Advanced Search
Hits
10632
Tanggal Dimuat: 2009/10/21
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana pandangan ulama Syi’ah ihwal hadis Kisa dan silsilah sanadnya? Bagaimana penjelasan mengenai ungkapan-ungkapan aneh yang disebutkan di akhir hadis tersebut?
Pertanyaan
Bagaimana pandangan ulama Syi’ah ihwal hadis Kisa dan silsilah sanadnya? Bagaimana penjelasan mengenai ungkapan-ungkapan aneh yang disebutkan di akhir hadis tersebut?
Jawaban Global

1.      Terkadangan maksud dari “hadis kisa” itu adalah sekumpulan hadis-hadis yang disebutkan dalam kitab-kitab hadis dan lain-lain Ahlusunnah dan Syi’ah yang dianggap sebagai sebab-sebab turunnya ayat “tathhir” dan peristiwa berkumpulnya lima orang (As) (Ashâbul Khamsah) di bawah kain Kisa (pakaian orang Yaman), dan terkadang yang dimaksudkan adalah suatu hadis yang disebutkan dalam kitab-kitab seperti: al Muntakhâb dan Mafâtîhul Jinân dan lain-lain.

2.      Hadis dan peristiwa kisa yang terjadi setelah turunnya ayat tathhir di rumah Ummu Salamah dan Rasulullah Saw, dengan pakaian dan mantelnya, menyuruh Ali As, Fatimah As, Hasan As dan Husein As untuk masuk di bawah naungan kain dan menjelaskan obyek-obyek luaran (misdak) siapa saja yang termasuk Ahlulbait secara sempurna. Hal ini merupakan perkara yang pasti dan definitif dalam pandangan Ahlusunnah dan Syi’ah dan banyak dari para sahabat dan tabi’in, dan bahkan Imam Ali As, Imam Hasan As, Imam Husein As, Ummu Salamah dan Aisyah serta yang lain menukil hadis ini.

3.      Riwayat-riwayat yang merupakan penjelasan atas peristiwa ini, kendati dalam perinciannya terdapat perbedaan satu dengan yang lain namun mereka sama-sama mengakui bahwa peristiwa ini betul-betul terjadi.

4.      Sejumlah orang dari keluarga dan sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang menyaksikan dan melihat peristiwa tersebut, mengabarkan bagaimana proses terjadinya peristiwa Kisa.

5.      Apa yang dinamakan hadis kisa yang dinukil dari Fatimah al-Zahra As yang ada dalam kitab-kitab seperti, Awâlimul ‘Ulûm,  al-Muntakhâb dan Mafâtîh al-Jinân itu tidak dianggap muktabar dan valid.

6.      Dengan alasan bahwa hadis yang disebutkan di atas sanadnya lemah, dan bahwa tak ada satu pun kitab hadis muktabar dan populer yang menukilnya, dan bahkan sebagian juga nama mereka tercantum dalam silsilah sanad hadis, tidak menyebutkan hadis kisa tersebut dalam kitab-kitab hadis mereka, dan almarhum Syekh Abbas Qumi juga menjelaskan hal ini dalam kitab Muntahâ al-Âmâl, mungkin dapat dikatakan, penyebutan hadis ini dalam kitab Mafâtîh al-Jinân hanya merupakan tambahan-tambahan yang dilakukan setelah Muhaddits Qumi Ra.

7.      Maqam-maqam Ilahiyah dan keutamaan-keutamaan para Imam Ma’sum As merupakan di antara hal-hal yang dijelaskan dalam banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan Riwayat-riwayat Islam dan informasi tentangnya dapat diperoleh dengan merujuk kepada sumber-sumber yang ada.

Jawaban Detil

Dalam menjawab pertanyaan ini, pertama perlu diperjelas maksud dari “hadis kisa” itu. Apakah maksudnya itu sesuai denga apa yang dinukil dalam sumber-sumber utama Ahlusunnah dan Syi’ah yang menyatakan bahwa hadis Kisa  merupakan sebab-sebab turunnya ayat tathhir dan berkumpulnya 5 orang di bawah kain Kisa dan penjelasan asli peristiwa Kisa, atau yang dimaksudkan adalah suatu hadis yang disebutkan pada sebagian kitab-kitab seperti: “al-Muntakhâb”[1] dan 'Awâlim al-Ulûm”[2] dan Muntahal Âmâl”[3]dan “Mafâtîh al-Jinân” [4] dan lain-lain itu sebagai “hadis kisa”?

Dari ungkapan-ungkapan sang penanya, dapat dipahami bahwa kebanyakan maksud dari hadis kisa adalah suatu hadis yang dijelaskan dalam kitab Mafâtîh al-Jinân dan lain-lain yang dinukil dari Fatimah al-Zahra As. Bagaimanapun juga di sini kita akan menjawab kedua kemungkinan pertanyaan di atas.

 

1.   Hadis kisa dalam sumber-sumber Ahlusunnah dan Syi’ah:

Peristiwa kisa yang terjadi ketika pada proses turunnya ayat tathhir: “innamaa yuriidullaahu liyudzhiba ‘ankumurrijsa ahlalbait wayuthahhirakum tathhiira”[5] merupakan suatu hal yang pasti dan tidak bisa dipungkiri lagi kebenarannya. Kejadian ini banyak dinukil dalam teks-teks dan hadis-hadis dari Ahlusunnah (para sahabat dan tabi’in) dan Syi’ah (para Imam Ma’sum As), yang menjelaskan ketinggian maqam dan kesucian Ashâb al-kisa. Peristiwa ini sedemikian mutawatir sehingga para ahli hadis Ahlusunnah dan Syi’ah menukilnya dan banyak bukti-bukti serta indikasi dalam sejarah yang mendukung hal ini.

Dengan itu, hari dimana peritiwa ini terjadi itu disebut sebagai “hari kisa” dan 5 orang yang mana pada hari itu mendapat limpahan rahmat khusus Allah Swt dengan turunnya ayat itu, dikenal dan populer dengan sebutan “Ashâbul Kisa” .[6] Ashâbul (dan ahli) kisa di antaranya adalah: Rasulullah Saw, Imam Ali As, Fatimah As, Imam Hasan As, Imam Husein As.

Riwayat-riwayat yang ada kaitannya dengan hal ini, tidaklah sama dan terdapat perbedaan-perbedaan dalam isi dan lafaz-lafaznya. Sebagian darinya menjelaskan inti dari peristiwa itu, tapi tidak menyebutkan tipologinya. Sebagiannya juga menjelaskan bagian-bagian dan pelbagai tipologi peristiwa itu, namun setiap dari penjelasan itu punya titik tekan dan sudut pandang yang berbeda-beda.

Dengan alasan ini, perbincangan tentang ayat tathir, penafsiran dan pengkajian tentang hadis-hadis yang terkait dengannya dan bahwa apakah ayat tersebut khusus ditujukan kepada Ahlulbait As dan Ashâbul Kisa itu di luar kajian kita kali ini dan barangkali dengan merujuk ke kitab-kitab yang ditulis khusus tentang hal ini dan juga tafsir-tafsir dan kitab-kitab hadis, dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan bagi para pembaca.[7]

Saya kira cukup dengan menyebutkan hal ini bahwa salah seorang ilmuan menyusun sebuah kitab tentang seputar ayat tathhir dimana pada jilid pertama buku tersebut, ia menjelaskan tentang matan-matan hadis serta sejumlah sahabat-sahabat yang menukilkan hadis tersebut, ia menyebutkan sekitar lebih dari 50 orang.[8]

Jumlah riwayat-riwayat yang berkaitan dengan ayat tathhir itu lebih dari 70 hadis.[9] Qunduzi (Hanafi), setelah menukil hal-hal seputar “mawadda fil qurba” mengatakan Rasulullah Saw, setelah turunnya ayat “wa’mur ahlaka bish shalaati wash thabir ‘alaiha”, selama 9 bulan selalu datang ke depan pintu rumah Fatimah As dan membaca:”innamaa yuriidullaahu liyudzhiba ‘ankumurrijsa ahlalbait wayuthahhirakum tathhiira”,  ia (Qunduzi) berkata seperti ini: “berita ini dinukil dari sekitar 300 sahabat”.

Layak disebutkan di sini bahwa terdapat orang yang berusaha mengingkari mayoritas riwayat-riwayat terkait dengan keutamaan-keutamaan Ahlulbait As namun mengakui kesahihan hadis kisa dan berkata: “Adapun hadis kisa ini adalah sahih dan benar”.[10]

Dengan meneliti dan memeriksa sanad hadis-hadis yang terkait dengan ayat tathhir dan peristiwa kisa, maka akan ditemukan lebih dari 30 orang sahabat. Sebagian diantaranya adalah: “Imam Ali As, Imam Hasan As, Imam Ali bin Husein As, Imam Shadiq As, Imam Ridha As, Jabir bin Abdullah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Ja’far Thayyar, Buraidah al-Aslami, Abdullah bin Umar, ‘Imran bin Hashin, Salamah bin al Ukuu’, Abu Sa’id al Khudri, Anas bin Malik, Abu Dzar, Abu Laili, Abul Aswad Duali, ‘Amru bin Maimun Awda, Sa’ad bin Abi Waqqas, Ummu Salamah, Aisyah, Umar bin Abi Salamah, Abul Hamra, Zaenab binti Abi Salamah, ‘Amir bin Sa’ad, al Barra’ bin ‘Azib, Watsilah bin al Asqa’ (al Ashqa’), Tsauban (pembantu Nabi Saw), ‘Atha bin Sayyar, Abu Hurairah dan lain-lain...” [11]

Tentunya sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa bisa saja ditemukan dan disaksikan perbedaan-perbedaan pada lafaz riwayat-riwayat dan syarat-syarat, tempat, waktu peristiwa kisa dan turunnya ayat tathhir, namun tak ada keraguan sedikit pun akan substansi hadis kisa. Adapun mengenai apa rahasia yang terkandung pada adanya perbedaan tersebut, itu merupakan tema penting dan terpisah dari kajian kita kali ini dan tidak begitu penting untuk menjelaskannya d isini secara detil, namun singkatnya dapat dikatakan bahwa peristiwa kisa terjadi di rumah Um

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...