Advanced Search
Hits
10438
Tanggal Dimuat: 2012/02/16
Ringkasan Pertanyaan
Allah Swt berfirman, “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, Apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” apa maksud pengulangan kata takwa pada ayat ini?
Pertanyaan
Allah Swt berfirman, ” Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, Apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” apa maksud pengulangan kata takwa pada ayat ini?
Jawaban Global

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli tafsir sehubungan dengan pengulangan kata takwa yang menjadi objek pertanyaan. Ada yang mengatakan bahwa itu hanya sekedar bentuk penegasan (ta’kid) saja, karena betapa pentingnya persoalan takwa, iman dan amal saleh, sedemikian sehingga mendapatkan penegasan dan pengulangan.

Sebagiannya lagi mengatakan bahwa sebab penegasan (ta’kid) itu adalah untuk menyampaikan bahwa begitu mesti ada kebergandengan dan kebersamaan tahapan-tahapan ini dengan ketaqwaan hakiki, dan ingin menyampaikan pula bahwa pada tahapan-tahapan ini jangan ada sedikit pun tujuan yang sifatnya non-agama.

Sebagiannya lagi ada yang berpandangan bahwa maksud dari takwa yang pertama adalah menjauhi dari meminum minuman keras, setelah diharamkan, dan maksud takwa pada yang kedua adalah konsisten untuk tidak lagi meminum minuman keras dan maksud dari takwa yang ketiga adalah meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan melaksanakan berbagai bentuk amal saleh dan kebajikan.

Jawaban Detil

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli tafsir sehubungan dengan pengulangan kata takwa yang menjadi objek pertanyaan. Ada yang mengatakan bahwa itu hanya sekedar bentuk penegasan (ta’kid) saja, karena betapa pentingnya persoalan takwa, iman dan amal saleh, sedemikian sehingga mendapatkan penegasan dan pengulangan.

Namun sebagian lainnya berpendapat bahwa masing-masing dari ketiga kalimat itu, tertuju pada satu hakikat yang akan kita singgung pada kesempatan ini sebagaimana berikut ini.

1.             Maksud dari takwa yang disebutkan lebih awal, adalah rasa tanggungjawab yang sifatnya internal yang akan mengantarkan manusia untuk mengkaji, menelaah tentang agama dan mencoba menganalisa persoalan mukjizat Nabi saw serta mengajaknya untuk mencari kebenaran dan hasilnya adalah berupa keimanan dan amal saleh. Dengan kata lain, selama suatu tahapan takwa tidak dijumpai dalam diri manusia maka ia tidak akan pernah berpikir untuk mencari dan meneliti kebenaran. Oleh karena itu, hal yang paling awal muncul serta disebutkan mengenai takwa pada ayat yang dimaksud adalah tahapan takwa semacam ini, dan hal ini tidak bertentangan dengan permulaan ayat yang mengatakan:”laisalladzina âmanû wa ‘amilushshâlihât…”, (Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh) karena iman pada awal ayat itu mungkin saja mengandung pengertian penyerahan secara lahiriah, namun iman yang disebutkan setelah takwa adalah iman yang hakiki.

Kata takwa yang kedua adalah terkait dengan bentuk takwa yang sifatnya merasuk di dalam diri dan ruh manusia dan pengaruhnya itu lebih dalam dan hasil dari hal itu adalah keimanan yang bersifat konsisten dan langgeng yang kemudian amal saleh menjadi bagian darinya. Dengan demikian, pada kalimat kedua setelah penyebutan kata iman, masalah amal saleh tidak lagi disinggung, melainkan hanya mengatakan: ”tsummattaqaw wa âmanû(kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman). Artinya bahwa iman ini sedemikian menghujam dan tertancap sehingga tidak perlu lagi kata amal saleh disebutkan setelahnya. Pada tahapan ketiga yang membincang masalah takwa, yang dimaksudkan takwa di sini adalah tahapan yang sudah mencapai titik kulminasinya, yang selain mengajak kepada melakukan kewajiban yang sifatnya pasti, juga mengajak kepada ihsan (berbuat kebajikan), yaitu amal perbuatan yang baik, kendati bukan bagian dari pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya wajib.

Ringkasnya bahwa masing-masing dari ketiga takwa ini, merujuk pada sebuah tahapan dari rasa tanggungjawab dan ketakwaan; tahapan pertama, tahapan menengah dan tahapan puncak, dan masing-masing memiliki indikasi  pada ayat itu yang dengannya kita menangkap serta memahami pesan dan maksudnya itu.[1]      

2.             Alasan dan sebab bahwa kata ini diulang-ulang sebanyak tiga kali dan Allah Swt menyertakan tiga tahapan berupa iman, amal saleh dan ihsan, adalah untuk menegaskan akan kemestian dan keniscayaan ketiga tahapan ini disertai dan diiringi dengan ketakwaan yang hakiki dan juga sebagai bentuk penegasan bahwa pada tahapan-tahapan ini tidak ada sedikit pun tujuan yang sifatnya non-agama.

Oleh karena itu, maksud dari ayat,Laisa ‘alalladzina amanu wa ‘amilushshalihati junahun fiima tha’imu…”, (Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu) adalah bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh, terkait dengan amal dan perbuatan haram yang dilakukannya sebelum beriman adalah bukan termasuk dosa, namun dengan syarat dan dengan catatan bahwa setelah itu iman dan amal saleh menjadi hal yang mendominasi segala sendi kehidupan mereka dan melakukan segala bentuk kewajiban dan menjauhi segala yang diharamkan. Dengan memiliki keutamaan-keutamaan semacam ini, jika mereka melakukan salah satu dari perbuatan dosa yang merupakan perbuatan setan, itu sebelum turunnya ayat tentang keharamannya dan sebelum memperoleh informasi tentang sebagian hal-hal yang diharamkan itu dan atau sebelum ia memahami maknanya maka tidak dianggap dosa bagi mereka dan Allah Swt akan memaafkan segala bentuk dosa mereka yang lalu.[2]

3.             Maksud dari takwa yang pertama adalah menjauhi dari meminum minuman keras, setelah diharamkan. Dan maksud takwa pada yang kedua adalah konsisten untuk tidak lagi meminum minuman keras dan maksud dari takwa yang ketiga adalah meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan melaksanakan berbagai bentuk amal saleh dan kebajikan.[3] [iQuest]



[1]. Nasir Makarem Syirazi, , Tafsir Nemune, jil.  5, hal. 78-79, Dar al-Kutub al Islamiyah, Teheran.

[2]. Sayid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 6, hal 12, Daftar-e Intisyarat-e Islami, Qom, 1417 H.

[3]. Thabarsi, Majma’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’ân, jil.  3, hal. 372, Nashir-e Khusru, Teheran, 1372 S..

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apa hukum salat jenazah pada mazhab Ja’fari? Dan bagaimana cara pelaksanaannya?
    9455 Hukum dan Yurisprudensi 2012/10/23
    Jawaban yang diberikan oleh para juris (fakih) Syiah terhadap pertanyaan di atas adalah sebagai berikut: Wajib mendirikan salat atas jenazah Muslim atau anak yang dihukumi sebagai Muslim[1] dan telah genap berusia enam tahun.[2] Salat jenazah memiliki lima takbir dan di antara setiap ...
  • Apa hubungan yang terjalin antara akhlak dan tawakkal?
    21956 Akhlak Teoritis 2011/08/16
    Akhlak bermakna sebuah sifat dan karakter yang dimiliki secara inheren (malakah) dalam jiwa manusia. Malakah adalah sebuah sifat yang merasuk dan bersemayam pada ruh dan jiwa manusia sehingga pelbagai perbuatan yang dilakukan manusia, efek dan perbuatan tersebut dilakukan secara otomatis dan tanpa harus berpikir sesuai dengan sifat tersebut. ...
  • Tolong jelaskan nasib apa yang akan dialami manusia akibat tidak menghormati orang tua?
    21112 Akhlak Praktis 2013/05/25
    Salah satu kewajiban yang disebutkan dalam al-Quran – setelah perintah untuk menyembah Allah Swt – adalah berbuat baik kepada kedua orang tua.[1] Karena itu dalam al-Quran dan riwayat, banyak ditegaskan supaya manusia menunaikan hak-hak kedua orang tua dan berbuat baik kepada mereka.
  • Mengapa Islam menolak konsep dosa asal? Dalam beberapa riwayat dan penjelasan ulama telah disinggung tentang dosa Nabi Adam As?
    12799 Teologi Lama 2011/07/19
    Riwayat yang dijadikan sebagai bahan argumentasi Imam Khomeini tentang sebab kewajiban wudhu adalah perbuatan Nabi Adam yang dipandang sebab dan tidak ada penegasan bahwa perbuatan Nabi Adam ini dipandang sebagai dosa; karena Islam memandang perbuatan Nabi Adam sebagai tark aula (meninggalkan yang utama) yang apabila bersumber dari para wali ...
  • Apakah makna mengolok-olok itu yang sebenarnya? Apakah karikatur juga merupakan salah satu contoh mengolok-olok?
    24297 Hukum dan Yurisprudensi 2013/03/09
    Kebanyakan para ahli bahasa dan pakar tafsir al-Quran memandang tamaskhur dan istihzâ sebagai satu makna dan sinonim. Makna kata ini adalah yaitu seseorang menghina seseorang lainnya dan mendegradasi kedudukan serta posisinya. Atau memandang rendah dan menertawakan salah satu prinsip dan ajaran-ajaran kemanusiaan serta agama.Karena itu, makna tamaskhur ...
  • Apakah para Imam Maksum As juga pernah melakukan tark aula (meninggalkan yang utama)?
    7254 Teologi Lama 2012/09/20
    Doa-doa dan memohon ampunan (istighfar) para maksum tidak berasal dari dosa-dosa mereka; karena sesuai dengan keyakinan orang-orang Syiah mereka adalah orang-orang yang terjaga dan maksum dari dosa-dosa. Doa-doa ini pada kebanyakan hal tidak hanya memiliki sisi edukatif dan demonstrasif, melainkan juga memiliki sisi keunggulan secara ...
  • Apakah Imam Husain As memiliki putri bernama Ruqayyah atau Sukainah yang meninggal di Damaskus pada usia tiga atau empat tahun?
    10780 Sejarah Para Pembesar 2013/06/23
    Meski kebanyakan sejarawan dalam buku-bukunya tidak menyebutkan putri kecil Imam Husain yang bernama Ruqayyah, Fatimah Sughra atau dengan nama lainnya, namun pada sebagian literatur dijelaskan tentang biografi putri belia ini dan tragedi yang menimpanya di Suriah. Dalam literatur-literatur riwayat dan sejarah kita terdapat juga bukti-bukti yang menyokong ...
  • Apakah yang menjadi rintangan-rintangan tabligh para Nabi?
    10400 Mengenal Penghalang 2017/06/22
    Terdapat rintangan-rintangan dalam proses kemasyarakatan agama dan untuk mencapai tujuannya. Al-Quran telah menyebutkan rintangan-rintangan tersebut, diantaranya: 1. Kesombongan dan mengikuti hawa nafsu: «أَ فَکُلَّما جاءَکُمْ رَسُولٌ بِما لا تَهْوى‏ أَنْفُسُکُمُ اسْتَکْبَرْتُمْ فَفَریقاً کَذَّبْتُمْ وَ فَریقاً تَقْتُلُون» “Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak ...
  • Mengapa Allah Swt dalam al-Quran berfirman, “Inna ma’a al-usri yusra” tidak berfirman, “Inna ba’da al-‘usri yusra?”
    32179 Tafsir 2012/07/07
    Pada ayat tersebut terdapat satu jenis keterikatan dan jalinan hubungan antara menahan segala kesulitan dan memperoleh kemudahan; artinya bahwa manusia tidak akan dengan mudah memperoleh kemudahan secara kebetulan setelah melalui beberapa kesulitan. Karena itu untuk menyampaikan hubungan antara kesulitan (‘usr) dan kemudahan (yusr) kita memerlukan sebuah lafaz ...
  • Apakah memberi dakwaan kepada seseorang atas kemurtadannya diperlukan hukum dari hakim syar’i?
    7470 Hukum dan Yurisprudensi 2012/03/08
    Pertanyaan Anda telah kami kirimkan ke kantor-kantor para Marja’ Agung Taklid dan menerima jawaban-jawaban mereka sebagai berikut: Ayatullah Agung Khamenei (Mudda Zhilluhu al-‘Ali): Kemurtadan tidak memerlukan adanya hukum dari hakim syar’i. Apabila ia mengingkari seluruh prinsip-prinsip agama (ushuludin), mengingkari risalah atau mendustakan Nabi ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261983 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246735 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230433 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215393 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176663 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171858 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168412 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158703 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141434 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134417 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...