Advanced Search
Hits
6901
Tanggal Dimuat: 2012/04/14
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana mengkombinasikan riwayat ini – yang menceritakan bahwa Imam Ali As, paska kelahirannya, melantunkan dan membacakan beberapa ayat dari al-Qur’an di pangkuan Rasulullah – dengan risalah Nabi Saw dan tiadanya pengetahuan beliau atas kandungan al-Qur’an sebelum diturunkannya risalah?
Pertanyaan
Apakah riwayat yang bersifat historis ini –yaitu Imam Ali As paska kelahirannya dan sedang berada di pangkuan Rasulullah Saw, berkata kepada Nabi Saw: Apakah Anda ingin saya membacakan Taurat atau Injil dan lain-lain kepada Anda dan kemudian beliau (Imam Ali As) melantunkan serta membacakan beberapa ayat dari surat al Mu’minun – memiliki validitas dari dimensi periwayatan dan sejarah? Apakah fenomena ini bisa dikombinasikan dengan masalah risalah Nabi Saw dan tiadanya pengetahuan Nabi saw atas kandungan al-Qur’an sebelum risalah, sementara pada saat yang sama Imam Ali As memiliki penguasaan yang luar biasa atas al-Qur’an, dan kitab-kitab samawi lainnya?
Jawaban Global

Riwayat ini disebutkan dalam beberapa literatur hadis, akan tetapi tidak disebutkan bahwa Imam Ali As mengucapkan kata-kata seperti berikut bahwa: “Wahai Rasulullah! Apakah Anda ingin saya membacakan Taurat atau Injil kepada Anda?” Akan tetapi setelah mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw, Imam Ali  As melantunkan dan membacakan beberapa ayat dari surat al Mukminun.

Dan pembacaan ayat-ayat surat al-Mukminun tidak bertentangan dengan risalah Rasulullah saw dan tiadanya informasi dan pengetahuan Rasulullah Saw – setelah risalah – atas isi dan kandungan al-Qur’an itu tidak akan memberikan hasil, karena al-Qur’an memiliki suatu hakikat yang pada tingkatan pertamanya di alam cahaya (nur) telah diturunkan kepada Rasulullah Saw.

Demikian pula pada sebagian riwayat-riwayat telah mengisyarahkan kepada sebuah tingkatan dari al-Qur’an, yaitu al haqâ’iq lil anbiyâ’ (hakikat-hakikat yang diperuntukkan para nabi) yang mana hal itu merupakan sebuah perkara yang tersembunyi di balik lafaz-lafaz lahiriah itu dan ia itu bukanlah sesuatu yang hanya ada pada paska kelahiran Islam, bahkan al-Qur’an merupakan hakikat dari ucapan seluruh nabi dan masing-masing dari para nabi itu memiliki hubungan dan kaitan dengan sebuah tingkatan khusus dari hakikat ini.

Untuk itulah Imam Ali As, setelah kelahirannya dan selagi berada di pangkuan Rasulullah Saw, melantunkan serta membacakan beberapa ayat al-Qur’an yang berisi tentang makna universal dari kebahagiaan bagi orang mukmin dan ini bukan merupakan sebuah perkara yang baru bagi Rasulullah Saw.

Sebagaimana Nabi Isa As, paska kelahirannya, mengatakan: Isa berkata, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi., sementara ketika itu tidak ada kitab di tangannya. Jadi sebelum ia menapakkan kaki di muka bumi ini, telah turun kepada cahaya beliau as sebuah kitab Ilahi di alam cahaya.

Jawaban Detil

Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu diperhatikan beberapa poin berikut ini:

  1. Riwayat ini disebutkan di beberapa literatur-literatur hadis, akan tetapi tidak disebutkan bahwa Imam Ali ASs mengucapkan kata-kata seperti berikut bahwa: “Wahai Rasulullah! apakah Anda ingin saya membacakan Taurat atau Injil kepada Anda?”Akan tetapi setelah mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw, Imam Ali As melantunkan dan membacakan beberapa ayat dari surat al-Mukminun.[1]
  2. Pada studi dan kajian yang dilakukan atas sanad riwayat tersebut, terdapat beberapa perawi dalam silsislah sanad hadis itu yang tidak tsiqah dan atau terdapat perbedaan dalam masalah madh wa dzam (pujian dan celaan) atas mereka, akan tetapi teks dan kandungan riwayat tersebut bisa diterima dengan catatan berdasar pada asas-asas (mabâni) lain yang ada dan hal itu adalah sebagai berikut:
  1. Imam Maksum As, merupakan ekstensi dan bentuk manifestasi hakiki manusia sempurna (insan kamil), dan merupakan al-Qur’an yang berjalan, dan al-Qur’an yang ada dalam bentuk tulisan dan  dicetak serta dibaca oleh kaum Muslimin, merupakan al-Qur’an yang diam.[2]
  2. Proses turunnya al-Qur’an –sebagai penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya – itu adalah bertahap yang mana tahapan pertamanya adalah diturunkan kepada cahaya-cahaya suci Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As di alam nur. Sebagaimana yang diisyarahkan dalam al-Qur’an yang artinya: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al-Qur'an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”[3] Ayat ini menerangkan bahwa Rasulullah saw menerima al-Qur’an tanpa dimediasi oleh malaikat di alam cahaya, kemudian turun kepada cahaya-cahaya suci para Imam Maksum As.[4]

Demikian pula pada sebagian riwayat-riwayat telah mengisyarahkan kepada sebuah tingkatan dari al-Qur’an, yaitu al-haqâ’iq lil anbiyâ(hakikat-hakikat yang diperuntukkan para nabi) yang mana hal itu merupakan sebuah perkara yang tersembunyi di balik lafaz-lafaz lahiriah itu dan ia itu bukanlah sesuatu yang hanya ada pada paska kelahiran Islam, bahkan al-Qur’an merupakan hakikat dari ucapan seluruh nabi dan masing-masing dari para nabi itu memiliki hubungan dan kaitan dengan sebuah tingkatan khusus dari hakikat ini.[5] Kendati hakikat agung dan sempurnanya itu turun kepada qalb (hati) Rasulullah Saw.

 

Dengan memperhatikan poin-poin yang disebutkan di atas, maka:

  1. Riwayat ini tidak bertentangan dengan risalah Rasulullah Saw dan tiadanya informasi dan pengetahuan Rasulullah Saw pra risalah atas isi dan kandungan al-Qur’an, karena proses turunnya al-Qur’an itu bersifat bertahap dan tahap paling pertama adalah al-Qur’an turun kepada cahaya suci Nabi Saw dan Nabi Saw Sebagaimana Nabi Isa As, paska kelahirannya, mengatakan: Isa berkata, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.[6] Sementara ketika itu tidak ada kitab di tangannya. Jadi sebelum ia menapakkan kaki di muka bumi ini, telah turun kepada cahaya Nabi Isa As sebuah kitab Ilahi di alam cahaya.
  2. Pada alam cahaya (nur), hakikat cahaya suci al-Qur’an juga turun kepada jiwa dan batin Imam Ali as. Untuk itulah Imam Ali as, paska kelahirannya dan sedang berada di pangkuan Rasulullah saw, melantunkan serta membacakan beberapa ayat al-Qur’an dan ini bukan merupakan sebuah perkara yang baru bagi Rasulullah saw, karena Rasulullah saw sama dengan ilmu terhadap al-Qur’an itu sendiri, dan ia mengetahui seluruh hakikat alam dan al-Qur’an.

 

Untuk telaah lebih jauh, kami persilahkan Anda untuk merujuk ke beberapa indeks berikut:

  1. Kelebihan-kelebihan Rasulullah Saw dibanding para Imam Maksum As, Pertanyaan 1384 (Site: 4213)
  2. Kedudukan para Imam Syi’ah dalam hubungannya dengan para nabi, Pertanyaan 7759 (Site: id7925)
  3. Masalah Imam Ali As adalah wajhullah (wajah Tuhan), Pertanyaan 8680 (Site: 9850)

 

 


[1]. Syaikh Thusi, Âmali, hal. 708, Intisyarat-e Dar al-Tsaqafah, Qum, 1414 H; Muhammad Baqir Majlisi,, Bihâr al-Anwâr, jil.  35, hal 18, Muassasah al-Wafa’, Beirut, 1404 H.

[2]. Silahkah lihat,  beberapa indeks terkait, Keunggulan Para Imam Maksum  dibanding dengan al Qur’an, pertanyaan 10232 (site: 10152); Kelebihan Rasulullah Saw atas al-Qur’an, Pertanyaan 3899 (Site: 4177).

[3]. (Qs. Al-Naml [27]: 6)

[4]. Silahkan lihat, Sayid Abdul Hasan Thayyib,, Athyâb al-Bayân fi Tafsir al-Qur’ân, jil.  9, hal. 107 & 354 dan jil.  10, hal 285 & 286, Intisyarat-e Islam, Teheran, Cetakan Kedua, 1378 S.

[5]. Silahkan lihat, beberapa indeks: Tingkatan-tingkatan dan hakikat al Qur’an, pertanyaan 10688 (site: 12360); Tingkatan-tingkatan turunnya al Qur’an dan kedudukan lafaz pada wahyu Ilahi, pertanyaan 3234 (site: 4076); Turunnya al Qur’an, pertanyaan 5542 (site: id5822).

[6]. (Qs. Maryam [19]: 30)

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259839 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245605 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229509 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214298 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175605 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    170983 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167403 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157469 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140315 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133542 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...