Advanced Search
Hits
6817
Tanggal Dimuat: 2009/10/13
Ringkasan Pertanyaan
Apakah tiadanya Setan Bermakna Tiadanya Media Manusia untuk Menyempurna?
Pertanyaan
Anda berpendapat bahwa keberadaan setan merupakan media untuk melaju dan menyempurna bagi manusia. Selintas itu sebuah ide yang demikian jelas. Tapi, kalau ditelusuri efek-efeknya ternyata tidak lagi sedemikian jelas dan mudah. Pertama, sebagai media kemenyempurnaan manusia keberadaan setan menjadi niscaya: keberadaan setan seolah menjadi bagian dari paket penciptaan manusia. Bagian itu tidak terpisahkan karena dia bagian dari paket itu sendiri. Tanpa setan, penciptaan manusia tidak akan sempurna. Kedua, hal pertama tadi dengan sendirinya menegasikan anggapan bahwa sesuai dengan kehendaknya sendiri dan atas pengaruh kecongkakan, setan memilih untuk membangkang, menyimpang dan menjauh dari rahmat Tuhan. Anggapan Anda tidak relevan lagi. Karena dalam kesatuan paket itu, tidak ada lagi tempat bagi kebebasan membangkang bagi setan. Kemembangkangan setan sudah merupakan skenario Tuhan untuk kesempurnaan manusia. Tapi, anggap saja kebebasan bagi setan punya tempat dalam paket itu, maka dalam hal ini Tuhan telah berspekulasi tentang kesempurnaan manusia. Seandainya setan tidak memilih untuk melawan Tuhan dan menggoda manusia, penciptaan manusia akan cacat, kalau tidak ingin dikatakatan gagal total. Untuk sementara ini demikian pertanyaan dan saya menantikan jawaban Anda. Terima kasih.
Jawaban Global
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda memilih jawaban detil.
Jawaban Detil

Harap diperhatikan bahwa kendati peran setan dari kalangan jin dan manusia merupakan satu peran urgen dan harus ada, akan tetapi masalahnya siapa yang memainkan peran tersebut. Karena hal itu dilakukan dengan pilihan dan kehendak. Keterpaksaan dan determinisme tidak berasal dari Tuhan. Allah Swt tidak menciptakan setan sebagai setan. Karena ia selama bertahun-tahun lamanya (enam ribu tahun)[1] adalah ahli ibadah dan sekedudukan para malaikat. Akan tetapi setelah itu ia memilih mengikut kehendaknya sendiri dan berdasarkan takabur dan penyimpangan ia terjauhkan dari rahmat Tuhan.

Sebagaimana perbuatan yang dilakukan Yazid; artinya Yazid dengan pilihannya sendiri ia menerima peran ini. Oleh itu, Yazid tidak dapat berkata Tuhanku! Mengapa engkau menciptakan aku. Tuhan menjawab bahwa penciptaan peranmu itu merupakan sebuah keharusan. Dan apabila ia berkata mengapa saya harus memainkan peran ini? Tuhan akan menjawab bahwa peran ini engkau pilih dan hendaki, dan engkau boleh tidak menjadi Yazid dan dengan demikian engkau akan mendapatkan dihukum atas perbuatanmu.

Dengan kata lain, di alam semesta ini, harus ada manusia-manusia jahat sehingga manusia-manusia lainnya dengan berinteraksi dengan mereka dapat mencapai kesempurnaan. Misalnya Yazid itu harus menjadi orang jahat sehingga Imam Husain dan perbuatan yang dilakukan oleh Imam Husain mendapatkan nilai. Dalam kerangka ini, Imam Husain harus meraih derajat syahada dan mencapai makam yang paling tinggi. Akan tetapi Allah Swt tidak memaksa seseorang bahwa ia harus benar-benar menjadi Yazid. Manusialah dengan pilihannya sendiri menempatkan dirinya pada posisi tersebut. Oleh itu, Tuhan tidak diinterogasi dalam masalah ini misalnya ia berkata, mengapa saya harus memainkan peran Yazid, karena sekali-kali tidak ada determinisme dalam hal ini dan ia dapat dengan pilihannya sendiri untuk tidak berlaku sedemikian.[2]

Dalam kaitannya dengan setan persis demikian adanya. Peran setan adalah bersifat mesti dan niscaya bagi kesempurnaan manusia. Namun peran ini dapat dijalankan oleh pembangkang lainnya dan tiada paksaan dan determinisme siapa pun orangnya. Yang menjadi obyek dan ekstensi pembangkangan dan pembrontakan ini, namun orang tersebut yang memiliki pengalaman bertahun-tahun ibadah (‘Azazil), dengan pilihannya sendiri, ia memilih akhir dan kesudahan yang tidak baik bagi dirinya. Karena itu, ia berusaha mencari supaya ada orang yang menggantikannya yang dapat memainkan peran setan dan sekali-kali ia tidak dapat menerima ampunan di sisi Allah Swt; karena tiada paksaan dan determinisme sekali pun dari sisi Allah Swt yang mendikte dan memaksanya memainkan peran seperti ini. Hal itu sebagai bagian dari paket yang berkaitan dengan kesempurnaan manusia. [IQuest]



[1]. Nahj al-Balâghah, Khutbah Qâshi'a.

[2]. Diadaptasi dari Pertanyaan 225 (Site: 1815)  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259817 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245592 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229496 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214282 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175594 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170969 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167388 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157454 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140300 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133531 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...