Please Wait
Hits
8245
8245
Tanggal Dimuat:
2013/11/27
Ringkasan Pertanyaan
Maksud dari sebuah hadis yang menyebutkan bahwa Imam Musa Kazhim rela menjadi tumbal bagi orang-orang Syiah untuk selamat dari kemurkaan Tuhan itu apa?
Pertanyaan
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Musa Al Kazim berkata: “Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka, Maka demi Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan Allah." (Al-Kâfi 1/260) Pertanyaan saya adalah apakah maksud dari hadis ini?
Jawaban Global
Dalam sebuah riwayat dari Imam Musa bin Ja’far al-Kazhim disebutkan bahwa beliau berkata, “Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka. Maka demi Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan Allah."[1]
Untuk mengkaji riwayat ini kiranya perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Untuk mengkaji riwayat ini kiranya perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Terkait dengan teks dan matan hadis; ulama menyampaikan ucapan-ucapan dalam menafsirkan riwayat ini dan dalam menjelaskan sebab kemurkaan Tuhan atas orang-orang Syiah seperti penafsiran berikut ini:
Kemurkaan ini dikarenakan orang-orang Syiah meninggalkan taqiyyah dan menampakkan kepemimpinan imam (Musa Kazhim); kemudian Harun al-Rasyid menjadi ragu apakah ia harus membunuh orang-orang Syiah dan para pengikut Imam Musa Kazhim atau memenjarakan Imam Musa kemudian membunuhnya? Lalu Imam berdoa untuk para Syiahnya dan memohon supaya bala diturunkan kepadanya. Atau sebab kemurkaan Tuhan karena orang-orang Syiah tidak membela imam dan tidak memiliki niat yang tulus ikhlas dalam mengikutinya.”[2]
- Namun demikian, riwayat ini dari sudut pandang sanad, tidak begitu dapat diandalkan dan sifatnya mursal. Karena itu, kita tidak dapat menghukumi secara definitif bahwa riwayat ini disampaikan oleh Imam Musa Kazhim As; Karena itu kalau pun kita menerima sanad riwayat ini, maka kita dapat menerimanya dengan penjelasan yang telah di sampaikan di atas. [iQuest]
[1]. Muhammad Yakub Kulaini, al-Kâfi, Riset dan Edit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 1, hal. 260, Dar al-Kutu al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Keempat, 1407 H.
«موسى(ع): إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ غَضِبَ عَلَى الشِّیعَةِ فَخَیَّرَنِی نَفْسِی أَوْ هُمْ فَوَقَیْتُهُمْ وَ اللَّهِ بِنَفْسِی».
«موسى(ع): إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ غَضِبَ عَلَى الشِّیعَةِ فَخَیَّرَنِی نَفْسِی أَوْ هُمْ فَوَقَیْتُهُمْ وَ اللَّهِ بِنَفْسِی».
[2]. Muhammad Baqir Majlisi, Mira’t al-‘Uqul fi Syarh Akhbâr Âli al-Rasul, Riset dan edit oleh Sayid Hasyim Rasuli, jil. 3, hal. 126, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Kedua, 1404 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar