Advanced Search
Hits
15133
Tanggal Dimuat: 2012/02/14
Ringkasan Pertanyaan
Apakah mengetahui takdir akan bermanfaat bagi manusia atau merugikannya?
Pertanyaan
Apakah jika semua manusia mengetahui takdir mereka sendiri akan menguntungkan mereka atau malah merugikannya?
Jawaban Global

Terkadang sebagian dari kejadian-kejadian dan pelbagai peristiwa mendatang yang dapat mengalami perubahan akan hadir atau tersingkap bagi seseorang dalam suatu kondisi-kondisi seperti mimpi dan selainnya yang perkara ini tidak lain merupakan sebuah kehendak Ilahi dan terdapat suatu hikmah di balik itu.

Akan tetapi, jika seseorang yang semestinya beramal sesuai dengan tanggung jawabnya dan berupaya mengenal hakikat dirinya sendiri namun dikarenakan rasa penasarannya akan masa depannya dan khususnya usahanya ini semata-mata muncul dari rasa takut dan harapan terhadap keadaan-keadaan masa depan materi dan duniawinya, maka sesungguhnya ia telah menipu dirinya sendiri dan pengetahuan-pengetahuan tentang hal-hal yang tersingkap itu sama sekali tidak akan bermanfaat bagianya.

Karena dari satu sisi dengan memandang masalah takdir, maka hal itu akan semakin mengarah kepada kecenderungan terjebak dalam gubangan Determinisme (keterpaksaan lawan dari ikhtiar) dan semakin mempersempit wilayah kehendaknya (irâdah), dan dari sisi yang lain, sikap seperti ini dengan sendirinya bertentangan dengan semangat penyerahan diri (taslim) serta bertolak belakang dengan kesempurnaan spiritual manusia.

Jawaban Detil

Secara umum qadha dan qadar Ilahi yang walaupun bersumber dari Tuhan, namun tidak lepas dari pengaruh ikhtiar dan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia itu sendiri serta merupakan sebuah “ruang” dan “koridor” yang mempersiapkan kesempatan dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan bagi manusia sedemikian sehingga dengan mengenal hakikat dirinya ia akan berupaya meniti jalan ke puncak kesempurnaannya.

Kasih sayang, cinta, keberkahan, dan kenikmatan yang hadir dalam berbagai aspek kehidupan setiap orang sesungguhnya merupakan rahmat Tuhan yang telah diprogram bertujuan mensucikan, membentuk, dan mendidik manusia untuk mencapai puncak kebahagiaannya. Dari satu sisi, kesemuanya itu juga merupakan cerminan dan refleksi dari perbuatan-perbuatan baik dan buruk yag dilakukan oleh manusia supaya menjadi bahan tafakkur, ibrah, dan pelajaran yang mesti dihadapi dan diambil oleh setiap orang.    

Masa depan manusia merupakan hasil dari pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatannya pada masa lampau dan masa kini, walaupun perkara ini juga tidak lepas dari ribuan sebab-sebab yang begitu rumit dan tidak mudah untuk diperhitungkan termasuk beragam tingkatan amal-amal, pikiran-pikiran, dan keinginan-keinginan. Dan dari sisi yang lain, setiap pikiran dan perbuatan bisa mengubah “program yang telah ditentukan” ini.

“Lembaran terjaga” (lauh mahfuzh) dan “lembaran penghapusan dan penetapan” (lauh mahwu dan itsbat) yang ditegaskan oleh ajaran agama adalah berhubungan dengan suatu realitas ini bahwa setiap manusia dalam setiap detiknya bisa mengubah takdir barunya untuk dirinya sendiri. Rahmat, rahim, taufik, dan kasih sayang Tuhan tidak lain adalah memberikan ruang dan membuka jalan bagi pencapaian manusia ke jenjang dan tujuan tertinggi.

Dalam hal ini sebagian manusia berupaya mendapatkan informasi tentang masa depan dan keuntungan apa yang diperoleh bagi seseorang dengan mengetahui takdirnya. Ujian yang sebenarnya akan terjadi ketika manusia secara alami mengetahui hasil-hasil dari apa yang dikerjakannya bukan melalui cara ramalan dan lain sebagainya.

Dari sisi lain kita mengetahui bahwa pengetahuan tentang takdir yang pasti merupakan bagian dari ilmu Ilahi. Tidak sembarang dan setiap orang dapat memahami takdir ini. Namun sebagian kejadian dan konsekuensi masa depan yang sebenarnya merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan kondisi-kondisi yang ada akan nampak dan hadir bagi seseorang itu dalam bentuk mimpi dan yang selainnya, tapi ini juga karena kehendak dan izin Ilahi yang pasti ada hikmah dibaliknya.

Jika seseorang yang semestinya beramal sesuai dengan apa yg diwajibkan atasnya dan berupaya memahami secara mendalam hakikat dirinya sendiri serta mengharmonisasikan dirinya dengan takdir tertinggi yang telah ditentukan oleh Tuhan bagi semua manusia, namun ia malah mengikuti rasa penasarannya untuk berusaha mengetahui perkara-perkara tantang takdirnya, khususnya jika upayanya itu didasarkan pada harapan dan rasa takut tentang keadaan-keadaan masa depan materi dan duniawinya, maka orang seperti ini sesungguhnya telah menipu dirinya sendiri dan apa-apa yang ia ketahui tentang takdirnya sedikitpun tidak akan memberikan manfaat bagi dirinya sendiri.

Dalam perkara khusus, seseorang bisa mengetahui sebagian takdir-takdir kehidupannya melalui ilham dan pengetahuan para wali Tuhan yang sesungguhnya bertujuan memberikan hidayah dan membangun kehidupannnya secara positif. Hal ini sebenarnya sama seperti mengungkapkan suatu kenyataan dan fakta yang teramalkan bahwa seseorang dengan ikhtiarnya sendiri dan pengesahan Ilahi niscaya melakukan hal yg diketahuinya itu, dan demikian, ia berupaya meraih apa yang telah diketahuinya itu dengan iradahnya sendiri dan keyakinan yang kuat. Jika perkara yang ada ini (perkara yg diketahui oleh seseorang melalui ilham dan semacamnya) berada di jalan Tuhan, maka akan sangat membantu manusia untuk membangun dirinya secara positif. Namun, ketika seseorang tidak menyesuaikan dirinya di jalan Ilahi dan semata-mata terpengaruh oleh keinginan-keinginan internalnya sendiri serta hanya ingin mengetahui kejadian-kejadian apa yang akan datang, maka niscaya ia akan mengalami kebingungan dan kesulitan dalam beramal, dan yang akan ia peroleh dari upayanya untuk mengetahui tentang masa depan hanya suatu kebohongan dan ramalan semata.

Di samping itu, ikhtiar, kehendak (irâdah), dan usahanya akan melemah (yang berujung pada terjebaknya dalam paham keterpaksaan), dan pada akhirnya dikarenakan dirinya sudah tidak berkehendak lagi maka akan terjebak dalam arus gelombang yang akan membawanya ke manapun mengalir.

Seorang yang beriman kepada Tuhan, yang telah menyerahkan kehendaknya sepenuhnya kepada Tuhan dan segenap upayanya diarahkan di jalan ketaatan kepada Tuhan, satu-satunya informasi dan pengetahuan penting yang ingin diketahuinya adalah keridhahan dan ketidakridhaan Tuhannya yang juga bergantung kepada hubungannya dengan Tuhan, maqam kedekatannya, kesabaran, keridhaan, dan penyerahan dirinya kepada Tuhan.

Namun kecenderungan untuk memperoleh informasi tentang takdir melalui jalan-jalan yang beragam (seperti ramalan, perdukunan, dan yang sejenisnya), umumnya akan dialami oleh orang-orang yang lebih menekankan perkara-perkara duniawi dalam kehidupannya. Sementara bagi hamba-hamba hakiki Tuhan, berhasil tidaknya meraih perkara-perkara duniawi adalah hal yang tidak penting. Kesesatan lain yang umumnya akan dialami oleh orang-orang seperti ini adalah melemahnya iradah dan ikhtiar yang berakibat pada keterjebakannya dalam permainan para pembohong-pembohong yang mendapatkan keuntungan duniawi dari adanya kecenderungan-kecenderungan itu. [iQuest]  

Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang Qadha, Qadar, dan Takdir kami persilahkan Anda untuk melihat, Pertanyaan 1903 pada site ini.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...