnya.

Disebutkan bahwa kewajiban mandi tidak bermakna bahwa wanita adalah najis pada masa ia mengalami haid, sebagaimana kaum pria pada saat mereka dalam kondisi junub bukan karena mereka najis sehingga diperintahkan untuk mandi. Dalam hal-hal yang membatalkan wudhu, tidak terdapat najis sehingga harus dihilangkan dengan wudhu. [iQuest]  

 

Untuk telaah lebih jauh kami persilakan Anda untuk menelaah beberapa link terkait berikut ini:

Falsafah Mandi, 17729 (Site: 17369).

Falsafah dan Hikmah Hukum-hukum Fikih, 8593 (Site: 9135)

Menjaga Kesehatan Lingkungan dalam Islam, 7059 (7148).

 

 

 


[1]. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan usaplah kepala dan  kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit, berada dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyetubuhi perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan menggunakan tanah yang baik (bersih); usaplah muka dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Qs. Al-Maidah [5]:6)

"يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِذا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَ أَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرافِقِ وَ امْسَحُوا بِرُؤُسِكُمْ وَ أَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَ إِنْ كُنْتُمْ جُنُباً فَاطَّهَّرُوا وَ إِنْ كُنْتُمْ مَرْضى‏ أَوْ عَلى‏ سَفَرٍ أَوْ جاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّساءَ فَلَمْ تَجِدُوا ماءً فَتَيَمَّمُوا صَعيداً طَيِّباً فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَ أَيْديكُمْ مِنْهُ ما يُريدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَ لكِنْ يُريدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَ لِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ"

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...