Advanced Search
Hits
21827
Tanggal Dimuat: 2011/08/16
Ringkasan Pertanyaan
Apa hubungan yang terjalin antara akhlak dan tawakkal?
Pertanyaan
Hubungan apa saja yang terjalin antara akhlak dan tawakkal?
Jawaban Global

Akhlak bermakna sebuah sifat dan karakter yang dimiliki secara inheren (malakah) dalam jiwa manusia. Malakah adalah sebuah sifat yang merasuk dan bersemayam pada ruh dan jiwa manusia sehingga pelbagai perbuatan yang dilakukan manusia, efek dan perbuatan tersebut dilakukan secara otomatis dan tanpa harus berpikir sesuai dengan sifat tersebut.  

Dalam sebuah pembagian universal, akhlak terbagi menjadi dua “fadhilat” (pelbagai keutamaan) dan “radzilat” (pelbagai keburukan).

Adapun tawakkal yang merupakan salah satu keutamaan akhlak dan moral bermakna penyandaran seorang hamba kepada Allah Swt dan penyerahan segala urusan kepada-Nya. Tawakkal sejati kepada Tuhan tidak menjadi penghalang berperantara kepada sebab-sebab yang ada. Karena Allah Swt sendiri berfirman untuk berperantara pada sebab-sebab namun dengan tetap bertawakkal kepada-Nya.

Dengan demikian, tawakkal adalah salah satu obyek (mishdaq) dan merupakan salah satu keutamaan moral.

Jawaban Detil

Akhlak secara Leksikal:

Akhlak merupakan kata jamak dan plural dari khu-lu-q dan khu-l-q. Dua kata ini bermakna sebuah sifat dan karakter yang dimiliki secara inheren (malakah) dalam jiwa manusia. Malakah adalah sebuah sifat yang merasuk dan bersemayam pada ruh dan jiwa manusia sehingga pelbagai perbuatan yang dilakukan manusia, efek dan perbuatan tersebut dilakukan secara otomatis dan tanpa harus berpikir sesuai dengan sifat tersebut.

Misalnya tatkala sifat rendah hati dan tawadhu telah hadir dalam diri manusia hingga tingkatan inheren, maka secara otomatis orang yang memiliki sifat tawadhu ini pada tempatnya yang proporsional akan berlaku tawadhu kepada siapa pun.

Akhlak boleh jadi bersifat positif yang kita sebut sebagai keutamaan (fadhilat) dan mungkin saja bercorak negatif yang kita sebut sebagai keburukan (radzilat). Karena itu,  akhlak bermakna kumpulan sifat-sifat terpuji (fadhâil) dan tidak terpuji (radzail) yang dimiliki secara inheren dalam diri manusia.[1]

Harap diperhatikan bahwa khulq dan akhlak merupakan masalah kondisi dan bentuk kejiwaan manusia. Bukan masalah amalan dan perbuatan. Karena akhlak adalah kondisi dan kekuatan internal manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan baik atau buruk. Perbuatan-perbuatan dengan demikian merupakan produk akhlak bukan akhlak itu sendiri. Atas dasar itu, apabila seseorang memiliki secara inheren sifat pemurah, namun karena beberapa alasan seperti fakir atau halangan-halangan lainnya, tidak memiliki kemampuan untuk memberi, maka ia tetap disebut sebagai orang yang pemurah. Sebagaimana orang-orang yang tidak memiliki ruh untuk memberi namun biar diketahui dan dikenal orang maka ia berderma. Orang seperti ini tidak dapat disebut sebagai orang yang pemurah.

Pada dasarnya, pelbagai kondisi baik atau buruk secara kebetulan yang menyebabkan manusia melakukan sebuah perbuatan maka hal tersebut tidak dapat disebut sebagai khulq (singular dari akhlak). Khulq adalah  sebuah kondisi yang menghujam dan tertanam secara kokoh dalam ruh manusia dan merupakan kondisi-kondisi permanen yang bersemayam dalam diri manusia.[2]

 

Definisi Tawakkal

Salah satu konsep umum dalam akhlak islami yang menyoroti sebuah sifat kejiwaan dan penjelas hubungan khusus antara manusia dan Tuhan disebut sebagai tawakkal. Tawakkal, merupakan sebuah kedudukan di antara pelbagai kedudukan para salik kepada Allah Swt dan sebuah makam dari makam-makam para ahli tauhid serta merupakan tingkatan tertinggi derajat ahli yakin.[3]

Tawakkal adalah penyandaran dan kemantapan hati seorang hamba dalam segala urusan kepada Allah Swt. Menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt dan bersandar sepenuhnya kepada daya dan kekuatan Allah Swt.[4]

Rasululah Saw bersabda, “Aku bertanya kepada Jibril, “Apakah tawakkal itu?” Ia menjawab, “Pengetahuan terhadap kenyataan ini bahwa makhluk tidak akan mendatangkan kerugian juga tidak mendatangkan keuntungan dan bahwa Anda tidak menaruh harapan terhadap apa yang ada di tangan manusia. Tatkala seorang hamba sudah seperti ini maka ia tidak akan bekerja selain untuk Allah Swt dan tidak berharap kepada selain Allah Swt. Kesemua ini merupakan hakikat dan rahasia tawakkal.[5]

Sifat mulia ini akan dapat diperoleh apabila manusia tatkala mengerjakan sesuatu di alam eksistensial ini maka ia harus memandangnya dari sisi Allah Swt dan tiada satu pun kekuatan yang berkuasa kecuali kekuatan-Nya. Tiada daya dan kekuatan selain melalui-Nya. Apabila seseorang benar-benar memiliki keyakinan seperti ini maka dalam dirinya ia bersandar kepada Allah Swt dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya.[6]

Akan tetapi hal ini merupakan tingkatan tertinggi tawakkal. Tawakkal memiliki beberapa tingkatan:

A.    Selemah-lemah derajat tawakkal adalah bahwa manusia penyandaran manusia kepada Tuhan seperti penyandaran kepada wakil dalam kasus peradilan yang dihadapi. Dalam tingkatan ini, yang paling menonjol adalah memandang bagaimana urusannya dapat segera selesai.

B.    Kondisi medium: Tidak mengenal selain Allah dan tidak berlindung kepada selain-Nya. Seperti ketergantungan BALITA kepada ibunya. Dan hal ini merupakan derajat pertengahan tawakkal.

C.    Derajat tertinggi tawakkal adalah sebuah kondisi dimana seseorang melihat dirinya seratus persen bergantung kepada Allah Swt laksana seorang mayat di hadapan orang yang memandikannya.[7]

 

Poin yang harus mendapat perhatian adalah bahwa tawakkal kepada Allah Swt tidak menjadi penghalang berperantara kepada sebab-sebab; karena dunia material adalah dunia sebab-akibat. Setiap ada dan tiada, eksisten dan non-eksisten memiliki sebab naturalnya masing-masing. Namun seluruh sebab ini berujung dan berakhir pada satu Sebab dan Sumber Pertama. Seluruh sebab dan akibat ini mengerjakan segala tugasnya sesuai dengan titah dan perintah Allah Swt.

Dalam pembahasan tauhid, salah satu bagian dari tauhid adalah tauhid af’al (perbuatan-perbuatan Tuhan) yang bermakna bahwa manusia muwahhid (yang mengesakan Tuhan), pada seluruh keberadaannya meyakini hanya satu entitas yang berkuasa dan berpengaruh bernama Tuhan yang mempengaruhi seluruh sebab dan akibat yang ada.

Tawakkal kepada Allah Swt dan mencari pertolongan kepadanya merupakan cabang dari tauhid af’al dimana seorang yang bertawakkal memandang bahwa hanya Tuhanlah yang menjadi pemberi pengaruh hakiki di setiap ruang dan waktu.

Tawakkal sebagai salah satu tipologi terpuji dan utama disebutkan pada ayat-ayat dan riwayat yang akan kita singgung sebagian darinya di sini sebagai contoh:

Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Qs. Al-Maidah [5]:23)

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Qs. Ali Imran [3]:159)

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya. (Qs. Al-Thalaq [65]:3)

Imam Baqir As bersabda, “Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah Swt tidak akan terdominasi dan barang siapa yang berlindung kepada Allah Swt tidak akan pernah kalah.[8] Imam Ali As bersabda, “Tawakkal kepada Allah Swt media penyelamat dari segala jenis keburukan dan terjaga dari segala jenis musuh.”[9]

Dari apa yang diuraikan di atas menjadi jelas bahwa tawakkal merupakan salah satu sifat utama akhlak dan salah satu obyek (mishdâq) akhlak. Dan demikianlah hubungan antara akhlak dan tawakkal. [IQuest]

 

 



[1]. Muhsin Gharawiyan, Falsafeh-ye Akhlak az Didgah-ye Islam, hal. 11, Muassasah Farhanggi Yamin, Cetakan Kedua, 1380 S.

 

[2]. Mahdi Naili Pur, Behesyt-e Akhlak, jil. 1, hal. 28, Intisyarat-e Muassasah Hadhrat Wali Ashr, Cap Khane Syariat, Qum, 1385 S.

 

[3]. Mahdi Naili Pur, Behesyt-e Akhlak, jil. 1, hal. 28, Intisyarat-e Muassasah Hadhrat Wali Ashr, Cap Khane Syariat, Qum, 1385 S dan jil. 2 hal. 701.

 

[4]. Mulla Ahmad Naraqi, Mi’raj al-Sa’adah, hal. 758, Intisyarat Hijrat, Cetakan Kedelapan, Qum, 1381 S.

Silahkan lihat, Indeks No. 99 (Site: 2385), Jawaban Global.

 

[5]. Mulla Ahmad Naraqi, Mi’raj al-Sa’adah, hal. 758, Intisyarat Hijrat, Cetakan Kedelapan, Qum, 1381 S dengan sedikit perubahan.

 

[6]. Mulla Ahmad Naraqi, Mi’raj al-Sa’adah, hal. 758, 764 dan 765 Intisyarat Hijrat, Cetakan Kedelapan, Qum, 1381 S.

 

[7]. Mirza Husain Nuri, Mustadrak al-Wasail, jil. 2, hal. 288, Muassasah Ali al-Bait li Ihya al-Turats, Cetakan Pertama, 1408 H.

 

[8].  

 

[9]. Sayid Hamid Husaini, Muntakhab Mizan al-Hikmah, bab Tawakkal, Muassasah Ilmi wa Farhanggi Dar al-Hadits, 1385.

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...