Advanced Search
Hits
9084
Tanggal Dimuat: 2011/03/05
Ringkasan Pertanyaan
Apa saja jalan-jalan yang harus ditempuh untuk menguatkan perasaan ingin mencari Tuhan?
Pertanyaan
Apa saja jalan-jalan yang harus ditempuh untuk menguatkan perasaan ingin mencari Tuhan?
Jawaban Global

Yang dimaksud dengan perasaan ingin mencari Tuhan adalah kecendrungan fitrawi dan intrinsik manusia terhadap Allah Swt. Perasaan ini merupakan sebuah seruan batin dan penggeraknya tidak lain adalah fitrah.

Adanya perasaan perhatian kepada Allah Swt dalam diri manusia, tanpa pengajaran dan pelajaran, menunjukkan fitrinya masalah ini. Namun perasaan fitri ini sama dengan perasaan-perasaan manusia lainnya yang akan bangun dan terjaga dalam kondisi-kondisi tertentu.

Untuk menguatkan perasaan ingin mencari Tuhan ini maka setiap orang harus menyingkirkan pelbagai halangan seperti kecendrungan-kecendrungan rendah, insting-insting hewani dan segala aktifitas keseharian yang menghalangi manusia untuk mengenal Allah Swt. Demikian juga, mengamalkan seluruh instruksi Pemilik Syariat, mengambil inspirasi dari ayat-ayat al-Qur’an, tuturan-tuturan para nabi dan wali serta pemimpin agama akan banyak membantu kita untuk menguatkan perasaan fitri ini dan mengokohkan iman kita.

Jawaban Detil

Yang dimaksud dengan perasaan ingin mencari Tuhan adalah kecendrungan fitrawi dan intrinsik manusia terhadap Allah Swt. Perasaan ini merupakan sebuah seruan batin dan penggeraknya tidak lain adalah fitrah. Perasaan ini akan bangun dan bersemi dalam diri manusia tanpa memerlukan pengajaran dan pelajaran. Ketika manusia mencapai usia baligh maka perasaan ini akan semakin nampak dan kelihatan.

Bahwa munculnya perasaan perhatian kepada Tuhan dalam relung diri manusia, tanpa memerlukan pengajaran dan pelajaran, menunjukkan fitrinya perasaan ini. Perasaan fitri ini sebagaimana perasaan-perasaan manusia lainnya akan bangun dan terjaga dalam kondisi-kondisi tertentu.[1]

Namun tatkala dinyatakan bahwa perasaan natural dan fitri tidak memerlukan pengajaran dan pelajaran maksudnya adalah dalam proses kemunculan dan kejadiannya, tidak memerlukan pengajar dan guru. Dalam pada itu, kita harus menerima bahwa mengeksplorasi secara benar dan jauh dari pelbagai penyimpangan dan penyelewengan tidak akan tercapai tanpa pengawasan para guru yang mahir.[2]

Terkadang perhatian banyak yang tercurah kepada kelezetan materi dan lalai terhadap nilai-nilai tinggi manusia akan menjadi sebab perasaan ini akan semakin surut. Namun sekali-kali tidak akan pernah sirna dan lenyap. Bahkan dalam kondisi-kondisi pelik, didera oleh pelbagai musibah dan petaka, pelbagai penderitaan yang menimpa perasaan ini dan menjelma menjadi sebuah perasaan hidup yang menguasai ruh dan jiwa manusia. Lantaran pelbagai musibah dan penderitaan merupakan faktor-faktor pengguncang yang dapat membangunkan manusia yang lalai dan yang terlelap dalam buaian materi. Di samping itu,  akan mensucikan segala noda pada lembaran hati manusia dan menyiapkan ruang bagi memanifestasinya fitrah pada diri manusia (perhatian kepada Tuhan). Atas dasar ini, kebanyakan orang jahat, tiran, penjahat tatkala terjerembab dalam pelbagai musibah dan penderitaan, maka mereka akan mengingat Tuhan dan dengan tulus perhatiannya akan tersedot kepada-Nya.[3]

Bagaimanapun, terdapat beberapa jalan yang harus ditempuh untuk menguatkan perasaan ingin mencari Tuhan dalam diri manusia yang dapat disinggung pada beberapa hal sebagaimana berikut ini:

1.     Mengamalkan segala instruksi Pemilik Syariat, mengambil inspirasi dari ayat-ayat al-Qur’an, tuturan-tuturan para nabi dan wali serta pemimpin agama akan banyak membantu kita untuk menguatkan perasaan fitri ini dan mengokohkan iman kita.

2.     Menyingkirkan pelbagai halangan seperti kecendrungan-kecendrungan rendah, insting-insting hewani dan segala aktifitas keseharian yang menghalangi manusia untuk mengenal Allah Swt. Karena hawa nafsu dan segala keinginannya akan melemahkan iman, melenyapkan iman atau menghalangi terealisasinya iman. Seseorang yang mengikuti nafsu ammarah, insting-instingnya akan menjadi pemimpin baginya.  Dengan mata dan telinga tertutup dan tanpa perhatian mengikuti segala yang terdapat di balik keinginan-keinginan instingnya. Segala kecendrungan ini akan menghalangi kita untuk memperoleh iman yang kokoh.[4]

3.     Menghilangkan segala kelalaian dan memperbanyak perhatian kepada kalbu (sebagai media untuk mengingat Allah Swt).

Dalam hadis mikraj, Allah Swt berfirman kepada Rasulullah Saw, “Wahai Muhammad! Arahkan tekadmu kepada sesuatu dan letakkan lisanmu menjadi satu. Jadikan badanmu hidup dan jangan sekali-kali lalai. Barang siapa yang lalai mengingat-Ku, tidak menjadi penting bagi-Ku di tempat mana ia akan mengalami kebinasaan.”[5] Nasihat Allah Swt kepada Rasulullah Saw adalah bahwa apabila hatimu tidak mengingat Tuhan maka badanmu akan binasa. Kehidupan kemanusiaanmu tergantung sepenuhnya kepada mengingat Tuhan. Apabila engkau tidak mengingat Tuhan maka engkau tidak akan memperoleh kehidupan insani dan badanmu akan binasa. Badan manusia akan senantiasa hidup tatkala sekejap pun tidak lalai mengingat Tuhan dan lalai merupakan faktor utama kebinasaan.[6] Dengan menjalankan hal-hal ini Anda dapat menghidupkan dan mengokohkan perasaan keinginan mencari Tuhan dalam diri Anda. [IQuest]



[1]. Imân wa Âtsâr Sâzandeh-ye Ân, Ja’far Subhani, hal. 25-30, dengan ringkasan, Intsiyarat-e Muassasah Imam Shadiq As, Cetakan Kedua, 1384 S. ‘Aqâid Islâmi dar Partu-ye Qur’ân, Ja’far Subhani, Hadits wa ‘Aql, hal. 9, Kitab Khane-ye Site Tebyan.  

[2]. ‘Aqâid Islami dar Partu-ye Qur’ân, Ja’far Subhani, Hadits wa ‘Aql, hal. 9, Kitab Khane-ye Site Tebyan.   

[3]. Imân wa Âtsâr Sâzandeh-ye Ân, Ja’far Subhani, hal. 32. Tafsir Nemune, Nashir Makarim Syirazi, jil. 16, hal. 340-341, Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1363 S.  

[4]. Mabâni, Rawesy wa Ahdâf Tarbiyati dar Shahifeh Sajjâdiyah, hal. 9, Kitab Khane Site Tebyan. Akhlâq dar Qur’ân, Muhammad Taqi Misbah Yazdi, dikompilasi oleh Muhammad Husain Iskandari, jil. 1, hal. 196-209, Intisyarat-e Muassasah Amuzesy wa Pazuhesy Imam Khomeini, Cetakan Kelima, 1380 S.  

[5]. Irsyâd Qulûb, Hasan ibnu Abi al-Hasan Dailami, jil. 1, hal. 205.  

[6]. Dark-e Mahdhar Khuda, Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, hal. 1-3, dengan ringkasan dan perubahan, Kitab Khane Site Tebyan. Rahyân-e Kui Dust, hal. 250-251,  Intisyarat-e Muassasah Amuzesy wa Pazuhesy Imam Khomeini, Cetakan Ketiga, 1376 S.  

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...