Advanced Search
Hits
10074
Tanggal Dimuat: 2017/06/10
Ringkasan Pertanyaan
Tolong jelaskan tentang penafsiran ayat 38 surah al-Fatir khususnya sehubungan dengan “Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati?”
Pertanyaan
Tolong jelaskan penafsiran ayat 38 surah Fatir?
Jawaban Global
Pengetahuan Ilahi terkait dengan tujuh petala langit (langit-langit) dan bumi dan apa yang ada dalam hati (dzat al-shudur) adalah suatu hal yang disebutkan berulang kali dalam al-Quran. Sebagai contoh ayat 38 surah Fathir dimana Allah Swt berfirman:
«إِنَّ اللَّهَ عالِمُ غَیْبِ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ إِنَّهُ عَلیمٌ بِذاتِ الصُّدُور»
“Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.”
Ayat ini berkata kepada manusia bahwa di samping apa yang nampak dan jelas di hadapannya, dan apa yang di tujuh petala langit dan bumi yang ghaib dan tersembunyi baginya, demikian juga apa yang tersembunyi dalam hatinya terkait dengan iman, kekufuran, pikiran-pikiran setan dan lain sebagainya, seluruhnya nampak dan berada dalam cakupan ilmu azali Allah Swt.
Pada dasarnya, ayat ini berada pada tataran menjawab permintaan orang-orang kafir dan musyrik yang berada di neraka dan memohon supaya dikembalikan ke dunia:
«وَ هُمْ یَصْطَرِخُونَ فیها رَبَّنا أَخْرِجْنا نَعْمَلْ صالِحاً غَیْرَ الَّذی کُنَّا نَعْمَلُ »
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” (Qs al-Fatir [35]:37)
Pada hakikatnya, makna “Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi” adalah dalil atas makna “Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” Artinya bagaimana mungkin Allah Swt tidak mengetahui apa yang ada dalam hati manusia sementara segala sesuatu yang ada di tujuh petala langit dan bumi nampak dan jelas bagi-Nya?
Dia mengetahui bahwa apabila permintaan para penghuni nereka itu dipenuhi dan dikembalikan ke dunia, maka mereka tetap akan melakukan apa yang mereka lakukan sebelumnya sebagaimana hal ini dinyatakan secara tegas pada ayat lainnya:
«وَ لَوْ رُدُّوا لَعادُوا لِما نُهُوا عَنْهُ وَ إِنَّهُمْ لَکاذِبُونَ»
“Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia (lagi), tentulah mereka kembali melakukan apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah para pendusta belaka.”
Ayat ini pada hakikatnya merupakan sebuah peringatan kepada seluruh orang beriman supaya berusaha bersikap ikhlas dalam niat dan tidak memperhatikan segala sesuatu yang lain kecuali Allah Swt, dimana apabila terdapat secuil riya sekali pun dalam niat dan motif, maka sesungguhnya Dia mengetahui segala sesuatu yang gaib dan akan memberikan ganjaran berdasarkan niat seseorang. Allah Swt bertransaksi dengan manusia berdasarkan apa yang terpendam dalam batinnya terkait dengan keyakinan-keyakinan dan amalan-amalan kemudian berdasarkan keduanya akan diperhitungkan oleh Allah Swt , entah sejalan antara yang lahir dan batin, atau bertentangan.[1]
Ayat ini mengandung dua persoalan penting:
1.             Alimun bidzat al-shudur: Apa yang dimaksud dengan dzat al-shudur ini? Sebagaimana yang diketahui bahwa kalimat dzat al-shudur berulang kali disebutkan dalam al-Quran.
Kata “dzat” yang kata kerja bentuk mudzakkarnya adalah dzu aslinya bermakna pemilik (shahib). Meski para filosof dan arif memaknai hal ini sebagai hakikat dan substansi segala sesuatu – entah itu substansi atau aksidensi, akan tetapi pemaknaan seperti ini tidak ditemukan dalam bahasa Arab.[2] Makna frase dzat al-shudur adalah bahwa Allah Swt mengetahui pemilik dan empu hati-hati. Kalimat ini merupakan bentuk kiasan dari keyakinan-keyakinan dan niat-niat manusia.  Karena keyakinan-keyakinan dan niat-niat takala terpendam dalam hati seolah ia menjadi pemilik hati manusia dan berkuasa atasnya. Atas dasar itu, keyakinan-keyakinan dan niat-niat ini termasuk sebagai pemilik dan penguasa hati manusia.[3]
 
2.             Tidak ada jalan kembali: Sudah barang tentu kiamat dan kehidupan paska kematian merupakan sebuah level penyempurnaan atas dunia dan tidak masuk akal jika manusia yang berjalan menuju kepada kesempurnaan harus kembali lagi pada titik mula (dunia). Apakah manusia dapat kembali menjalani apa yang telah dilaluinya pada hari kemarin? Apakah bayi dapat kembali ke rahim ibunya? Dan apakah buah yang telah terpisah dari pohonnya dapat dikembalikan lagi ke pohonnya? Atas dasar itu tidak mungkin manusia dapat kembali ke dunia ini sebuah tempat yang telah dilalui sebelumnya.
Terlepas dari itu semua, anggaplah ada kemungkinan manusai kembali, tentu saja manusia yang pelupa akan tetap melakukan apa yang sebelumnya telah ia lakukan sebagaimana yang disinggung pada ayat 28 surah al-An’am dimana al-Quran mendustakan orang-orang ini secara tegas dan menyatakan bahwa manusia yang memohon kembali itu akan mengulang apa yang  telah dilakukan sebelumnya yang menyebabkan mereka masuk ke neraka.[4] [iQuest]

[1] Silahkan lihat, Makarim Syirazi, Nasir, Tafsir Nemuneh, jld. 18, hlm. 277-278, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, cet. 1, 1374 S.
[2] Raghib Isfahani, Husain bin Muhammad, al-Mufradāt fi Gharib al-Qur’ān, Riset oleh Daudi, Shafwan Adnan, hlm. 333, Damaskus, Beirut, Dar al-Qalam, Dal- Syamiyah, cet. 1, hlm. 1412 H.
[3] Fakhruddin Razi, Abu Abdillah Muhammad bin Umar, Mafātih al-Ghaib, jld. 244, Beirut, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, cet. 3, 1420 H.  
[4] Tafsir Nemuneh, jld. 18, hlm. 280.
 
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...