Advanced Search
Hits
49580
Tanggal Dimuat: 2011/04/19
Ringkasan Pertanyaan
Dengan siapakah Habil dan Qabil menikah?
Pertanyaan
Bagaimana proses berlanjutnya keturunan manusia? Dengan siapakah Habil dan Qabil menikah?
Jawaban Global

Berdasarkan literatur-literatur riwayat dan sejarah generasi umat manusia yang sekarang ini tidak berasal dari keturunan Habil juga Qabil, melainkan dari keturunan anak Adam yang lain bernama Syits atau Hibatullah.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama sekaitan dengan pernikahan anak-anak Adam. Masing-masing melontarkan dalil-dalil dari ayat-ayat al-Qur’an dan riwayat yang akan kami sebutkan di sini secara selintasan sebagaimana berikut:

1.     Saudara-saudara menikah dengan saudari-saudarinya. Mengingat pada zaman tersebut belum ada pelarangan dari sisi Tuhan terkait dengan pernikahan di antara saudara dan saudari  serta tidak ada jalan lain untuk melestarikan generasi umat manusia maka dari itu tidak ada persoalan dalam masalah ini.

2.     Karena pernikahan anak-anak Adam antara satu dengan yang lain tidak mungkin dilangsungkan, mereka menikah dengan putri-putri dari bangsa dan generasi lain yang telah ada di muka bumi dan setelah itu menjadi anak-anak paman kemudian pernikahan berlangsung di antara mereka. Pendapat ini juga mendapat sokongan dari sebagian riwayat; karena keturunan Adam bukanlah manusia pertama di muka bumi melainkan terdapat orang-orang yang telah hidup di muka bumi.[i]

Namun tampaknya pendapat pertama yang nampaknya lebih sesuai dengan lahir al-Qur’an.



[i]. Silahkan lihat, Pursesy-hâ-ye Madzhabi, Makarim Syirazi, hal. 453, Pazuhesy Kadeh Tahqiqat-e Islami, Pertanyaan: Tolong Anda jelaskan proses pernikahan Habil dan Qabil secara ringkas dan bagaimana keduanya menikah dengan saudarinya sendiri?  

Jawaban Detil

Sumber-sumber riwayat dan sejarah menyatakan bahwa kelanjutan generasi dan keturunan manusia melalui jalur anak ketiga Nabi Adam yang bernama Syits atau Hibatullah yang merupakan washi dan wali Nabi Adam As; karena Habil dibunuh oleh Qabil dan Qabil juga punah karena maksiat dan dosa yang dilakukan. Qabil mengerjakan kefasikan dan kejahatan, anak-anak dan keturunannya yang mengikuti perilaku dan pikirannya, juga telah sirna pada peristiwa taufan dan air bah Nabi Nuh disebabkan oleh maksiat dan pembangkangan.[1]

Adapun masalah pernikahan anak-anak Adam merupakan masalah yang banyak diperbincangkan oleh periwayat hadis kita mengingat terdapat banyak hadis yang beragam dan bertentangan tentang masalah ini.

Sebagian orang dengan bersandar pada ayat pertama surah al-Nisa (4)[2] berpandangan bahwa reproduksi anak keturunan Nabi Adam hanya melalui jalur Nabi Adam dan istrinya dan tidak terdapat orang ketiga yang turut campur di dalamnya. Konsekuensi dari pandangan ini adalah bahwa anak-anak Adam menikah antara satu dan yang lain (sebagai saudara dan saudari); karena apabila menikah dengan bangsa dan istri-istri lain maka firman Allah Swt “minhuma” (dari keduanya) tidak akan benar.

Masalah ini disebutkan dalam banyak hadis dan juga tidak ada yang perlu diherankan dalam masalah ini, karena sesuai dengan penalaran yang dinukil pada sebagian hadis-hadis dari para Imam Maksum As, pernikahan ini adalah hukumnya mubah; karena hukum keharaman pernikahan di antara saudara dan saudari pada masa itu belum lagi diturunkan. Jelas pelarangan sebuah perbuatan bergantung pada pengharaman dari sisi Tuhan. Apa yang menjadi halangan pelbagai hal yang mesti dan mengandung kemaslahatan yang tadinya dibolehkan kemudian diharamkan?

Dalam Ihtijâj disebutkan bahwa Imam Sajjad As dalam perbincangan dengan seorang pria Quraisy bersabda, “Habil menikah dengan Luza saudari selahir Qabil dan Qabil menyunting Iqlima saudari selahir Habil. Periwayat mengatakan, “Pria Quraisy bertanya, “Apakah Habil dan Qabil menghamili saudari-saudari mereka sendiri? Imam Sajjad As bersabda, “Benar.” Pria Quraisy tersebut berkata bahwa perbuatan ini adalah perbuatan orang-orang Majusi hari ini. Periwayat melanjutkan, “Imam Sajjad As bersabda, “Apabila orang-orang Majusi melakukan hal ini dan kita memandangnya batil lantaran mereka tetap melakukannya meski telah turun pengharaman dari sisi Tuhan.” Kemudian Imam Sajjad menghimbukan, “Jangan ingkari persoalan ini bahwa bolehnya amalan ini pada waktu itu dan tidak bolehnya pada hari ini adalah hukum Tuhan yang telah berlaku demikian. Bukankah Allah Swt menciptakan istri Adam dari dirinya sendiri? Sementara kita saksikan bahwa Dia menghalalkan istrinya baginya. Karena itu hukum syariat ini pada hari itu untuk anak-anak Adam dan terkhusus bagi mereka dan kemudian Allah Swt menurunkan hukum keharamannya.[3]

Namun sebagai kebalikan dari pandangan ini, sebagian orang, karena dinyatakan pada hadis-hadis lainnya bahwa anak-anak Adam sama sekali tidak menikah antara satu dengan yang lain (sesama saudara-saudari).[4] Mereka berpandangan bahwa anak-anak Adam menikah dengan keturunan manusia lainya, karena berdasarkan sumber-sumber riwayat terdapat manusia-manusia lainnya sebelum Adam yang hidup di muka bumi.[5] Riset-riset ilmiah juga menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan manusia hidup di muka bumi beberapa juta tahun sebelumnya, sementara manusia semenjak penciptaan Nabi Adam hingga sekarang belum berusia seperti itu. Dengan demikian, kita harus terima bahwa sebelum Nabi Adam terdapat manusia-manusia yang hidup di muka bumi yang sedang mengalami kepunahan pada masa kemunculan Adam. Kira-kira apa yang menghalangi anak-anak Adam menikah salah satu dari mereka yang masih tersisa dari generasi-generasi sebelumnya?

Namun kemungkinan kedua ini tidak sesuai dengan lahir ayat di atas dan sesuai dengan prinsip Ushul Fikih, ketika terjadi kontradiksi di antara hadis-hadis maka kita harus memilih hadis-hadis yang sejalan dan sesuai dengan al-Qur’an.

Kesimpulannya adalah bahwa pendapat pertama yang lebih cocok dan sejalan dengan lahir al-Qur’an, sebagaimana Allamah Thabathabai, pengarang Tafsir al-Mizân, menyokong dan menerima pendapat pertama.[6]

Untuk telaah lebih jauh Anda dapat merujuk pada Tafsir al-Mizân, jil. 4, hal. 254 dan seterusnya. Tafsir Burhân, Tafsir Durr al-Mantsûr dan kitab-kitab yang memuat tentang kisah-kisah para nabi.[7] [IQuest]

 



[1]. Bihâr al-Anwâr, jil. 11, hal. 220. 

 قال سالم بن أبی الجعد لما قتل هابیل مکث آدم سنة حزینا لا یضحک ثم أتى فقیل حیاک الله و بیاک أی أضحکک قالوا و لما مضى من عمر آدم مائة و ثلاثون سنة و ذلک بعد قتل هابیل بخمس سنین ولدت له حواء شیثا و تفسیره هبة الله یعنی أنه خلف من هابیل و کان وصی آدم و ولی عهده و أما قابیل فقیل له اذهب طریدا شریدا فزعا مذعورا لا یأمن من یراه و ذهب إلى عدن من الیمن فأتاه إبلیس فقال إنما أکلت النار قربان هابیل لأنه کان یعبدها فانصب أنت أیضا نارا تکون لک و لعقبک فبنى بیت نار و هو أول من نصب النار و عبدها و اتخذ أولاده آلات اللهو من الیراع و الطنبور و المزامیر و العیدان و انهمکوا فی اللهو و شرب الخمر و عبادة النار و الزنا و الفواحش حتى غرقهم الله أیام نوح بالطوفان و بقی نسل شیث.

[2]. “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya. dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (Qs. Al-Nisa [4]:1)

[3]. Tafsir al-Mizân, terjemahan Persia, jil. 4, hal. 236.  

[4]. Ilal al-Syarâ’i.

ابْنُ الْوَلِیدِ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ إِدْرِیسَ وَ مُحَمَّدٍ الْعَطَّارِ مَعاً عَنِ الْأَشْعَرِیِّ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ فَضَّالٍ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ إِبْرَاهِیمَ بْنِ عَمَّارٍ عَنِ ابْنِ نُوَیْهِ عَنْ زُرَارَةَ قَالَ سُئِلَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ ع کَیْفَ بَدَأَ النَّسْلُ مِنْ ذُرِّیَّةِ آدَمَ ع فَإِنَّ عِنْدَنَا أُنَاساً یَقُولُونَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَکَ وَ تَعَالَى أَوْحَى إِلَى آدَمَ ع أَنْ یُزَوِّجَ بَنَاتِهِ مِنْ بَنِیهِ وَ إِنَّ هَذِهِ الْخَلْقَ کُلَّهُمْ أَصْلُهُ مِنَ الْإِخْوَةِ وَ الْأَخَوَاتِ قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ ع سُبْحَانَ اللَّهِ وَ تَعَالَى عَنْ ذَلِکَ عُلُوّاً کَبِیراً یَقُولُ مَنْ یَقُولُ هَذَا إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ جَعَلَ أَصْلَ صَفْوَةِ خَلْقِهِ وَ أَحِبَّائِهِ وَ أَنْبِیَائِهِ وَ رُسُلِهِ وَ الْمُؤْمِنِینَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِینَ وَ الْمُسْلِمَاتِ مِنْ حَرَامٍ وَ لَمْ یَکُنْ لَهُ مِنَ الْقُدْرَةِ مَا یَخْلُقُهُمْ مِنَ الْحَلَالِ وَ قَدْ أَخَذَ مِیثَاقَهُمْ عَلَى الْحَلَالِ وَ الطُّهْرِ الطَّیِّبِ وَ اللَّهِ لَقَدْ تَبَیَّنَت. 

[5]. Tauhid, hal. 277, hadis 2, Cetakan Teheran. Syarh Nahj al-Balâgha, Ibnu Maitsam, jil. 1, hal. 173; Al-Khishâl, jil. 2, hal. 652, hadis 54; Ibid, jil. 2, hal. 639, hadis 14; ibid, jil. 2, hal. 358, hadis 45. Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat indeks: Usia Manusia dalam Pandangan al-Qur’an dan Kitab Suci, Pertanyaan 516 (Site: 563) 

[6]. Diadaptasi dari Tafsir Nemune, jil. 3, hal. 244-249. Diadaptasi dari Tafsir al-Mizân, jil. 4, hal. 245-253, Cetakan Bunyad Allamah Thabathabai.

[7]. Silahkan lihat: Markaz Wahid Pâsukhgu be Soalât, Daftar Tablighat Islami. Pertanyaan: Bagaimana reproduksi keturunan manusia dapat melalui dua saudara pada awal penciptaan (Habil dan Qabil)?

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Hal-hal apa saja yang menyebabkan sebagian hadis tergolong menjadi hadis yang lemah?
    24838 Dirayah al-Hadits 2016/07/04
    Sebagian hal-hal yang menyebabkan hadis menjadi lemah adalah: 1. lemahnya sanad atau tidak adanya sanad. 2. Terputusnya rantai sanad 3. Bertentangan dengan al-Quran 4. Bertentangan dengan akal 5. Bertentangan dengan riwayat-riwayat mutawatir 6. Bertentangan dengan fakta-fakta sejarah 7. Mengalami distorsi ...
  • Demikian juga bersalaman dengan seorang wanita tua non-mahram?
    5617 Sebagian Hukum 2015/05/27
    Bersalaman dengan non-mahram tidak dibolehkan dan satu-satunya kriteria dalam masalah ini bukanlah daya tarik atau terpancing gejolak seksualnya. Beberapa Lampiran: Jawaban Marja Agung Taklid terkait dengan pertanyaan di atas adalah sebagai berikut: Ayatullah Agung Siistani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali): Tidak diperbolehkan. Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):
  • Apakah tidak terbakarnya Nabi Ibrahim As dalam api tidak bertentangan dengan hukum kausalitas?
    16426 Filsafat Islam 2011/01/02
    Kesebaban (illiyat) segala subyek atas subyek lainnya bergantung pada tipologi yang terdapat pada subyek pertama dan apabila tipologinya mengalami perubahan apakah melalui jalan natural atau adikodrati (i’jaz) maka secara natural ia tidak dapat menjadi sebab bagi subyek kedua.Dalam kisah Nabi Ibrahim, api juga dengan mukjizat Ilahi ...
  • Apakah irfan islami itu ada benarnya? Apakah ajaran inti irfan Islam tidak terpengaruh oleh pandangan-pandangan sufi?
    17170 Irfan Teoritis 2011/02/15
    Seseorang yang mencermati ayat-ayat al-Qur’an dan sabda-sabda Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya maka tanpa ragu ia akan mendapatkan hal-hal yang sublim dan jeluk dalam domain irfan dan juga adab-adab serta banyak aturan-aturan praktis dalam kaitannya dengan sair suluk irfani. Sebagai contoh, kita dapat menyebutkan ayat-ayat yang sehubungan dengan ...
  • Apakah memakan lobster, cumi-cumi dan kerang laut hukumnya haram?
    47729 Hukum dan Yurisprudensi 2009/12/12
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban deti ...
  • Apa saja yang menjadi ketentuan dan syarat-syarat talak khulu\' (gugat cerai) itu?
    33201 Hukum dan Yurisprudensi 2013/04/20
    Istri mengajukan gugatan cerai kepada suami karena tidak lagi tertarik dan tidak lagi menyukainya. Talak ini dapat diberlakukan setelah sang istri menyerahkan mahar atau harta lainnya kepada sang suami untuk menceraikannya. Talak seperti ini dalam fikih disebut sebagai talak khulu'.[1] Dengan ungkapan yang lebih ...
  • Apa makna dan hakikat sabar itu?
    26345 صبر 2013/11/27
    Sabar dalam bahasa berarti mengurung dan meletakkan jiwa dalam keterbatasan dan kesempitan.[1] Begitu pula sabar memiliki arti menahan diri dari menunjukkan kepanikan dan ketidaktenangan.[2] Dalam ilmu Akhlak, tentang kesabaran banyak makna yang dijelaskan: 1. Sabar adalah mendorong diri untuk melakukan amal ...
  • Tolong sebutkan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Abu Thalib As adalah orang beriman?
    13268 Sejarah Para Pembesar 2011/03/13
    Hadis yang disebutkan di atas adalah sebuah hadis marfu’ah (hadis yang lemah sanadnya) dan tidak memiliki nilai dari sisi sanad. Namun harap diperhatikan bahwa untuk menetapkan iman Abu Thalib kita tidak memerlukan riwayat ini secara khusus; karena terdapat banyak dalil yang menunjukkan iman Abu Thalib ...
  • Perbedaan Irfan teoritis dan Irfan praktis?
    12627 Irfan Teoritis 2009/09/22
    Terdapat dua makna yang digunakan dalam bidang Irfan praktis:Suluk itu sendiri dan segala perbuatan yang dilakukan. Ajaran-ajarannya yang mengandung tentang metode suluk. Irfan teoritis terkadang digunakan sebagai lawan kata dari makna pertama. Dan terkadang kebalikan dari makna kedua dari dua makna ...
  • Apa yang dimaksud bahwa gunung-gunung adalah pasak bumi sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an?
    20560 Ulumul Quran 2011/03/10
    Dalam literatur-literatur Islam disebutkan pelbagai tipologi dan ragam manfaat atas keberadaan gunung-gunung. Di antaranya bahwa gunung-gunung tersebut laksana pasak yang tertancap di atas permukaan bumi dan laksana timbangan-timbangan yang menyeimbangkan bumi. Keberadaan gunung-gunung tersebut dan tersebarnya gunung-gunung tersebut di sana-sini di atas permukaan bumi telah ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262654 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    247280 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230750 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    216054 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    177010 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172086 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168759 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    159306 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141993 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134802 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...