Please Wait
Hits
5635
5635
Tanggal Dimuat:
2013/11/26
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa mihrab sebagian masjid itu berada di bawah atau lebih rendah dari posisi makmum?
Pertanyaan
Salam. Di sebagian masjid posisi mihrab itu berada di bawah (dilobangi) sehingga posisi imam jamaah harus turun melalui tangga menuju mihrab. Sebabnya apa?
Jawaban Global
Salah satu syarat sahnya salat berjamaah adalah posisi makmun tidak boleh lebih rendah dari posisi imam jamaah.[1] Karena itu di sebagian masjid untuk melaksanakan arahan fikih seperti ini, pada waktu bersambungnya shaf-shaf ke halaman atau tempat-tempat lain di masjid yang lebih berada pada posisi lebih rendah, sehingga mihrab dibangun seukuran tertentu dan ditempatkan di bawah tanah.
Untuk mengingatkan bahwa sebab adanya hukum seperti ini adalah beberapa riwayat[2] yang dinukil dari para Imam Maksum As dan boleh jadi hikmahnya adalah supaya imam tetap bersikap merendah kepada para makmum dan supaya masalah ini tidak membuat posisi imam jamaah pada posisi yang tinggi dan menyimpang dalam ibadah dengan para makmum. [iQuest]
Untuk mengingatkan bahwa sebab adanya hukum seperti ini adalah beberapa riwayat[2] yang dinukil dari para Imam Maksum As dan boleh jadi hikmahnya adalah supaya imam tetap bersikap merendah kepada para makmum dan supaya masalah ini tidak membuat posisi imam jamaah pada posisi yang tinggi dan menyimpang dalam ibadah dengan para makmum. [iQuest]
[1] Fadhil Langkarani, Muhammad, Ahkam Jawānān, hal. 135, Masalah 332, Amir Qalam, Qum, Cetakan 35, 1427 H.
[2] Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali, Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 1, hal. 387, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kedua, 1413 H.
«سُئِلَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ(ع) عَنِ الْإِمَامِ يُصَلِّي وَ خَلْفَهُ قَوْمٌ أَسْفَلُ مِنَ الْمَوْضِعِ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ قَالَ إِنْ كَانَ الْإِمَامُ عَلَى شِبْهِ الدُّكَّانِ أَوْ عَلَى أَرْفَعَ مِنْ مَوْضِعِهِمْ لَمْ تَجُزْ صَلَاتُهُمْ وَ إِنْ كَانَ أَرْفَعَ مِنْهُمْ بِإِصْبَعٍ أَوْ أَكْثَرَ أَوْ أَقَلَّ إِذَا كَانَ الِارْتِفَاعُ بِقَطْعِ سَيْلٍ وَ إِنْ كَانَتِ الْأَرْضُ مَبْسُوطَةً وَ كَانَ فِي مَوْضِعٍ مِنْهَا ارْتِفَاعٌ فَقَامَ الْإِمَامُ فِي الْمَوْضِعِ الْمُرْتَفِعِ وَ قَامَ مَنْ خَلْفَهُ أَسْفَلَ مِنْهُ وَ الْأَرْضُ مَبْسُوطَةٌ إِلَّا أَنَّهَا فِي مَوْضِعٍ مُنْحَدِرٍ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَ سُئِلَ فَإِنْ قَامَ الْإِمَامُ أَسْفَلَ مِنْ مَوْضِعِ مَنْ يُصَلِّي خَلْفَهُ قَالَ لَا بَأْسَ بِهِ وَ قَالَ ع إِنْ كَانَ الرَّجُلُ فَوْقَ بَيْتٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ دُكَّاناً كَانَ أَوْ غَيْرَهُ وَ كَانَ الْإِمَامُ يُصَلِّي عَلَى الْأَرْضِ وَ الْإِمَامُ أَسْفَلَ مِنْهُ كَانَ لِلرَّجُل أَنْ يُصَلِّيَ خَلْفَهُ وَ يَقْتَدِيَ بِصَلَاتِهِ وَ إِنْ كَانَ أَرْفَعَ مِنْهُ بِشَيْءٍ كَثِيرٍ»
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar