Advanced Search
Hits
32350
Tanggal Dimuat: 2010/03/10
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa Allah Swt dalam al-Quran berfirman, “Inna ma’a al-usri yusra” tidak berfirman, “Inna ba’da al-‘usri yusra?”
Pertanyaan
Mengapa Allah Swt dalam al-Quran berfirman, “Inna ma’a al-usri yusra” tidak berfirman, “Inna ba’da al-‘usri yusra?”
Jawaban Global

Pada ayat tersebut terdapat satu jenis keterikatan dan jalinan hubungan antara menahan segala kesulitan dan memperoleh kemudahan; artinya bahwa manusia tidak akan dengan mudah memperoleh kemudahan secara kebetulan setelah melalui beberapa kesulitan. Karena itu untuk menyampaikan hubungan antara kesulitan (‘usr) dan kemudahan (yusr) kita memerlukan sebuah lafaz yang mengandung makna tersebut di dalamnya dan lafaz itu adalah  ma’a.

Untuk penggunaan kata ma’a terdapat beberapa penafsiran dari beberapa ahli tafsir di antaranya:

  1. Ayat dengan lafaz ma’a memahamkan bahwa kemudahan senantiasa disertai dengan kesulitan dan penderitaan. Dengan menahan kesulitan maka kemudahan secara perlahan akan dapat diraih.
  2. Dari kata ma’a digunakan untuk menunjukkan bahwa kemudahan dekat dengan kesulitan yang dengan melalui kesulitan akan menguatkan hati manusia untuk memperoleh kemudahan.

Bagaimanapun dengan memperhatikan bahwa setiap pada kesulitan terpendam kemudahan dan setiap kesusahan tertimbun kesenangan karena itu kedua hal ini senantiasa bersama dan penggunaan lafaz ba’d tidak akan dapat menyampaikan makna subtil ini.

Jawaban Detil

Allah Swt pada ayat ini berfirman kepada Rasul-Nya bahwa, “Maka (ketahuilah) sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah [94]:5) Rasulullah Saw yang berada di Mekkah berhadapan dengan pelbagai kesulitan. Jelas bahwa janji dari sisi Allah Swt yang menyatakan bahwa kemudahan menanti untuknya di Madinah atau dengan kesulitan di dunia ini maka kemudahan menanti untuknya di akhirat.

Namun keluasan makna ayat-ayat mencakup segala kesulitan; artinya dua ayat ini sedemikian diungkapkan sehingga tidak terkhusus semata pada pribadi Rasulullah Saw dan pada masa itu (ansich), melainkan dinyatakan dalam bentuk prinsip universal dan sebagai konsekuensi dari pembahasan-pembahasan sebelumnya yang mengemuka serta memberikan berita gembira kepada seluruh manusia yang beriman, tulus ikhlas dan bekerja keras bahwa di samping segala kesulitan senantiasa terdapat kemudahan-kemudahan yang menyertai.[1]

Adapun sehubungan dengan penggunaan lafaz ma’a terdapat beberapa penafsiran yang dilontarkan oleh sebagian ahli tafsir yang kebanyakan dari perbedaan penafsiran tersebut dapat digabungkan. Berikut ini adalah sebagian dari penafsiran tersebut:

  1. Penggunaan lafaz ma’a sebagai ganti ba’d adalah untuk menyatakan keterjalinan dan pertautan erat antara kemudahan dan kesulitan.[2] Artinya bahwa pada ayat tersebut terdapat satu jenis keterikatan dan jalinan hubungan antara menahan segala penderitaan dan memperoleh kemudahan; artinya bahwa manusia tidak dengan mudah memperoleh kemudahan secara kebetulan setelah melalui beberapa penderitaan. Karena itu untuk menyampaikan hubungan antara kesulitan (‘usr) dan kemudahan (yusr) kita memerlukan sebuah kata yang mengandung makna tersebut di dalamnya dan kata itu adalah  ma’a.

Dengan kata lain, ayat dengan lafaz ma’a memahamkan bahwa kemudahan senantiasa disertai dengan kesulitan dan penderitaan. Dengan menahan kesulitan maka kemudahan secara perlahan akan diraih.[3] Bagaimanapun ma’a pertanda penyertaan[4]  dan menjelaskan bahwa keduanya tidak dapat dipisahkan dari satu dengan yang lain. 

  1. Lafaz ma’a digunakan untuk menunjukkan kemudahan dekat dengan kesusahan yang dengan melalui kesusahan akan menguatkan hati manusia memperoleh kemudahan.[5]

 

Allamah Thabathabai meyakini bahwa yang dimaksud dengan lafaz ma’a=dengan terealisirnya kemudahan yang mengikuti (setelah) kesulitan tidak bermakna ma’iyyat (kebersamaan).  Yusr (kemudahan) dan usr (kesulitan) terealisir pada satu waktu.[6]

Meski demikian apa pun makna lafaz ma’a namun dengan memperhatikan bahwa pada setiap kesulitan terpendam kemudahan dan setiap kesusahan tertimbun kesenangan karena itu kedua hal ini senantiasa bersama[7] dan dengan menggunakan lafaz ba’d tidak dapat menyampaikan makna subtil yang terkandung di dalamnya sebagaimana lafaz ma’a. [iQuest]

 


[1]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 27, hal. 127, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Teheran, 1374 S. 

[2]. Sayid Mahmud Thaliqani, Partu az Qur’ân, jil. 4, hal. 157, Syerkat Sahami Intisyar, Teheran, 1362 S.  

[3]. Sayid Ali Akbar Qarasyi, Tafsir Ahsan al-Hadits, jil. 12, hal. 274, Bunyad Bi’tsat, Teheran, 1377 S.  

[4]. Tafsir Nemune, jil. 27, hal. 127 & 128.  

[5]. Fadhl bin Hasan Thabarsi, Jawâmi’ al-Jâmi’, jil. 4, hal. 507, Intisyarat Danesygah Tehran wa Mudiriyat Hauzah Ilmiah Qum, Teheran, Cetakan Pertama, 1377 S; Muhammad bin Ahmad Ibnu Jazi Garanti , al-Tashil li ‘Ulûm al-Tanzil, jil. 2, hal. 493, Syerkat Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam, Cetakan Pertama, 1416.

[6]. Muhammad Husain Thabathabai, Tafsir al-Mizân, Terjemahan Persia oleh Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamadani, jil. 20, hal. 534, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kelima, 1374 S.  

[7]. Tafsir Nemune, jil. 27, hal. 127 & 128. 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Bagaimana penafsiran ayat-ayat 164+166?
    9040 Tafsir 2015/05/17
    Ayat-ayat 164 hingga 166 surah al-A’raf (7) berkaitan dengan Bani Israel yang hidup pada masa Nabi Daud As. Populasi mereka kurang lebih dua belas ribu jiwa. Mereka diperintahkan untuk pergi mencari ikan pada hari Jumat dan menghindar dari kegiatan bernelayan pada hari Sabtu. Dalam kaitannya dengan hukum Ilahi ...
  • Apa perbedaan antara wilâyah fakih mutlak dan wilâyah fakih?
    9171 Hukum dan Yurisprudensi 2009/08/09
    Kekuasaan-kekuasaan wali fakih dapat dikaji dalam dua poros sebagai berikut:Wali fakih memiliki wilâyah atas orang-orang.Wali fakih memiliki penguasaan/wewenang atas pelbagai urusan.Apabila kekuasaan wali fakih kita pandang tidak terbatas pada beberapa orang tertentu (seperti orang gila, anak yatim dan sebagainya) dan wewenangnya tidak terbatas pada ...
  • Sejak kapan haram (makam suci) Sayidah Maksumah dibangun?
    8588 Sejarah Tempat-tempat Suci 2012/08/22
    Sayidah Maksumah As adalah putri Imam Ketujuh Syiah, Imam Musa bin Ja'far As dan ibunya adalah Najmah Khatun As. Beliau lahir pada tanggal 1 bulan Dzulqa'dah tahun 173 H di kota Madinah Munawarah. Pada tahun 200 H, disebabkan oleh ancaman-ancaman dan tekanan Khalifah Makmun Abbasi, ...
  • Bagaimana memperkenalkan Islam dan Syiah dengan baik kepada seorang warga negara Eropa?
    10578 Teologi Lama 2010/04/29
    Secara leksikal, Islam bermakna pasrah dan berserah diri. Dengan demikian, agama Islam disebut Islam lantaran program universalnya adalah berserah dirinya manusia di hadapan Tuhan semesta sehingga berdasarkan penyerahan diri manusia tidak menyembah selain Tuhan dan tidak menerima titah selain dari Allah Swt.Agama ...
  • Apakah hikmah dan ilmu itu berbeda?
    25928 Tafsir 2009/03/12
    Makna leksikal hikmah adalah ucapan dan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran dan realitas, sampai kepada kebenaran dengan media ilmu dan akal dan atau yang membuat manusia berdiri di atas rel kebenaran. Ilmu adalah mengetahui, mencerap sebuah hakikat, dan pengetahuan.Hikmah dan ilmu dalam al-Qur’an:
  • Apa tanda-tanda depresi pada remaja dan bagaimana terapi penyembuhannya?
    30779 Akhlak Praktis 2012/06/19
    Depresi merupakan sebuah bentuk penyimpangan perilaku atau kasih sayang dalam diri seseorang. Anak-anak dan remaja bisa juga mengalami depresi ini karena banyaknya tekanan mental yang muncul, mungkin dikarenkaan kematian salah satu dari orang-orang seputarnya (terutama kedua orang tua), atau mungkin dikarenakan perilaku keluarga yang aneh, tak wajar, ...
  • Apa yang menjadi taklif puasa wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui?
    10697 Hukum dan Yurisprudensi 2012/09/08
    Wanita yang sedang hamil dan masa persalinannya semakin dekat serta puasa membahayakan bagi dirinya atau bagi kehamilannya, maka puasa tidak wajib baginya. Wanita seperti ini harus menyerahkan kepada fakir setiap harinya satu mud (sebanding dengan 750 gram makanan yang umum dikonsumsi) makanan yaitu gandum, tepung atau semisalnya ...
  • Apa yang dimaksud dengan pernyataan buta di akhirat?
    17045 Tafsir 2009/07/22
    Yang dimaksud dengan buta di hari akhirat dalam ayat, “Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (Qs. Al-Isra [17]:72) dan ayat
  • Apakah tiadanya Setan Bermakna Tiadanya Media Manusia untuk Menyempurna?
    7659 Teologi Lama 2011/07/18
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda memilih jawaban detil. ...
  • Mengapa kita harus menjalani hukuman akibat perbuatan dosa karena kesalahan Nabi Adam di muka bumi?
    12677 Teologi Lama 2011/07/19
    Para nabi termasuk Nabi Adam adalah maksum dan terjaga dari segala jenis dosa dan kesalahan. Dan apa yang terjadi atas Nabi Adam As adalah penentangan terhadap perintah irsyâdi yang tidak dapat disebut sebagai maksiat. Pada dasarnya, kedatangan manusia dan Nabi Adam di muka bumi merupakan ketentuan Ilahi dan ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262523 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    247171 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230683 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215906 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176940 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172036 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168676 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    159191 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141799 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134722 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...