Please Wait
Hits
7822
7822
Tanggal Dimuat:
2014/09/07
Ringkasan Pertanyaan
Apakah manusia dapat melihat kondisi jasadnya setelah ia wafat?
Pertanyaan
Apakah benar,ketika seseorang wafat, ruh nya melihat keadaan jasad nya?
Jawaban Global
Berdasarkan sebagian riwayat yang ada, ruh manusia setelah terpisahnya dari badan dan tatkala dikebumikan, memiliki pengawasan atas badan serta mengetahui apa yang terjadi pada badan. Rasulullah Saw dalam hal ini bersabda:
«... وَ الَّذِی نَفْسِی بِیَدِهِ لَوْ یَرَوْنَ مَکَانَهُ وَ یَسْمَعُونَ کَلَامَهُ لَذَهَلُوا عَنْ مَیِّتِهِمْ وَ بَکَوْا عَلَى نُفُوسِهِمْ حَتَّى إِذَا حُمِلَ الْمَیِّتُ عَلَى نَعْشِهِ رَفْرَفَ رُوحُهُ فَوْقَ النَّعْشِ وَ هُوَ یُنَادِی یَا أَهْلِی وَ وُلْدِی لَا تَلْعَبَنَّ بِکُمُ الدُّنْیَا کَمَا لَعِبَتْ بِی جَمَعْتُهُ مِنْ حِلِّهِ وَ مِنْ غَیْرِ حِلِّهِ وَ خَلَّفْتُهُ لِغَیْرِی فَالْمَهْنَأُ لَهُ وَ التَّبِعَاتُ عَلَیَّ فَاحْذَرُوا مِنْ مِثْلِ مَا نَزَلَ بِی»
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sekiranya (manusia) melihat kedudukan mayit dan mendengarkan ucapannya maka ia akan lalai atas kematiannya sendiri dan menangis atas dirinya sendiri. Bahkan tatkala mayit diangkat dan kerandanya dibawa, ruhnya terbang di atas badannya dan berseru, “Wahai sanak keluarga dan kerabatku! Jangan biarkan dunia mempermainkanmu. Saya mengumpulkan uang halal dan haram lalu meninggalkannya untuk kalian. Kenikmatan (dan pemanfaatan harta itu) untuk kalian sementara perhitungannya untukku. Maka takutlah atas apa yang tengah menimpaku.”[1] [iQuest]
«... وَ الَّذِی نَفْسِی بِیَدِهِ لَوْ یَرَوْنَ مَکَانَهُ وَ یَسْمَعُونَ کَلَامَهُ لَذَهَلُوا عَنْ مَیِّتِهِمْ وَ بَکَوْا عَلَى نُفُوسِهِمْ حَتَّى إِذَا حُمِلَ الْمَیِّتُ عَلَى نَعْشِهِ رَفْرَفَ رُوحُهُ فَوْقَ النَّعْشِ وَ هُوَ یُنَادِی یَا أَهْلِی وَ وُلْدِی لَا تَلْعَبَنَّ بِکُمُ الدُّنْیَا کَمَا لَعِبَتْ بِی جَمَعْتُهُ مِنْ حِلِّهِ وَ مِنْ غَیْرِ حِلِّهِ وَ خَلَّفْتُهُ لِغَیْرِی فَالْمَهْنَأُ لَهُ وَ التَّبِعَاتُ عَلَیَّ فَاحْذَرُوا مِنْ مِثْلِ مَا نَزَلَ بِی»
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sekiranya (manusia) melihat kedudukan mayit dan mendengarkan ucapannya maka ia akan lalai atas kematiannya sendiri dan menangis atas dirinya sendiri. Bahkan tatkala mayit diangkat dan kerandanya dibawa, ruhnya terbang di atas badannya dan berseru, “Wahai sanak keluarga dan kerabatku! Jangan biarkan dunia mempermainkanmu. Saya mengumpulkan uang halal dan haram lalu meninggalkannya untuk kalian. Kenikmatan (dan pemanfaatan harta itu) untuk kalian sementara perhitungannya untukku. Maka takutlah atas apa yang tengah menimpaku.”[1] [iQuest]
[1]. Hasan bin Muhammad Dailami, A’lâm al-Din fi Shifât al-Mu’minin, hal. 346, Qum, Muassasah Alu al-Bait Alaihim al-Salam, Cetakan Pertama, 1408 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar