Please Wait
Hits
9206
9206
Tanggal Dimuat:
2007/02/27
Ringkasan Pertanyaan
Apakah membaca doa-doa tertentu seperti doa ‘Ahd akan memberikan manfaat khusus jika membacanya kurang atau melebihi dari yang sudah ditentukan?
Pertanyaan
Apabila seseorang membaca doa ‘Ahd dan ia belum menggenapkan hingga 40 hari atau doa apa saja yang jumlah dibacanya sudah ditentukan namun ia meninggal dunia terlebih dahulu, apa yang akan terjadi? Apakah membaca doa ‘Ahd kurang dari 40 hari mempunyai manfaat khusus?
Jawaban Global
Setiap amal perbuatan baik mempunyai dua sisi kebaikan: kebaikan perbuatan itu sendiri dan kebaikan pelaku (niat yang benar dan tulus). Artinya perbuatan akan dikabulkan Allah Swt jika pekerjaan itu dilakukan dengan benar dan niatnya pun karena Allah dan untuk menggapai keridahaan Allah Swt.
Dalam riwayat sangat ditegaskan tentang pentingnya niat dalam suatu pekerjaan dan hal itu diperkenalkan sebagai spirit amal. Boleh jadi seorang Mukmin telah niat untuk mengerjakan sesuatu tapi tidak berhasil mengamalkannya, apabila niatnya benar dan benar-benar berniat untuk melakukan perbuatan itu, berdasarkan riwayat yang berasal dari para Imam Maksum, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran perbuatan itu dan khasiat atas amal perbuatan itu.
Sehubungan dengan doa Ahd, apabila seseorang dengan niat ikhlas membacanya dan sebelum mengamalkan (secara sempurna) ia meninggal dunia maka Allah Swt akan memberikan khasiat dan ganjaran atas doa yang dibacanya itu. Dalam doa-doa mustahab seperti ini, membaca doa tersebut dalam jumlah yang banyak (berulang-ulang) akan menambah pahala dan ganjaran.
Dalam riwayat sangat ditegaskan tentang pentingnya niat dalam suatu pekerjaan dan hal itu diperkenalkan sebagai spirit amal. Boleh jadi seorang Mukmin telah niat untuk mengerjakan sesuatu tapi tidak berhasil mengamalkannya, apabila niatnya benar dan benar-benar berniat untuk melakukan perbuatan itu, berdasarkan riwayat yang berasal dari para Imam Maksum, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran perbuatan itu dan khasiat atas amal perbuatan itu.
Sehubungan dengan doa Ahd, apabila seseorang dengan niat ikhlas membacanya dan sebelum mengamalkan (secara sempurna) ia meninggal dunia maka Allah Swt akan memberikan khasiat dan ganjaran atas doa yang dibacanya itu. Dalam doa-doa mustahab seperti ini, membaca doa tersebut dalam jumlah yang banyak (berulang-ulang) akan menambah pahala dan ganjaran.
Jawaban Detil
Dalam syariat Islam setiap amal perbuatan mempunyai dua sisi yang menjadi syarat dikabulkannya amal itu, dua sisi itu:
Pertama, amal perbuatan itu sendiri harus merupakan amal perbuatan yang benar, seperti menolong orang lain, membaca doa dan lain sebagainya.
Kedua, amal dan perbuatan baik tersebut harus didasari dengan niat yang benar seperti apabila seseorang membaca doa, maka harus dengan niat semata-mata demi untuk menggapa ridha Allah Swt, bukan untuk dipuji oleh masyarakat.
Bagian pertama merupakan kebaikan perbuatan (husn fi’li) dan bagian kedua disebut kebaikan pelaku (husn fā’ili) yang juga disebut sebagai kebaikan niat. Pada dasarnya Islam sangat menegaskan tentang niat dan kedudukannya dalam terkabulkannya sebuah amal perbuatan. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Amal perbuatan itu tergantung dari niat.”[1]
Dari para Imam yang lain pun banyak riwayat tentang hal ini yang menjelaskan peran niat dalam nilai amal perbuatan itu sendiri. Dari Imam Shadis As dari Nabi Muhammad Saw bersabda, “Niat seorang Mukmin lebih baik dari amal perbuatannya.”[2]
Allamah Majlisi dalam menafsirkan riwayat ini mengutip dari Imam Baqir As yang bersabda, “Sebabnya adalah karena mereka banyak meniatkan amal perbuatan baik namun mereka tidak berhasil menjalankannya.”[3] Artinya keluasan niat seorang Mukmin untuk mengerjakan kebaikan lebih jauh cakupannya dari pada amal pekerjaan itu sendiri. Boleh jadi seseorang hendak mengerjakan sesuatu atau misalnya ia ingin membaca doa ‘Ahd selama 40 hari[4] atau akan menyedekahkan hartanya dengan jumlah tertentu, walaupun ia tidak mengetahui akan waktu meninggalnya dan pada waktu sekarang ia tidak mempunyai uang sejumlah itu, namun apabila ia berniat bersungguh-sungguh, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran kepadanya sebanyak pahala yang akan ia terima walaupun ia tidak (belum) melakukan amal perbuatan itu karena Allah Swt Maha Pemurah.
Imam Shadiq As bersabda, “Hamba fakir berkata: Tuhanku karuniakan kepadaku harta benda sehingga aku akan berinfak kepada orang-orang fakir, karena Allah Maha Mengetahui akan niat yang dimiliki hamba itu dan mengetahui bahwa ia berniat dengan benar, maka Allah memberi pahala kepadanya dengan pahala itu karena Allah Swt Maha Pemurah”[5]
Sudah barang tentu apabila manusia ketika berdoa mempunyai niat untuk mengerjakan amal perkerjaan itu, walaupun ia tidak mengerjakan kebajikan itu, atau ia baru melaksanakan sejumlah kecil dari pekerjaan itu kemudian ia meninggal atau ia tidak bisa mengerjakan kebaikan itu karena hal-hal tertentu, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya dan pasti membaca secara berulang-ulang doa ini merupakan sebuah kebaikan dan suatu amal yang mulia dan akan mendatangkan pahala semakin banyak, walaupun pengamalan suatu hal akan lebih baik jika sesuai dengan anjuran yang ada.
Salah satu doa yang memiliki arti yang sangat dalam dan sangat dianjurkan untuk dibaca adalah doa Ahd Imam Zaman Afz. Terkait dengan doa Ahd ini, Imam Shadiq As bersabda barang siapa yang membaca doa itu sebanyak 40 kali di waktu subuh maka ia akan termasuk menjadi penolong Qaim (Imam Mahdi) kami dan apabila ia meninggal sebelum kemunculan Imam Zaman Afs, maka Allah Swt akan mengeluarkannya dari kuburan dalam keadaan berkhidmat kepada Imam Zaman Afs. Doa ini juga termasuk dalam kaidah itu dan sesuai dengan hadis-hadis yang ada di atas, apabila seseorang niat bahwa selama 40 hari akan membaca doa ‘Ahd namun karena sesuatu hal ia tidak bisa membacanya, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran membaca doa itu kepadanya.” [iQuest]
Pertama, amal perbuatan itu sendiri harus merupakan amal perbuatan yang benar, seperti menolong orang lain, membaca doa dan lain sebagainya.
Kedua, amal dan perbuatan baik tersebut harus didasari dengan niat yang benar seperti apabila seseorang membaca doa, maka harus dengan niat semata-mata demi untuk menggapa ridha Allah Swt, bukan untuk dipuji oleh masyarakat.
Bagian pertama merupakan kebaikan perbuatan (husn fi’li) dan bagian kedua disebut kebaikan pelaku (husn fā’ili) yang juga disebut sebagai kebaikan niat. Pada dasarnya Islam sangat menegaskan tentang niat dan kedudukannya dalam terkabulkannya sebuah amal perbuatan. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Amal perbuatan itu tergantung dari niat.”[1]
Dari para Imam yang lain pun banyak riwayat tentang hal ini yang menjelaskan peran niat dalam nilai amal perbuatan itu sendiri. Dari Imam Shadis As dari Nabi Muhammad Saw bersabda, “Niat seorang Mukmin lebih baik dari amal perbuatannya.”[2]
Allamah Majlisi dalam menafsirkan riwayat ini mengutip dari Imam Baqir As yang bersabda, “Sebabnya adalah karena mereka banyak meniatkan amal perbuatan baik namun mereka tidak berhasil menjalankannya.”[3] Artinya keluasan niat seorang Mukmin untuk mengerjakan kebaikan lebih jauh cakupannya dari pada amal pekerjaan itu sendiri. Boleh jadi seseorang hendak mengerjakan sesuatu atau misalnya ia ingin membaca doa ‘Ahd selama 40 hari[4] atau akan menyedekahkan hartanya dengan jumlah tertentu, walaupun ia tidak mengetahui akan waktu meninggalnya dan pada waktu sekarang ia tidak mempunyai uang sejumlah itu, namun apabila ia berniat bersungguh-sungguh, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran kepadanya sebanyak pahala yang akan ia terima walaupun ia tidak (belum) melakukan amal perbuatan itu karena Allah Swt Maha Pemurah.
Imam Shadiq As bersabda, “Hamba fakir berkata: Tuhanku karuniakan kepadaku harta benda sehingga aku akan berinfak kepada orang-orang fakir, karena Allah Maha Mengetahui akan niat yang dimiliki hamba itu dan mengetahui bahwa ia berniat dengan benar, maka Allah memberi pahala kepadanya dengan pahala itu karena Allah Swt Maha Pemurah”[5]
Sudah barang tentu apabila manusia ketika berdoa mempunyai niat untuk mengerjakan amal perkerjaan itu, walaupun ia tidak mengerjakan kebajikan itu, atau ia baru melaksanakan sejumlah kecil dari pekerjaan itu kemudian ia meninggal atau ia tidak bisa mengerjakan kebaikan itu karena hal-hal tertentu, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya dan pasti membaca secara berulang-ulang doa ini merupakan sebuah kebaikan dan suatu amal yang mulia dan akan mendatangkan pahala semakin banyak, walaupun pengamalan suatu hal akan lebih baik jika sesuai dengan anjuran yang ada.
Salah satu doa yang memiliki arti yang sangat dalam dan sangat dianjurkan untuk dibaca adalah doa Ahd Imam Zaman Afz. Terkait dengan doa Ahd ini, Imam Shadiq As bersabda barang siapa yang membaca doa itu sebanyak 40 kali di waktu subuh maka ia akan termasuk menjadi penolong Qaim (Imam Mahdi) kami dan apabila ia meninggal sebelum kemunculan Imam Zaman Afs, maka Allah Swt akan mengeluarkannya dari kuburan dalam keadaan berkhidmat kepada Imam Zaman Afs. Doa ini juga termasuk dalam kaidah itu dan sesuai dengan hadis-hadis yang ada di atas, apabila seseorang niat bahwa selama 40 hari akan membaca doa ‘Ahd namun karena sesuatu hal ia tidak bisa membacanya, maka Allah Swt akan memberikan ganjaran membaca doa itu kepadanya.” [iQuest]
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar