Please Wait
9467
Syukur atas sebuah karunia merupakan salah satu topik yang mempunyai kedudukan khusus pada literatur-literatur hadis.[1] Manusia yang beriman dan berketuhanan disebabkan oleh makrifat dan pengenalan yang benar kepada Allah Swt dan penciptanya, maka ia akan menyatakan syukur kepada-Nya.
Mengingat bahwa manusia seperti ini senantiasa melaksanakan kewajiban IIahinya dan pasrah total di hadapan segala kejadian entah itu baik atau buruk dan mereka tergolong sebagai orang-orang yang berjalan pada jalan kesempurnaan dan jalan menuju Allah Swt.
Imam Husain As pada waktu petang hari Tasu’a (kesembilan bulan Muharam), mengucapkan syukur dan puji-pujian kepada Allah Swt dalam keadaan senang dan duka di hadapan sahabatnya. Pada saat ini, Imam Husain bertutur lirih, “Ahmaduhu ‘ala sarra wa dharra”[2] Aku akan senantiasa memuji-Nya dalam kondisi suka atau duka.
Para sahabat Imam Husain As juga mengucapkan syukur dan pujian kepada Allah Swt karena mereka telah mendapat taufik untuk menolong Imam Husain As dan akan menemui kesyahidan bersama Imamnya. “Alhamdulillahi ladzi akramna binusrika wa syarrafna bil qatli ma’aka”[3] Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan kami dengan menolongmu dan menghormati kami dapat berperang denganmu.”
Tragedi kebangkitan Asyura walaupun dari satu sisi merupakan musibah yang sangat tragis namun dari sisi yang lain merupakan nikmat besar bagi agama Islam dan kaum Muslimin karena berkat pengorbanan darah Imam Husain As dan sahabatnya, Islam telah terselamatkan dari penyimpangan.
Saat itu, Islam telah mengalami penyimpangan karena ulah Bani Umayah dan keluarga Abu Sofyan, khususnya Yazid. Dan segala sesuatu yang diinginkan oleh Yazid dan kelompoknya atas nama agama ditelan mentah-mentah oleh masyarakat dan diberikan kepada masyarakat. Kesyahidan Imam Husain As merupakkan pengorbanan yang mampu mencegah terjadinya penyelewengan besar tersebut dalam dunia Islam dan hal ini patut untuk disyukuri.
Oleh karena itu, menurut hemat kami bahwa musibah itu adalah nikmat yang telah diberikan Allah Swt kepada manusia dan dari sisi inilah revolusi Karbala merupakan nikmat yang tiada tara dari Allah Swt bagi kaum Muslimin terkhusus Syiah karena revolusi ini merupakan teladan dalam menempuh jalan kehidupan, mempertahanan kebenaran dan memerangi musuh. Karena itu, kita patut bersyukur kepada Allah Swt atas karunia ini. [iQuest]
Pertanyaan ini tidak Memiliki Jawaban Detil
[1] . Silahkan lihat, Kulaini, al-Kâfi, jil. 2, hal. 94, Bab Syukur, Dar al-Kitâb Islamiyah, Tehran, 1365 S.
[2] . Abdurazaq Muqaram, Maqtal al-Husain, hal. 212, Muasasah Khurasan lil Mathbu’at, 1426 H.