Advanced Search
Hits
8579
Tanggal Dimuat: 2012/05/10
Ringkasan Pertanyaan
Apa saja tipologi dan nilai plus yang dimiliki oleh kitab Bihâr al-Anwâr? Kritikan apa saja yang dapat dilontarkan atas kitab ini?
Pertanyaan
Apa saja tipologi dan nilai plus yang dimiliki oleh kitab Bihâr al-Anwâr? Kritikan apa saja yang dapat dilontarkan atas kitab ini?
Jawaban Global

Kumpulan riwayat kitab Bihâr al-Anwâr merupakan karya magnum opus Allamah Muhammad Baqir Majlisi. Kitab ini merupakan ensiklopedia (Dairat al-Ma’ârif) besar hadis mazhab Syi’ah yang mencakup seluruh masalah-masalah agama, seperti tafsir al-Qur’an, Sejarah, Fikih, Teologi dan lain-lain.

Di antara tipologi dan keunggulan paling penting kitab Bihâr al-Anwâr adalah sebagai berikut:

Penyebutan ayat-ayat al-Qur’an di setiap permulaan bab. Mencakup tema-tema yang beragam, penyebutan risalah-risalah independen pada kumpulan ini, penggunaan sumber-sumber yang langka dan naskah-naskan yang sudah direvisi, penjelasan serta tafsiran hadis-hadis.

Tentunya kesemua ini tidak berarti bahwa seluruh riwayat-riwayat yang ada dalam kitab ini sudah mendapat persetujuan dan atau tidak memerlukan pengkajian dari dimensi sanad dan kandungannya.

Jawaban Detil

Bihâr al-Anwâr al-Jâmi’ah Lidurar al-Aimmah al-Athhâr, yang mengandung arti lautan-lautan cahaya, berisi tentang mutiara-mutiara hadis-hadis pada Imam Maksum As.

Kumpulan riwayat kitab Bihâr al-Anwâr merupakan karya magnum opus Allamah Muhammad Baqir Majlisi. Kitab ini merupakan ensiklopedia (Dairat al-Ma’ârif) besar hadis mazhab Syi’ah yang mencakup seluruh masalah-masalah agama, seperti tafsir al-Qur’an, Sejarah, Fikih, Kalam dan lain-lain.

 

  1. Keunggulan

Di antara tipologi dan keunggulan paling penting kitab Bihâr al-Anwâr adalah sebagai berikut:

  1. Klasifikasi dan penyusunan: ini merupakan kumpulan hadis-hadis mazhab Syi’ah yang paling dasar dan paling luas. Allamah Majlisis telah mengumpulkan riwayat-riwayat kitab-kitab hadis itu dengan cara klasifikasi dan penyusunan yang dapat dikatakan sempurna.
  2. Penyebutan ayat-ayat al-Qur’an pada setiap permulaan bab-babnya: Allamah Majlisi memulai setiap bab dari kumpulan besar ini dengan ayat-ayat yang sesuai dengan tema bab dan kemudian jika ayat itu memerlukan penafsiran, maka beliau menukil pandangan-pandangan para mufasir lalu setelah itu beliau menyebutkan riwayat-riwayat bab yang berkaitan dengannya.
  3. Mencakup tema-tema yang beragam: Kajian dan studi atas tema-tema dan riwayat-riwayat yang ada dalam kitab Bihâr al-Anwâr menunjukkan bahwa kitab ini mencakup beragam masalah agama dan kira-kira tidak ada satupun tema dari tema-tema yang ada dalam Islam yang oleh Allamah Majlisi tidak disebutkan dan tidak dikumpulkan hadis-hadisnya (minimal pada masanya) yang dilewatkan begitu saja dalam kitab ini.
  4. Penyebutan risalah-risalah independen pada kitab Bihâr al-Anwâr: Allamah Majlisi, di samping pembahasan-pembahasannya dalam kitab ini, terkadang ia menjumpai kitab-kitab atau risalah-risalah yang dikarenakan terlalu ringkas dan mengandung tema yang cukup erat hubungannya dengan pembahasan-pembahasan kitab Bihâr al-Anwâr maka beliau menukil risalah tersebut secara sempurna di satu tempat, seperti risalah Imam Hadi As dalam menjawab masalah jabr (Determinisme) dan tafwidh, Risâlah al-Huquq milik Imam Sajjad As, Kitab Tauhid Mufadhdhal dan lain-lain.
  5. Penggunaan sumber-sumber yang langka dan naskah-naskah yang sudah direvisi: Salah satu kelebihan kitab Bihâr al-Anwâr adalah beragamnya kitab yang ada pada Allamah Majlisi yang sebagiannya telah hilang dan tidak sampai ke tangan kita. Dari itu, dikarenakan fasilitas yang ada cukup memadai maka Allamah dalam proses pengumpulkan materi-materi kitab ini dapat memperoleh naskah-naskah dari kitab-kitab yang paling baik dan paling valid. Jika Allamah tidak mengumpulkan hal ini dalam sebuah kumpulan, maka hal itu tidak akan sampai ke tangan kita saat ini.
  6. Adanya penjelasan dan tafsiran hadis-hadis: Dalam berbagai macam hal, setelah menukil hadis, Allamah memberikan penjelasan atas riwayat serta menerangkan kata-kata asing yang terdapat dalam hadis. Beliau dalam menafsirkan dan menjelaskan riwayat-riwayat, menggunakan berbagai macam referensi kamus, fikih, tafsir, kalam, sejarah, akhlak dan lain-lain. Penjelasan-penjelasan ini merupakan salah satu nilai plus dari Mu’jam riwayat ini.
  7. Laporan sanad-sanad dan matan atau teks yang beragam dalam setiap tema: di antara keistimewaan kitab Bihâr al-Anwâr adalah bahwa karena mayoritas riwayat-riwayat setiap tema itu dinukil dalam satu tempat, maka hal ini memudahkan para periset dalam mengindentifikasi dan menentukan bahwa riwayat-riwayat dalam tema ini memiliki tingkat validitas yang keberapa.[1]
  8. Adanya alamat dari beragam sumber untuk riwayat-riwayat yang sifatnya pengulangan: Allamah Majlisi menyebutkan satu atau beberapa referensi untuk riwayat-riwayat yang sifatnya pengulangan dan beliau memberikan peringatan tentang adanya perbedaan pada sanad-sanad atau teks riwayat-riwayat yang serupa pada kitab-kitab yang bermacam-macam.

 

  1. Beberapa Kritikan:

Salah satu tujuan terpenting dari usaha Allamah Majlisi mengumpulkan riwayat-riwayat ini adalah mencegah hilangnya hadis atau riwayat-riwayat tersebut, sehingga dengan cara ini beliau telah bisa mewariskan khazanah riwayat Syi’ah ini kepada generasi-generasi selanjutnya. Hal yang natural jika pekerjaan yang demikian besar dan luas ini mengandung kekurangan serta nilai minus. Warisan ini pun dikarenakan merupakan hasil karya seorang manusia tidak ada bedanya dengan aktifitas-aktifitas lain manusia, yaitu pasti mengalami kesalahan dan kekhilafan. Tentunya ulama-ulama serta tokoh-tokoh agama kita sama sekali tidak pernah mengklaim bahwa seluruh aktifitas dan kerja mereka itu tidak punya kekurangan dan aib!

Pada saat yang sama, sebagian ulama-ulama dan tokoh-tokoh menganggap bahwa adanya riwayat-riwayat lemah dan tidak valid, tidak memadai serta kesalahan sebagian dari penjelasan-penjelasan Allamah Majlisi itu merupakan titik lemah dari kumpulan ini dan mereka meyakini bahwa banyak dari penjelasan, keterangan serta tafsiran-tafsiran yang disebutkan Allamah untuk hadis-hadis ditulis dengan tergesa-gesa dan hal ini menyebabkan berkurangnya manfaat dan terjadinya kesalahan pada masalah-masalah ini.[2]

Adanya pengulangan dalam penukilan riwayat-riwayat juga bisa dianggap sebagai salah satu kelemahan dan nilai minus dari kitab Bihâr al-Anwâr. Tentunya dengan memperhatikan ungkapan-ungkapan Allamah, maka dapat dipahami bahwa beliau mengetahui dengan baik adanya pengulangan riwayat-riwayat, akan tetapi pengulangan dalam penukilan riwayat-riwayat itu dikarenakan beberapa faktor di antaranya adalah adanya perbedaan pada sanad dan teks riwayat-riwayat dan adanya hubungan sebuah hadis dengan dua atau beberapa pembahasan yang beragam.

Wajar untuk dikatakan bahwa pengulangan merupakan konsekuensi bagi suatu komponen-komponen yang berusaha mengklasifikasikan secara tematis riwayat-riwayat. Seperti yang telah disebutkan bahwa Allamah Majlisi dalam rangka mengklasifikasikan serta menyusun secara tematis hadis-hadis yang ada dan melihat bahwa sebagian riwayat-riwayat itu mencakup tema-tema yang beragam maka untuk mnghindar dari adanya pengulangan riwayat semacam ini, beliau melakukan pemotongan pada mereka dan menyebutkan sebagian hadis itu di bawah beberapa tema yang sesuai dan atau mengulang secara sempurna riwayat itu di bawah setiap tema, yang tentunya hal ini bisa membuat kitab semakin besar dan bisa membuat pembaca menjadi bosan.

Allamah Majlisi mengetahui dengan baik bahwa jika riwayat itu dipotong-potong, maka betapa banyak permulaan riwayat itu memiliki sebuah indikasi (qarinah) bagi di bawahnya atau sebaliknya, dan pada akhirnya dengan adanya pemotongan maka akan kehilangan indikasi-indikasi semacam ini. Dengan demikian, Allamah Majlisi, dalam banyak hal, menukil secara keseluruhan riwayat itu pada sebuah bab dan pada bab lain hanya menukil sebagian riwayat yang ada kaitannya dengan bab, dan dengan memperhatikan poin bahwa seluruh hadis dinukil pada suatu bab, maka problem akan hilangnya indikasi-indikasi dapat terselesaikan. [iQuest]

 

 


[1]. Silahkan lihat, Software Jami’ al Ahâdits, Markaz Komputeri-e ‘Ulum-e Islami (Noor); Dânesy-e Hadits, hal. 250-251, Nasyr-e Jamal, Qom, Cetakan Pertama, 1389 S.

[2]. Silahkan lihat, Amin, Sayid Muhsin, A’yân al-Syi’ah, jil. 9, hal. 183, Dar al-Ta’aruf lil Mathbu’at, Beirut, 1406 H.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259833 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245601 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229507 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214293 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175603 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167401 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157463 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140313 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133541 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...